KEBAJIKAN ( De 德 ) - Banyak orang yang takut kalau-kalau perbuatan baik yang mereka lakukan justru membawa bencana. Bukankah sering kita mendengar pepatah sinis ini, “Perbuatan baik akan membawa celaka.”
Namun
kisah di bawah ini merupakan contoh jelas bahwa yang terjadi sering kali
berlawanan sepenuhnya.
Pada suatu larut malam, aku melewati sebuah jalan remang-remang, ketika mendadak terdengar jeritan-jeritan tertahan dari balik segerombolan semak. Aku berhenti dengan terkejut dan memasang telinga. Rasa panikku timbul ketika menyadari bahwa yang kudengar itu adalah suara orang yang sedang bergumul dengan geraman berat, gerakan meronta yang panik, dan bunyi pakaian yang dirobek. Seorang wanita sedang diserang, hanya beberapa meter dari tempatku berdiri.
Mestikah aku melibatkan diri? Aku takut memikirkan keselamatanku sendiri. Dalam hati aku meyumpah-nyumpah, kenapa memilih rute lain untuk pulang kali ini. Bagaimana kalau aku menjadi korban? Apakah sebaiknya aku mencari telepon terdekat dan menghubungi polisi?
Meski kelihatannya sangat lama, pergulatan batinku sebenarnya hanya berlangsung beberapa detik, tapi teriakan-teriakan wanita itu sudah semakin lemah. Aku tahu aku mesti bertindak cepat. Bagaimana mungkin aku pergi begitu saja? Tidak. Akhirnya aku membulatkan tekad. Aku tak bisa begitu saja meninggalkan wanita tak dikenal ini, meski itu berarti aku mempertaruhkan hidupku sendiri.
Aku bukan laki-laki pemberani, juga tidak atletis. Entah darimana aku memperoleh semangat dan kekuatan fisik itu – tapi begitu aku membulatkan tekad untuk membantu wanita tersebut, mendadak aku merasakan perubahan. Aku lari ke balik semak-semak itu dan menarik si penyerang dari atas tubuh si wanita.
Mestikah aku melibatkan diri? Aku takut memikirkan keselamatanku sendiri. Dalam hati aku meyumpah-nyumpah, kenapa memilih rute lain untuk pulang kali ini. Bagaimana kalau aku menjadi korban? Apakah sebaiknya aku mencari telepon terdekat dan menghubungi polisi?
Meski kelihatannya sangat lama, pergulatan batinku sebenarnya hanya berlangsung beberapa detik, tapi teriakan-teriakan wanita itu sudah semakin lemah. Aku tahu aku mesti bertindak cepat. Bagaimana mungkin aku pergi begitu saja? Tidak. Akhirnya aku membulatkan tekad. Aku tak bisa begitu saja meninggalkan wanita tak dikenal ini, meski itu berarti aku mempertaruhkan hidupku sendiri.
Aku bukan laki-laki pemberani, juga tidak atletis. Entah darimana aku memperoleh semangat dan kekuatan fisik itu – tapi begitu aku membulatkan tekad untuk membantu wanita tersebut, mendadak aku merasakan perubahan. Aku lari ke balik semak-semak itu dan menarik si penyerang dari atas tubuh si wanita.
Kami berguling-guling di tanah dan bergumul selama beberapa menit, sampai kemudian si penyerang melompat bangkit dan melerikan diri. Sambil terengah-engah aku berdiri dan mendekati si wanita yang bersembunyi di balik pohon sambil menangis. Dalam kegelapan, aku hampir-hampir tak bisa melihat sosoknya, tapi aku bisa merasakan syok yang dialaminya.
Karena tak ingin membuat ia semakin ketakutan, semula aku hanya berbicara dari jauh padanya. “tak apa,” kataku, berusaha menenangkannya. “Orang itu sudah pergi. kau aman sekarang.”
Lama suasana hening, kemudian kudengar wanita itu berkata dengan terheran2 dan tak percaya,
Karena tak ingin membuat ia semakin ketakutan, semula aku hanya berbicara dari jauh padanya. “tak apa,” kataku, berusaha menenangkannya. “Orang itu sudah pergi. kau aman sekarang.”
Lama suasana hening, kemudian kudengar wanita itu berkata dengan terheran2 dan tak percaya,
“Dad, kaukah itu?” Lalu dari balik pohon itu melangkah putri bungsuku, Katherine.
Dengan memutuskan untuk mempertaruhkan hidupnya demi seorang wanita tak dikenal, si ayah akhirnya malah menyelamatkan putrinya sendiri.
Dan dalam tekadnya untuk menolong sesama, si ayah
mendadak memperoleh kekuatan dan semangat yang menakjubkan. Dalam
keadaan biasa, ia takkan sanggup mengumpulkan kekuatan fisik untuk
melawan si pemerkosa.
Tapi karena tekadnya yang begitu besar, ia bisa
menarik kekuatan entah darimana. Kita mempunyai berbagai kemampuan yang
tidak kita sadari. Karena bertekad untuk berbuat baik pada sesamanya,
pria ini jadi melakukan hal yang luar biasa bagi dirinya sendiri!
Salam kebajikan
Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar