|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 25 Mei 2015

Di Manakah Makam Genghis Khan

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Baru-baru ini, tim arkeolog berhasil menemukan struktur yang hilang, yang digunakan oleh Genghis Khan dan pasukannya untuk melakukan sejumlah penaklukkannya yang terkenal. Namun, meskipun antusiasme terus berdatangan dari para peneliti seluruh penjuru dunia tentang sisa-sisa kekuasaan Mongolia kuno, tempat peristirahatan terakhir dari sang penakluk besar itu justru masih terus menjadi misteri.

Legenda mengatakan bahwa 2.000 orang saksi yang kembali dari pemakaman Genghis Khan semuanya dibunuh untuk menjaga kerahasiaan tempat peristirahatan sang panglima perang, seperti dituturkan oleh National Geographic. Apakah cerita ini benar atau tidak, kita mungkin tidak pernah mengetahuinya.

Namun pada kenyataannya, setelah puluhan tahun pencarian dengan biaya yang tidak sedikit, dan bahkan dengan teknologi pencitraan satelit modern saat ini, tempat peristirahatan terakhirnya tetap misteri.

Temujin

Temujin, atau yang lebih dikenal sebagai Genghis Khan, bermakna “besi”, dan nama itu terasa berarti sepanjang hidupnya seiring dengan penaklukkan Mongolia di hampir seluruh Dunia Timur selama awal abad ke-12 hingga ke-13.

Lahir pada 1162, Temujin akhirnya membangun sebuah kerajaan yang akan membentang dari Samudra Pasifik hingga wilayah Hungaria di Eropa Timur. Kerajaan ini menjadi yang terbesar yang pernah ada di dunia, dan seperti Alexander Agung yang membuka jalan bagi Dunia Barat, Temujin juga turut membentuk budaya Timur menjadi seperti sekarang ini,.

Tidak seperti Alexander Agung yang wilayah kekuasaannya segera jatuh dengan cepat pasca kematiannya, ketika Genghis Khan jatuh dari kudanya pada usia 65 tahun dan tewas pada tahun 1227, kerajaan Mongolia masih tetap bertahan dalam waktu yang lama. Bahkan, kerajaannya diturunkan hingga dua generasi terbesar yang kemudian berada di bawah pemerintahan cucunya, Kubilai Khan (1260-1295).

Bangsa Mongol cepat beradaptasi dari suku nomaden menjadi administrator sebuah kerajaan. Kerajaan Mongol secara resmi berganti nama menjadi Dinasti Yuan pada 1271, setelah menaklukkan seluruh Daratan Tongkok. Di bawah Kubilai Khan, dinasti pertama yang menempatkan Beijing sebagai ibukotanya itu menganut pemerintahan ala Kaisar Tiongkok terdahulu.

Di tengah efek positif menyatukan benua dan membangun jalur perdagangan dan budaya baru, para tentara Mongolia terus meninggalkan jejak berdarah di seluruh daerah yang sekarang dikenal sebagai Rusia, Mongolia, dan Republik Rakyat Tiongkok. Pada puncaknya, mereka bahkan akan mengancam Jerman di Eropa Timur, dan pada saat yang sama berusaha untuk menaklukkan Jepang yang berada di sisi lain dari kerajaan mereka.

Jejak berdarah ini berguna untuk memudahkan mereka dalam unifikasi dan administrasi, yang selamanya juga telah mengubah kawasan Asia secara keseluruhan.

Pencarian

 
Sejak kematian Genghis Khan, masih sedikit penggalian arkeologi yang dilakukan di Mongolia dibandingkan dengan Timur Tengah. Bahkan, jika berbicara dalam hal arkeologi, masih banyak yang tak terungkap di wilayah Mongolia.

Saat ini, Mongolia menampilkan budaya yang sangat kaya dan berkembang, sehingga kadang-kadang sulit untuk mendapatkan izin melakukan penggalian di sana karena pelestarian dan tradisi yang berakar kuat di wilayah tersebut. Selain itu juga terdapat keyakinan dari bangsa Mongol bahwa menggali mayat yang telah dikubur dapat membawa kehancuran jiwa, seperti dituturkan oleh National Geographic.

Pada tahun 2001, arkeolog dari University of Chicago, AS, menemukan sebuah tanah pemakaman berdinding dengan 60 makam dan kuburan yang belum digali. “Ini adalah penemuan menarik karena terletak di dekat beberapa peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan Genghis Khan,” ujar John Woods, profesor sejarah Iran dan Asia Tengah Universitas Chicago kepada National Geographic.

Lokasi ini termasuk tempat kelahiran Genghis Khan dan Great Kuriltai, dimana 20.000 orang mengakuinya sebagai Khan dari segala Khan, dan penguasa dari “semua yang tinggal di tenda”.

Sampai saat ini, makam Temujin tidak pernah dikonfirmasi di antara 60 makam yang digali ini, yang terletak sekitar 200 mil timur laut dari Ibukota Mongolia, Ulan Bator.

Beberapa lusin mil jauhnya terdapat makam lain, yang Woods percaya merupakan makam 100 tentara Genghis Khan yang kehilangan nyawa mereka saat menjaga tempat peristirahatan terakhir dari sang pemimpin besar rahasia.

Sayangnya, tidak jelas apakah Woods pernah mendapat izin dari kantor perdana menteri untuk menggali situs itu lebih dalam.

Ekspedisi Kravitz dan Woods telah melakukan pencarian selama hampir satu dekade setelah tim peneliti Jepang menghabiskan jutaan dollar untuk mencari makam yang hilang itu. Pada tahun 1993, para peneliti Jepang dilarang melakukan pencarian lagi setelah jajak pendapat di Ulan Bator menyebutkan bahwa proyek tersebut tidak disukai warga sekitar, menurut laporan NBC News.

Pada tahun 2007, sebuah tim peneliti Jepang-Mongolia menemukan istana Jengis Khan. Terhampar di atas padang rumput, sisa-sisa istana terletak 150 mil sebelah timur dari Ulan Bator. Kepala proyek ini adalah Shinpei Kato, profesor emeritus di Universitas Kokugakuin Tokyo.

Pada awal Maret tahun ini, sebuah tim peneliti Jepang menemukan benteng Mongolia milik pemimpin Mongol sekitar 550 mil bagian barat dari Ulan Bator. Situs ini awalnya sebuah kastil dan berubah menjadi kubu militer di bawah pemerintahan Khan, yang ditugaskan untuk mengonversinya pada 1212.

“Kami berharap penemuan ini akan sangat berguna dalam memastikan sejarah peradaban Mongolia antara abad ke-13 dan ke- 14,” kata Koichi Matsuda, profesor emeritus sejarah Kerajaan Mongolia di Osaka International University kepada International Business Times.

Perburuan makam Temujin yang hilang masih terus dilakukan, meskipun di tengah kemunduran dan pencarian yang sia-sia. Sementara itu, penemuan penting lainnya masih terus bermunculan. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar