KEBAJIKAN ( De 德 ) - Seorang pengusaha kaya bernama Jones, gemar memberikan sedekah kepada mereka yang membutuhkan, termasuk kepada pengemis A yang mampir ke rumah mewahnya. Selembar uang 50 ribu selalu dikeluarkan dari kantongnya untuk pengemis A. Sebuah nilai yang amat besar bagi seorang pengemis, namun teramat kecil bagi seorang pengusaha sukses yang memiliki banyak perusahaan beromset milyaran rupiah per bulan.
Sementara itu, pengemis B selalu memunta sedekah ke rumah Bapak Denny. Uang 5 ribu selalu dikeluarkan Bapak Denny untuk mereka yang meminta sedekah darinya. Bapak Denny adalah seorang penjual bakso keliling yang cuma beromset ratusan ribu per hari.
Lantas ketika kedua pengemis bertemu, mulailah mereka membanding-bandingkan hasil yang mereka peroleh. Menilai siapa yang lebih baik antara Bapak Jones, seorang pengusaha kaya atau Bapak Denny, seorang penjual bakso?
Pemgemis A : "Lihatlah... Bapak Jones, salah seorang pengusaha terkaya di sini, selalu memberikan sedekah 50 ribu. Beliau sangat baik dan berhati mulia. Bapak Jones bukanlah golongan manusia pelit atau kikir."
Pengemis B : "Pendapat kamu tidaklah sepenuhnya benar...."
Pengemis A : "Mengapa kamu mengatakan demikian? Lihatlah Bapak Denny yang menurut kamu dermawan namun hanya sanggup memberikan uang sepersepuluh dari yang saya terima yaitu sebesar 5 ribu saja. Dia itu pelit dan sangat berkira..."
Pemgemis B : "Jika kamu anggap 50 ribu sebagai nilai yang besar bagi kita, itu tidak salah. Namun bagi pengusaha kaya seperti Bapak Jones, uang sebesar itu hanya sepersekian dari hartanya. Kecil sekali dan hampir tidak berarti bagi beliau. Namun tidak demikian dengan Bapak Denny. Walaupun berharta sedikit, namun beliau ikhlas memberikan sedekah yang cukup besar, jika dibandingkan dengan harta kekayaan yang dimilikinya..."
Pengemis A : "Saya tidak mengerti maksud kamu..."
Pengemis B : " Saya berikan contoh sederhana berikut ini. Ada seorang kaya memiliki uang 5 juta, lalu memberikan sedekah 50 ribu. Ada seorang miskin memiliki uang 20 ribu, lantas memberikan sedekah 10 ribu rupiah. Menurut kamu, siapa yang lebih baik? Siapa yang lebih ikhlas dalam bersedekah?"
Pengemis A : "Tentunya si miskin..."
Pengemis B : "Loh, bukannya si orang kaya memberikan sedekah lebih banyak dari si orang miskin?"
Pengemis A : "Walaupun memiliki uang sedikit, namun orang miskin itu ikhlas memberikan sedekah yang lumayan besar untuk ukuran kemampuannya. Setengah dari uang miliknya. Jadi, jelas yang lebih baik itu si orang miskin..."
Pengemis B : "Nah, itulah yang saya maksudkan tadi. Walaupun sedekahnya lebih sedikit, namun Bapak Denny, seorang penjual bakso keliling, memiliki nilai keikhlasan lebih tinggi dari Bapak Jones, sang pengusaha kaya..."
Pengemis A : "Sekarang saya sudah mengerti. Terima kasih atas pencerahannya. Saya tidak boleh menilai pemberian seseorang dari jumlah yang diberikan lagi. Apalagi sampai memuji beliau secara berlebihan dan menghujat Bapak Denny sebagai orang yang pelit dan suka berkira..."
Sobatku yang budiman...
Manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya sering kali terperdaya oleh sesuatu yang terlihat oleh kasat matanya.
Memberikan pujian atas sesuatu yang banyak dan menghina atas sesuatu yang sedikit.
Memberi penghormatan yang luar biasa kepada mereka yang memberikan sedekah dalam jumlah fantastis dan mengabaikan atau menyepelekan mereka yang memberikan sedekah dalam jumlah yang minim. Padahal sesungguhnya nilai keikhlasan dari kedua kelompok itu tidaklah sama.
Untuk itu, marilah kita mengubah persepsi dan pandangan kita tentang sesuatu hal, jangan lagi menilai seseorang dari jumlah sedekahnya namun bandingkan juga nilai sedekahnya dengan harta yang dimilikinya.
Janganlah menilai seseorang dari berapa banyak harta yang dimilikinya, namun lihatlah bagaimana pengorbanan dan perjuangan yang telah dilakukannya hingga mencapai kondisi seperti saat ini.
Bijaksanalah dalam berpikir dalam memberikan penilaian terhadap miat baik seseorang...
Salam kebajikan #firmanbossini
Tidak ada komentar:
Write komentar