|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 05 September 2016

Kasus Aneh Dalam Sejarah Medis Di Thailand, Dokter Pun Tertegun Dibuatnya

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Di sebuah rumah sakit pemda di Thailand, kepala rumah sakit yang merangkap sebagai dokter spesialis rumah sakit tersebut menceritakan kisah nyata tentang pasiennya, sebuah cerita yang inspiratif dan sulit dipercaya.

Kepala rumah sakit itu mengatakan : “Sejak saya menjadi dokter, belum pernah saya temui dan tangani pasien dengan penyakit yang aneh seperti ini, dalam tempo tiga tahun, pasien ini telah melakukan 5 kali operasi, namun, operasi yang dilakukan justru semakin parah, hingga akhirnya, satu tangan dan kakinya harus diamputasi, menjadi manusia cacat dengan tangan dan kaki tunggal.”

Penyu malang yang dagingnya diiris dan dinikmati Wen Lai secara berangsur.
Pasien yang aneh ini bernama Wen Lai (samaran), suatu ketika jari tangannya digigit oleh seekor penyu. Awalnya ia anggap sepele, karena itu hanya diolesi obat untuk menghilangkan rasa sakitnya. Namun, setengah bulan kemudian, lukanya mulai infeksi dan bengkak serta nyeri yang tak tertahankan. Setelah diperiksa dokter, ternyata racun bakteri sudah meresap ke dalam persendian tulang, dan jari tangannya harus dipotong, kalau tidak maka racun akan makin menyebar, dan mengancam keselamatan jiwa. Akhirnya satu jari dipotong, tinggalah 9 jari.

Kurang dari enam bulan, Wen Lai bermain di tepi pantai. Namun, benar-benar sangat kebetulan, ia digigit lagi oleh seekor penyu di ruas jari kakinya. Beberapa hari kemudian, ruas kakinya pun mulai meradang bengkak dan sakit. Setelah dirontgen di rumah sakit, racun bakteri sudah meresap ke dalam persendian tulang, dan demi keselamatannya, jari kakinya harus dipotong.

Kurang dari setahun kemudian, jari tangan dan kakinya secara bersamaan mulai meradang, bengkak dan sakit. Kemudian kembali diperiksa di rumah sakit, wah… gawat! Ada racun kuman di dalam sendi tulangnya, dan kemungkinan bisa menyebabkan kanker, jadi telapak tangan dan telapak kakinya terpaksa harus dipotong. Pasien pun setuju untuk diamputasi, dan tinggal di rumah sakit selama lebih 20 hari, menjadi manusia dengan satu telapak tangan dan satu kaki.

Nasib malang yang dialami Wen Lai ini pun menjadi pembicaraan banyak orang, namun, hal-hal yang lebih aneh lagi kembali menimpanya, dan ini terdengar bak kisah dongeng yang fantastis.

Suatu hari, anak dari saudaranya pergi jadi biksu, Wen Lai pun ikut mengantarnya bersama orang lain. Malamnya, mereka menginap di vihara, tapi nasib sial selalu menimpa Wen Lai. Di antara puluhan orang yang tidur itu, ada seekor tikus yang justru menghampiri Wen Lai dan menggigit kaki bekas amputasi, gigitan tikus itu sontak membuatnya berteriak dan terbangun dari tidurnya karena kesakitan. Orang-orang mulai kasak-kusuk, bahwa tikus hanya menggigit sesuatu yang tidak bernyawa, siapa pun yang digigit oleh tikus pertanda orang itu tidak lebih dari sesosok mayat, yang sudah tidak memiliki roh, sehingga tikus baru berani datang menggigitnya.

Mendengar itu, Wen Lai menjadi takut dan gelisah, luka di tangan dan kaki buntungnya mulai timbul rasa sakit dan gatal. Ia pun kembali kerumah sakit, dan setelah pemeriksaan sinar X menunjukkan bahwa di tempat lukanya itu ada racun bakteri yang sudah menyebar ke persendian tulang, dan sama seperti hasil pemeriksaan terdahulu. Karena dikhawatirkan akan menyebabkan kanker, maka lengan dan kaki pahanya terpaksa harus diamputasi.

Selama 3 tahun sudah 5 kali dioperasi, kepala rumah sakit pun dibuat bingung, ini adalah peristiwa aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini membuat adik sepupunya mengumpulkan data-data Wen Lai yang diminta rumah sakit, untuk diteliti dan dianalisa lebih lanjut.

Wen Lai,adalah seorang petani berumur 43 tahun, merangkap sebagai pekerja bangunan. Sehari-hari suka menenggak minuman keras, sangat suka makan ikan tawar, terutama kura-kura atau penyu dan semacamnya. Wen Lai mendengar cerita, bahwa bila semasa hidup menyantap 10 hingga 20 ekor penyu, maka seumur hidup tidak akan menderita sakit pada persendian tulang atau terkena rematik dan bisa dijadikan obat penguat ginjal dan stamina. Karena itu, Wen Lai sering menyantap sepiring penuh daging penyu tumis cabai, ditemani sebotol minuman keras (arak putih), dan menikmatinya perlahan-lahan memenuhi hasrat perutnya.

Pada suatu hari, Wen Lai membeli seekor penyu yang besar seberat lebih dari 10 kg dipasar, dan dia sangat gembira seperti mendapatkan pusaka. Makanan yang nikmat dan langka ini harus dinikmati pelan-pelan jika tak habis dimakan, namun, karena tidak ada kulkas di rumah, Wen Lai merenung sejenak, dan mendapatkan 1 cara yang ganjil, yaitu penyu dimakan secara berangsur. Karena penyu merupakan hewan yang paling panjang umur dan tahan lama, sehingga jika tidak mengenai organ vital yang mematikan saat menyembelihnya, penyu ini biasanya mampu bertahan hidup sampai 1 tahunan. 

Sehubungan dengan cara makan Wen Lai yang unik ini, yaitu hanya mengiris daging sesuai dengan keinginannya pada saat itu, kemudian luka bekas irisan daging itu diolesi abu untuk menghentikan darah, dengan cara demikian, penyu itu pun bisa dinikmati secara berangsur selama 10 hari hingga setengah bulan lamanya, karena penyu masih hidup, dan baru habis disantapnya setelah kepala penyu itu terpenggal dari badannya.

Entah sudah berapa banyak penyu yang menjadi korban Wen Lai ini. Sudah banyak orang yang menasehatinya agar berhenti, karena cara seperti itu sangatlah kejam dan tidak ada hati nurani, nanti kena karmanya. Tapi, Wen Lai sama sekali tidak menggubrisnya, yang penting bisa menikmati lezatnya daging penyu yang segar. Hingga pada akhirnya Wen Lai mengalami sendiri badannya harus diamputasi secara berangsur juga, merasakan sakitnya dipotong, dan baru disadari olehnya ini adalah balasan hukum karma yang menimpanya, namun, penyesalan sudah terlambat.

Dalam catatan medisnya, kepala rumas sakit menulis sebuah kesimpulan : “Fakta balasan hukum karma yang tak terbayangkan dan tidak bisa dijelaskan secara medis!”  Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar