|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 30 Juni 2015

Sejak Putraku Meninggal, 7 'Malaikat Penjaga' Inilah yang Menghibur Laraku

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Kehilangan putra semata wayang pastilah memberi rasa duka dan lara yang mendalam. Hal ini yang dirasakan oleh seorang ibu bernama Sheng Ru-zhi. Sebelas tahun lalu, putranya Zhang Kai meninggal karena penyakit leukimia. Sejak saat itu, hidupnya berubah. Beruntung Sheng memiliki tujuh sosok "malaikat penjaga".

Dilansir dari shanghaiist.com, Zhang didiagnosis menderita leukimia tahun 2001 lalu. Sejak saat itu, tujuh sahabat Zhang sering datang bergantian untuk merawat Zhang dan ibunya. Sampai ketika Zhang akhirnya berpulang tahun 2004, tinggallah Sheng seorang diri. Namun, ketujuh sahabat Zhang yang sedari awal sudah sering membesuk dan datang berkunjung tetap menemani Sheng.

"Saya merasa kesepian sekali saat itu," ujar Sheng. "Sampai akhirnya ketujuh anak itu datang ke rumah dan hidup saya kembali berwarna," tiga hari setelah meninggalnya Zhang, ketujuh sahabat Zhang datang kembali ke rumahnya dan sampai sekarang masih sering berkunjung dan merawat Sheng.

Sahabat Zheng
Tujuh sahabat Zhang itu sudah seperti malaikat penjaga Sheng. Sebelas tahun lamanya Sheng tetap bisa hidup bahagia. Sebagian sahabat Zhang sudah ada yang lulus kuliah. Ada juga yang sudah menikah dan punya anak. "Mereka sudah seperti anak-anak saya sendiri," kata Sheng.

Saat badai salju tahun 2008 lalu, Li Fei (salah satu sahabat Zhang) datang ke rumah Sheng dan berkata, "Di luar sangat licin, jadi tetaplah di rumah. Kalau kekurangan bahan makanan, hubungi aku dan aku akan mengantarkannya ke sini." Li kini sudah bekerja dan berumah tangga. Kepada istri dan anaknya, Li berpesan agar mereka mau meluangkan waktu untuk mengunjungi Sheng.

Kemudian ketika terjadi gempa bumi tahun 2008, ketika semua tetangga sudah meninggalkan gedung apartemen, Sheng masih terjebak di dalam kamarnya dan putus asa. Tiba-tiba Fu (sahabat Zhang yang lain) datang, "Ibu, saya di sini," katanya lalu mengajak Sheng menginap bersama keluarganya di mobil.

Sahabat Zheng
Tahun 2012, ketika pemerintah mengambil alih apartemen Sheng dan memindahkannya ke gedung baru, tujuh "malaikat penjaga" Sheng mengumpulkan uang untuk biaya renovasi rumah Sheng. Tiga bulan lamanya selama renovasi, Sheng tinggal di rumah Fu.

Ketika media lokal ingin lebih menyorot tujuh sahabat Zhang tersebut, Fu dan yang lainnya tak mau banyak bicara. Mereka bersikukuh kalau apa yang mereka lakukan untuk ibunda Zhang bukanlah apa-apa. "Merawat ibu Zhang adalah tanggung jawab semua orang," jelas Fu. "Sepuluh atau bahkan 20 tahun lagi kami akan terus merawatnya."

Sungguh baik sekali ya ketujuh sahabat Zhang ini. Meski sibuk dan sudah mandiri dengan kehidupan masing-masing, mereka tetap meluangkan waktu merawat dan menjenguk Sheng. What an inspiring story!. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar