|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 04 September 2016

Nasehat kehidupan

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Seorang guru spiritual yang terkenal kebijaksanaannya, bernama Opung Toba, sedang memberikan pembekalan pemantapan diri para muridnya di sebuah ruangan aula yang besar.

Di akhir ceramahnya, Opung Toba memberikan delapan pertanyaan kepada murid-muridnya.

Opung Toba : "Anak-anakku... Tahukah kalian, apa yang paling dekat dengan kita di dunia ini...?"

Beragam jawaban muncul dari murid-muridnya. Ada yang menjawab : "Orang tua, guru, sahabat maupun saudara."

Opung Toba : "Jawaban kalian tidak salah. Namun jawaban yang paling benar adalah kematian. Sebab hidup kita pasti akan berakhir dengan kematian. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan ajal akan menjemput kita, mungkin hari ini, besok, bulan depan atau kapan saja... Untuk itu, mulailah kita mempersiapkan kedatangannya dengan memperbanyak amal kebajikan di dunia ini...."

Opung Toba melanjutkan dengan pertanyaan kedua : "Adakah yang tahu apa yang paling jauh dari kehidupan kita di dunia ini?"

Dengan bersemangat beberapa murid menjawab : "Antartika, dasar laut, perut bumi, matahari, bintang dan galaksi."

Opung Toba : "Jawaban kalian tidak salah juga. Namun jawaban yang paling tepat adalah masa lalu. Siapapun diri kita dengan segala kelebihannya, tidak akan mampu kembali ke masa lalu. Kadang kita merasa baru saja mengalami sesuatu kejadian beberapa hari lalu, namun sayangnya, walaupun hanya berjarak beberapa hari, kita tidak akan mampu kembali kepada kejadian itu lagi. Masa lalu adalah kenangan..."

Opung Toba : "Pertanyaan ketiga, apa yang paling besar dalam kehidupan kita?"

Murid-murid menjawab : "Gunung, bumi, matahari dan alam semesta."

Opung Toba : "Jawaban kalian tidak salah. Namun jawaban paling tepat adalah nafsu keinginan dan keserakahan. Sebesar dan sebanyak apapun harta yang dimiliki, manusia tidak pernah merasa puas. Selalu mencari dan terus mencari, walau kadang harus melakukan perbuatan jahat. Contohnya korupsi..."

Pertanyaan keempat dari Opung Toba : "Apa yang paling kecil di dunia ini...?"

Ada yang menjawab : "Semut, pasir, debu, bakteri dan mikroba."

Opung Toba : "Jawaban paling tepat adalah penghargaan atas kebaikan orang lain. Sering kali kita menyepelekan dan menganggap kecil perbuatan baik orang lain kepada kita. Merasa apa yang diperbuat mereka, juga dapat kita lakukan. Bahkan sebuah kalimat ucapan terima kasih pun sukar untuk kita berikan... Layakkah perbuatan kita ini?"

Seluruh murid terdiam mendengarkan pertanyaan Opung Toba. Kalimat demi kalimat begitu mengena dalam hati mereka.

Opung Toba melanjutkan ke pertanyaan kelima : "Apa yang paling berat dalam dunia ini?"

Sebagisn murid terdiam namun ada beberapa diantaranya yang berusaha menjawab : "Gajah, kapal terbang, planet dan matahari."

Opung Toba : "Jawaban yang paling benar adalah kehormatan yaitu memenuhi janji dan memegang amanah. Saat kita mengucapkan sebuah janji, maka beban ucapan kita akan selalu membebani pundak kita hingga kita meninggal. Amanah yang kita pegang, akan menjadi batu seberat ribuan ton di tangan kita dan harus terus kita jaga..."

Opung Toba melanjutkan ke pertanyaan keenam : "Anak-anakku, apa yang paling ringan di dunia ini?"

Aneka jawaban muncul dari para murid : "Kapas, angin dan debu."

Opung Toba tersenyum dan berkata : "Yang paling ringan adalah kebohongan. Begitu mudahnya kita berkata bohong hanya untuk membenarkan apa yang kita perbuat. Banyak orang terbiasa berkata dusta untuk menutupi kesalahan dan kekurangan dirinya. Padahal, seerat apapun kebohongan itu dibungkus, suatu saat pasti akan terkuak juga...."

Opung Toba mengambil sebilah pedang yang tergantung di atas dinding, lalu berkata : "Tahukah kalian, apa yang paling tajam di dunia ini?"

Serentak semua murid berkata : "Pedang...,,!!!"

Opung Toba : "Dengan melihat kilauan ketajaman pedang ini, lantas kalian semua mengatakan bahwa pedang ini adalah benda yang paling tajam di dunia ini. Tidak salah juga. Namun jawaban paling tepat adalah lidah manusia. Manusia dengan mudahnya menyakiti dan mengiris hati perasaan orang lain dengan lidahnya. Walau kelihatan lunak dan tumpul, namun ketajamannya melebihi benda tajam apapun juga. Saran saya, jika ingin mengucapkan kata-kata, hendaklah kita menyaringnya. Pikirkan dengan baik, apakah ucapan kita dapat melukai perasaan atau dapat menikam sembilu orang lain. Prinsipnya, berujarlah yang baik atau diam saja..."

Kalimat menohok dari sang guru spiritual bijaksana ini begitu melekat dalam sanubari para murid. Mereka merasakan kebenaran dari seluruh wejangan Opung Toba.

Opung Toba melanjutkan ke pertanyaan kedelapan, pertanyaan terakhir : "Wahai murid-muridku, apa sebenarnya yang paling nikmat di dalam kehidupan kita?"

Semua murid tidak berani lagi menjawab. Dari awal hingga saat ini, tidak ada satupun jawaban mereka tepat dan benar.

Opung Toba tertawa melihat tingkah laku murid-muridnya. Pada pertanyaan terakhir ini, tidak ada seorangpun yang berani mengeluarkan suara untuk menjawab.

Opung Toba: "Banyak sekali kenikmatan yang dapat direguk dalam hidup ini, salah satunya adalah pada saat kita melihat senyum bahagia dari mereka yang kita tolong. Namun sesungguhnya hal ternikmat yang dapat kita rasakan adalah ketenangan batin, saat kita bercengkerama dan bermanja-manja denga Sang Pencipta...."

Sobatku yang budiman...

Marilah kita menutup mata dan merenung sejenak mengevaluasi seluk beluk perjalanan kehidupan yang kita jalani hingga saat ini.

Sudahkah kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapi kematian? Sudahkah kita meninggalkan masa lalu dan hidup dalam masa kini? Mampukah kita membuang jauh-jauh nafsu keinginan dan segala bentuk keserakahan? Sudahkah kita menghargai jerih payah kebaikan orang lain?

Dapatkah kita membuktikan diri sebagai pribadi yang selalu menjaga kehormatan diri dengan memegang janji dan mampu mengemban amanah yang disematkan dalam pundak kita? Bersediakah kita menghindarkan diri dari kebohongan dan mengurangi kata-kata dusta untuk menutupi kelemahan diri sendiri? Sanggupkah kita menjaga lidah kita agar tidak sampai melukai perasaan orang lain.

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Sebelum ajal tiba, kita masih memiliki kesempatan untuk melakukan perbuatan baik.

Marilah kita bersujud kepada Tuhan agar kehidupan kita lebih bermanfaat untuk sesama manusia, terlebih-lebih untuk mensyukuri semua nikmat karunia yang Tuhan berikan. Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar