|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 05 September 2016

Kita Sendiri adalah Peramal yang Hebat

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Uvewe mengalami masa-masa tersulit dalam hidupnya. Selain mengalami putus cinta, Uvewe juga harus kehilangan pekerjaan karena perusahaanya mengalami krisis keuangan sehingga harus melakukan pemutusan kerja masaal.

Sahabatnya, Opekiu menjadi tempat dirinya mengadu. Setiap hari Opekiu berusaha untuk menghibur dan mengajak Uvewe keluar, sekadar untuk menghilangkan kepenatan pikirannya. Opekiu sendiri tidak dapat membantu apa-apa, karena dia sendiri adalah pegawai kantor dengan penghasilan yang tidak besar.

Suatu ketika Uvewe mengajak Opekiu pergi ke seorang peramal atau orang pintar untuk meramalkan kehidupannya.

Uvewe : " Saya bosan menghadapi kehidupan ini. Tabunganku sudah hampir habis, sementara saat ini saya masih belum memiliki pekerjaan. Saya mendengar, di pinggiran kota ada seorang peramal terkenal dan mampu mengubah nasib seseorang menjadi lebih baik..."

Opekiu : "Mengapa kamu sampai percaya dengan hal beginian?"

Uvewe : "Saya sudah capek... Surat lamaran pekerjaanku belum ada yang dibalas. Mau sampai kapan saya harus seperti ini? Kalau terus-terusan begini mungkin ke depannya saya bisa menjadi seorang pengemis jalanan..."

Opekiu : "Tampang kamu tidak cocok jadi pengemis. Tidak akan ada yang mau memberimu uang..."

Uvewe : "Jalan terakhir, saya pulang kampung saja. Membantu kedua orang tuaku mengurus ternak di sana..."

Opekiu : "Kamu sekarang bukan dirimu yang dulu. Saat ini kamu begitu rapuh dan mudah menyerah..."

Uvewe : "Makanya, temani saya ke paranormal... Ayo dong..."

Opekiu : "Sejujurnya saya tidak mau berurusan dengan yang demikian... Lebih baik kita minta pencerahan dan wejangan dari Opung Toba, seorang guru spiritual yang terkenal kearifannya..."

Uvewe masih ngotot : "Saat ini saya tidak membutuhkan nasehat. Yang saya perlukan adalah aksi nyata, sesuatu yang dapat mengubah hidupku menjadi lebih baik. Biasanya paranormal dapat memberikan solusi dan memberikan sesuatu benda untuk kita pegang..."

Opekiu : "Jimat...?"

Uvewe : "Sejenis itulah bro...."

Opekiu tidak setuju dengan keinginan Uvewe dan tetap menganjurkan pergi menjumpai Opung Toba. Akhirnya setelah berdebat sekian lama, Uvewe bersedia mengikuti arahan sahabat terbaiknya.

Saat tiba di kediaman Opung Toba, mereka disambut dengan penuh kehangatan oleh pria yang telah berumur lanjut, berjanggut dan beralis putih.

Uvewe menceritakan semua permasalahan hidupnya kepada Opung Toba. Beberapa kali anggukan kepala dari Opung Toba disertai tatapan mata penuh keramahan, sedikit menenangkan hati Uvewe.

Lantas Uvewe berkata : "Mohon bantulah diriku, Guru...."

Opung Toba : "Saya hanya mampu mendengar keluhanmu dan memberi nasehat agar engkau melangkah di jalan yang benar. Selanjutnya terserah kepada kamu, mau mengikuti atau tidak. Yang mampu menolong dirimu sendiri adalah kamu sendiri dengan ridho Sang Pencipta..."

Uvewe : "Bagaimana saya mampu menolong diriku sendiri, sementara saat ini saya tidak memiliki pekerjaan dan tabungan saya sudah mulai menipis?"

Opung Toba : "Anakku yang sedang galau... Pikiran kamu adalah penolongmu. Bukan materi atau sesuatu yang saat ini kamu miliki. Saat engkau menyerah, sesungguhnya kehidupan kamu akan berhenti. Jika demikian apa bedanya kamu dengan orang mati?"

Uvewe diam seribu bahasa mendengar kalimat Opung Toba, bagaikan menikam hingga ke ulu hatinya.

Opung Toba : "Kamu boleh bergantung kepada orang lain, namun sandaran utamamu adalah pikiranmu dan Tuhanmu. Merekalah yang akan mengangkat dirimu dari lembah keterpurukan. Setiap peristiwa yang terjadi pada dirimu, pastilah ada tujuan tersembunyi di dalamnya."

Opung Toba melanjutkan : "Jangan pedulikan pasanganmu yang telah berpaling dari sisimu. Tuhan pasti akan memberikanmu pasangan yang lebih baik darinya. Jangan cemaskan dirimu yang saat ini sedang tidak memiliki pekerjaan, mungkin peristiwa ini sebagai teguran Tuhan kepadamu untuk menjadi rendah diri, tidak sombong dan mengingatkan kamu untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Namun kamu tidak boleh patah semangat. Gali terus kemampuan yang kamu miliki. Jika bisa menulis, kirimkanlah tulisan kamu ke media cetak. Karyamu akan dibayar dengan pantas. Jika kamu memiliki kemampuan bernyanyi, mengamenlah dan kamu akan dibayar. Dan sebagainya. Jangan takut dengan kegagalan...."

Opekiu: "Guru, sebelumnya sahabatku ini ngotot sekali untuk mencari seorang paranormal..."

Opung Toba : "Sebenarnya kita sendiri adalah seorang paranormal. Apa yang terjadi pada kita saat ini adalah hasil perbuatan kita di masa lampau. Jika kita ingin melihat apa yang akan terjadi di masa depan, lihatlah apa yang kita kerjakan sekarang. Kita dapat meramal masa depan dengan melihat apa yang kita perbuat saat ini. Bukankah kita sendirj adalah paranormal yang hebat?"

Opekiu dan Uvewe menganggukkan kepala menandakan setuju dengan apa yang disampaikan Opung Toba. Mereka, terutama Uvewe yang mulai memahami makna kegagalan hidupnya saat ini.

Sobatku yang budiman...

Apa yang kita kerjakan di masa lalu, akan berbuah dengan apa yang terjadi saat ini. Dan, masa depan kita sejatinya akan terbentuk akibat keputusan dan perbuatan yang kita lakukan masa kini.

Semua peristiwa terjadi pastilah ada tujuan yang tersembunyi. Tidak ada kejadian yang tidak memiliki hikmah di dalamnya. Sebab Tuhan tidaklah sembarangan dalam mencipta. Tuhan mengkreasikan sesuatu dengan tujuannya masing-masing.

Dengan memahami tujuan dan hikmah di balik setiap peristiwa, maka kita akan lebih mudah membaca lembaran buku kisah kehidupan sendiri dan dapat meramal apa yang akan terjadi dengan kehidupan kita kelak. Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar