KEBAJIKAN ( De 德 ) - Sinchan memiliki seorang teman yang bernama Nobita yang malas pergi ke tempat ibadah. Jika sudah tiba saatnya, ketika diajak oleh Sinchan, maka Nobita pasti memiliki seribu satu alasan untuk menolaknya. Segala jenis penyakit mulai dari kaki, perut hingga kepala seperti bergantian mengantri menunggu giliran bersemayam di dalam tubuh Nobita sebagai alasan untuk menghindar.
Akhirnya, pada suatu saat, Sinchan berhasil "memaksa" Nobita pergi ke rumah ibadah. Walaupun awalnya menampilkan muka manyun, namun saat di dalam rumah ibadah, ternyata Nobita amat menikmati khotbah yang disampaikan salah seorang pemuka agama yang terkenal paling digemari umatnya.
Selain memiliki intonasi bicara yang baik, beliau paling sering menyelipkan cerita lucu dan candaan untuk menarik minat para umat. Alhasil, dari awal hingga akhir, semua umat mendengarkan khotbah dengan serius, termasuk Nobita.
Sepulangnya dari tempat ibadah, Nobita berkata dengan wajah berseri-seri : "Untunglah kamu mengajakku ke sini. Saya merasa senang dan bahagia. Ilmu agama dan keteguhan imanku semakin bertambah. Hatiku tenteram dan penuh kedamaian."
Sinchan : "Tuh kan... Makanya lain kali jika saya ajak, kamu tidak boleh menolak dengan alasan sakit ini atau sakit itu..."
Nobita : "Pasti dong. Mungkin minggu depan, justru saya yang duluan mengajak kamu..."
Mereka berdua tertawa dalam keriangan. Sinchan merasa bergembira berhasil mengajak Nobita untuk "bertobat".
Namun, ketika mereka berboncengan dan baru keluar dari areal pakir, motor yang mereka kendarain diserempet oleh sebuah angkot yang melaju dengan kencang. Mereka berdua terhempas ke aspal. Untunglah mereka hanya mengalami patah tulang dan tidak membahayakan jiwa. Namun demikian, mereka harus menjalani opname selama beberapa hari ke depan.
Di dalam kamar rumah sakit yang besar, hanya dihuni oleh mereka berdua.
Nobita : "Arghh... Gara-gara ikut kamu ke rumah ibadah, kita berdua mengalami kecelakaan. Coba kalau kamu tidak memaksa saya ikut, pasti musibah ini tidak akan terjadi..."
Sinchan : "Kamu tidak boleh berkata demikian. Segala musibah yang terjadi, jangan selalu dikaitkan dengan agama, rumah ibadah atau Tuhan. Dosa tau..."
Nobita masih ngeyel : "Pokoknya saya menyesal pergi ke sana. Gara-gara ini, saya harus tinggal di sini dan setelah keluar harus menggunakan tongkat. Pastinya saya merasa malu sekali..."
Sinchan : "Kamu tidak boleh menyalahkan Tuhan. Ambil saja hikmah dan pelajaran yang ada sebagai bahan pembelajaran hidup yang tidak bernilai..."
Nobita : "Belajar...belajar...!!! Enak saja kamu ngomong demikian. Mulai saat ini, kamu jangan lagi mengajak-ajak diriku. Jika kamu ingin pergi, silakan pergi saja sendiri..."
Sinchan hanya dapat menghela nafas panjang. Dalam hati Sinchan berdoa : "Oh Tuhan, maafkan dosa yang telah dilakukan oleh teman saya Nobita. Berilah penerangan dalam hidupnya. Yakinkanlah dirinya atas kekuasaan dan kebesaran-Mu Tuhan....."
Sobatku yang budiman...
Sepenggal cerita di atas merupakan cerminan pemikiran sebagian orang saat sedang mengalami ujian oleh Tuhan. Ujian dan cobaan itu membuat mereka "terjatuh" dan membiarkan keputusasaan membelenggu hidup mereka. Menyerah dan tidak mau berjuang lagi. Akhirnya mereka mundur dan menjauh dari Tuhan.
Hujatan demi hujatan segera dialamatkan kepada Sang Pencipta, "Sebelum mengikuti acara keagamaan, hidupku baik-baik saja. Gara-gara menjadi pengikut Tuhan, hidupku menjadi berantakan, kacau balau dan rezeki menjadi jauh dariku..."
Mereka selalu menyalahkan Tuhan atas semua musibah yang datang mendera. Mencoba menghakimi Tuhan, menjadikan Tuhan sebagai tersangka atas kejadian buruk yang muncul. Padahal sesungguhnya, hakim paling agung itu adalah Tuhan.
Manusia sering melupakan fakta bahwa Tuhan adalah penguasa alam semesta dan segala isinya. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan jika ingin berkehendak atas kehidupan manusia.
Tuhan selalu memiliki rencana indah di balik semua cobaan. Tuhan ingin kita selalu setia dan tetap berjalan di atas rel kebenaran. Tuhan ingin menguji ketaatan kita dalam kondisi apa pun. Tuhan ingin kita menjadi pribadi yang tangguh dalam sanggup menembus badai prahara dan berdiri kokoh dalam kemenangan.
Kita adalah umat yang dipercayai Tuhan untuk menyelesaikan ujian yang dihadirkan. Kita pasti sanggup melewati semuanya asalkan dilakukan dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan ketulusan.
Tuhan tidak akan memberikan ujian dan masalah yang melewati batas kemampuan manusia. Percayalah....!!! Salam kebajikan #firmanbossini
Tidak ada komentar:
Write komentar