|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 06 Juli 2015

Nasi Basi

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Seorang pengusaha kaya raya mati meninggalkan kedua putranya. Ayah mereka meninggalkan banyak sekali kekayaan dan beberapa perusahaan. Sebelum meninggal, ayahnya sempat menuliskan sepucuk surat untuk kedua anaknya.

" Anak-anakku yang kucintai, suatu saat kelak, kalian akan mewarisi kekayaanku . Pergunakanlah dengan bijaksana, periharalah dengan baik barang-barang yang kau miliki, perbaiki barang-barang yang rusak, belilah yang memang kau butuhkan. Dengan begitu, kekayaan yang kalian miliki akan tetap terperihara.

Apa yang kalian miliki sekarang adalah hasil dari masa lalu yang bisa kalian nikmati. Namun ,janganlah kalian cuma menikmati nasi-nasi basi yang telah busuk. Janganlah berhenti untuk melakukan hal-hal bijak kepada orang lain, janganlah berhenti untuk belajar dan janganlah menjadi sombong dan tinggi hati dengan apa yang telah kalian miliki.

Dengan demikian , kalian akan menikmati nasi-nasi yang baru matang, yang sangat lezat untuk kalian nikmati. Kesuksesan hari ini bukan berarti besok kita akan tetap meraih sukses lagi . Tanpa kesiapan dan perjuangan lebih keras maka kesuksesan sulit kita pertahankan." Demikianlah isi surat peninggalan ayah mereka sebelum wafat. 

Suatu hari, kedua kakak dan adik ini bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan sang ayah beserta bisnis dan perusahaan ayah mereka.

Waktu berlalu..kakak adik tersebut mengalami proses jatuh bangunnya kehidupan. Dengan kesuksesan dan kekayaan yang dimiliki, sang kakak melupakan pesan sang ayah. Ia lupa daratan dan menjadi sombong. Ia bergaul dengan teman-teman palsu yang menjerumuskan. 

Sang kakak juga tidak merawat barang-barang yang dimilikinya dan terlalu boros untuk membeli barang-barang yang tidak di butuhkan. Sampai suatu hari, komplek perusahaan yang ia miliki terbakar habis. Selain itu, ia ditipu oleh teman-teman semunya, yang kemudian mengambil alih bisnisnya.

Di lain pihak, sang adik selalu ingat pesan ayahnya. Surat itu ia bingkai dan ia taruh di meja kantornya. Ketika ia menjalani kehidupan normalnya, ia sering merenungi pesan ayahnya, menulisnya di secarik kertas untuk ditaruh di meja makan, sehingga saat ia sedang makan dengan mudah ia akan mengingat NASI BASI.

Sang adik memimpin perusahaan dengan sangat baik , ia bersikap baik kepada bawahan dan bersikap hormat kepada mereka yang lebih tua. Setiap hari libur, ia selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi panti-panti sosial untuk memberikan sumbangan kepada mereka yang membutuhkan.

Ketika ada orang yang memerlukan bantuan, tak segan sang adik mengulurkan tangan untuk membantu, siapapun itu orangnya. Selain itu sang adik trus belajar meningkatkan diri dan merawat dengan baik baang-barang yang dimilikinya. " NASI BASI " telah memberinya pelajaran tak ternilai dan menjadikannya pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Cerita diatas menggambarkan kenyataan sesungguhnya dalam hidup ini. Kekayaan yang kita miliki, kecantikan atau ketampanan, kekuatan fisik ataupun kecerdasan intelektual yang kita miliki saat ini hanyalah hasil "Tabungan" karma baik pada masa lalu, perbuatan kita yang berbuah pada masa sekarang ini.

Apabila kita hanya terus menguras" Tabungan " kita tanpa pernah menambahnya lagi, tentu saja suatu saat tabungan kita akan habis, yang di ibaratkan "NASI BASI" yang telah busuk dan tidak dapat dimakan lagi. Oleh karena itu,marilah kita terus menambah " Tabungan " kebajikan kita setiap hari agar kita dapat terus menikmati nasi - nasi baru setiap hari dan seterusnya.  Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar