|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 09 April 2017

Pengorbanan

 

 
KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Suatu hari Onde bersama temannya, Mande pergi mendaki gunung yang puncaknya bersalju. Saat itu cuaca sangat buruk dan angin dingin bertiup dengan kencang. Namun mereka sudah terlanjur mendekati puncak dan bersepakat untuk melajukan langkahnya hingga ke puncak sebelum malam tiba.

Saat melalui jalan setapak, mereka mendengar suara rintihan orang meminta tolong. Onde segera melangkahkan kakinya menuju ke arah suara yang berada di dalam jurang.

Mande : "Kamu hendak kemana? Udara begitu dingin menusuk tulang. Kita harus segera tiba di puncak gunung sebelum malam untuk mendirikan tenda..."

Onde : "Saya mendengar suara orang meminta tolong. Pasti dia sedang terluka. Jika tidak dibantu, dia pasti akan meninggal dunia..."

Mande : "Memangnya kamu tidak berpikir? Jika kamu membuang waktumu untuk menolongnya, justru kamu sendiri yang akan meninggal karena kedinginan..."

Onde : "Maaf bro... Saya harus mengikuti kata hatiku untuk menolongnya. Jika kamu mau melanjutkan perjalanan, silakan saja. Nanti kita berjumpa di puncak gunung..."

Mande melanjutkan pendakian seorang diri di bawah hembusan angin salju yang dingin. Sementara itu, Onde bergegas menuruni jurang untuk menemui si korban.

Sesampainya di dasar jurang, Onde bertemu dengan seorang kakek tua. Kondisinya cukup mengkhawatirkan karena kaki kanannya patah. Onde mengikatkan tubuh kakek tua tersebut di punggungnya dengan menggunakan sehelai kain panjang.

Dengan penuh kehati-hatian, Onde mulai merangkak naik meninggalkan dasar jurang. Langkahnya begitu berat, setapak demi setapak dilalui secara perlahan-lahan, terutama karena menggendong beban tubuh sang kakek tua.

Setelah sampai di atas tebing, tubuh Onde sudah bermandikan keringat. Nafasnya tersengal-sengal, berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya dalam kondisi amat kelelahan. Onde menyadari bahwa dia tidak boleh berhenti. Akibatnya sangat fatal dan dapat membahayakan nyawa mereka berdua.

Dengan sisa-sisa nafas yang tersisa, Onde berupaya mengalahkan kelelahan tubuhnya. Tiba-tiba saja, kakinya menubruk sesuatu di atas tanah, yang membuatnya hampir tersungkur. Dengan perlahan, Onde membungkukkan tubuh untuk melihat benda apa yang tergeletak di atas salju putih.

Onde : "Ya ampun, Mande... Mengapa kamu tertidur di sini...?"

Onde memeriksa denyut nadi Mande, ternyata tidak lagi berdetak. Dengan masih menggendong tubuh kakek tua, Onde berusaha memompa dada Mande secara berulang-ulang. Namun tidak menunjukkan perkembangan yang berarti. Tubuh Mande telah membeku dan membiru. Sukmanya telah meninggalkan raganya.

Onde memutuskan turun ke bawah untuk meminta bantuan mengevakuasi jasad Mande. Tidak berapa lama, di saat tubuhnya sudah mulai melemah karena kelelahan, bertahan dengan sisa-sisa tenaga terakhir, Onde bertemu dengan sekelompok orang kampung yang berniat mencari keberadaan kakek tua, yang saat ini berada di balik punggungnya.

Akhinya Onde berhasil diselamatkan oleh mereka. Sesungguhnya Onde selamat karena upayanya menolong kakek tua yang terjatuh di jurang. Dengan menggendong beban berat, tubuh Onde mengeluarkan keringat, sesuatu yang secara alami akan menaikkan suhu tubuh untuk melawan dinginnya hembusan angin salju. Dan lagi, saat tubuh mereka bersentuhan, maka tubuh mereka berdua menjadi hangat.

Sobatku yang budiman...

Semua orang pasti memiliki beban dalam hidupnya. Orang tua yang masih harus dibiayai, orang tua yang sakit, keluarga yang harus diberikan nafkah, perhatian dan kasih sayang, pasangan yang sulit, anak yang bermasalah dan sebagainya.

Jangan memberatkan beban yang ada dengan segudang keluhan dan ratapan. Seperti contoh cerita di atas, sering kali sebuah beban akan menjadi penolong bagi kita dari sebuah kehancuran.

Seorang suami yang mengeluhkan sifat isterinya yang super protektif dan mengekang kebebasannya bergaul dengan temannya yang lain, justru menyelamatkan hidupnya karena teman-temannya adalah pemabuk, penjudi dan pengguna narkoba.

Seorang anak yang menghabiskan begitu banyak waktu untuk merawat orang tuanya, akhirnya mendapat jabatan yang bagus yang dipersembahkan oleh sahabat orang tuanya, Menganggap dirinya seorang yang sabar, tangguh, bertanggung jawab dan memiliki loyalitas yang tinggi, sehingga pantas memimpin sebuah perusahaan.

Seringkali, tanpa kita sadari, pengorbanan kita bagi orang lain, ternyata justru menolong kita sendiri. Beban berat yang kita panggul, justru dapat meringankan langkah kita dalam mengarungi kehidupan ini. Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar