|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 29 Juni 2016

Arti Sebuah Tanggung Jawab

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Banyak sekali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, kejadian nyata tentang penelantaran seorang anak.

Setiap saat kita "disuguhkan" oleh berita mengenai kasus aborsi atau anak bayi yang dibuang ibunya ataupun anak-anak kecil yang disiksa oleh orang tuanya.

Diantara bayi yang baru lahir, ada yang selamat dan diasuh oleh keluarga yang tidak memiliki ikatan saudara dengan si bayi. Namun sebagian besar dari mereka, bayi polos tanpa dosa, harus berakhir tragis, meninggal diantara kerumunan semut-semut merah.

Tiada seorang pun yang lahir di dunia ini dapat memilih berasal dari rahim seorang Ibu yang miskin atau kaya, Ibu yang kejam atau penyayang. Semuanya merupakan kodrat Sang Pencipta.

Semua orang harus belajar untuk bisa menerima kenyataan dilahirkan dalam kondisi apapun dan oleh siapapun.

Bersyukurlah atas keberadaan hidup kita, sebab perjuangan seorang Ibu dalam mengandung dan melahirkan seorang anak bukanlah pekerjaan yang gampang, nyawa adalah taruhannya.

Kita juga harus mensyukuri nikmat terlahir dari seorang Ibu yang begitu mencintai dan menyayangi diri kita sejak kecil hingga saat ini.

Tidak sedikit orang mengalami kehidupan pilu yang sangat jauh dari suasana keluarga harmonis yang penuh cinta kasih.

Alkisah ada sebuah kisah nyata yang sangat menarik untuk kita renungkan mengenai "Arti Sebuah Tanggung Jawab"....

Ada seorang pemuda yang tampan dan pintar memutuskan untuk meninggalkan isterinya yang sedang hamil demi menikah dengan wanita lain yang dia anggap lebih cantik, lebih kaya, lebih terhormat dan lebih segala-galanya dari sang isteri.

Singkat cerita...

17 tahun berlalu dan pemuda tersebut berhasil meraih kesuksesan hidup menjadi seorang jaksa yang terkenal. Namun, pernikahannya yang kedua dengan isteri barunya memiliki masalah yaitu mereka tidak dikaruniai seorangpun anak.

Suatu hari...

Sang jaksa terhormat bertemu dengan seorang gadis muda yang begitu mirip dengan dirinya. Timbul keyakinan dalam dirinya bahwa gadis muda tersebut adalah anak kandungnya.

Beliaupun mulai melakukan segala cara untuk mendapatkan anak gadis tersebut. Sang jaksa berusaha merebut sang buah hati dari mantan isterinya.
Dia membawa kasus tersebut hingga ke pengadilan...

Awalnya gadis muda tersebut, tidak mengetahui bahwa jaksa terkenal itu adalah ayahnya.
Namun setelah diberitahu sang ibu, akhirnya gadis manis tersebut mengetahui jati dirinya yang sebenar-benarnya.

Sehari sebelum persidangan gadis tersebut menemui jaksa penuntut yang tak lain adalah ayahnya dan mengatakan : "Seandainya aku adalah biji mangga, ketika aku tumbuh menjadi pohon mangga tidaklah penting aku berasal dari pohon mangga yang mana. Tetapi yang terpenting bagiku adalah adanya orang yang merawat dan menyiramiku, dialah yang berhak atas aku."

Tak pelak jaksa itu pun terdiam seribu bahasa. Ucapan tegas dari sang gadis muda menyadarkan dia akan arti sebuah tanggung jawab.

Akhirnya dia membatalkan segala tuntutannya dan merelakan sang gadis untuk diasuh mantan isterinya.
Sobatku yang budiman...

Setelah membaca kisah nyata di atas, banyak diantara kita yang mendukung keputusan gadis muda tersebut.

Argumennya : Tidak pantas seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga kecilnya, ingin kembali mengambil hak mengasuh anak yang sudah disia-siakannya selama ini.

Namun tidak sedikit dari kita yang mencibir sang gadis yang tidak berbakti kepada ayahnya.

Argumennya : Apapun yang terjadi, ayah adalah orang tua biologis yang turut berperan dalam lahirnya seseorang di dunia ini.

Semuanya terserah kepada sudut pandang masing-masing...

Apa yang kita tabur, Itulah yang akan kita tuai...

Bertanggung jawablah dengan apa yang telah kita perbuat....Salam kebajikan #‎firmanbossini‬

Tidak ada komentar:
Write komentar