|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 04 Mei 2017

Kasih Sayang Ibu

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Anakku... Jika suatu saat, aku telah menua dengan tubuh keriput dan rambut memutih, aku mohon... kamu mau mengerti dengan keadaanku. Tubuhku memang tidak mulus lagi dan fisikku pun mulai melemah. Jangan sekali-kali engkau mengatakan di depan teman-temanmu : "Aku tidak mengenal wanita renta itu...!!!" Kalimat ini akan membuat hatiku hancur berkeping-keping.

Ingatkah dirimu... Saat kamu masih kecil, ibu selalu membanggakan dirimu kepada siapapun walaupun sebenarnya kamu memiliki banyak kekurangan.

Anakku... Jika suatu saat, aku sakit-sakitan dan membutuhkan perhatianmu, aku mohon... kamu dapat meluangkan sedikit waktumu untuk menemaniku. Jika kamu terlalu sibuk, aku tidak akan memaksamu untuk hadir di sampingku. Namun, sebuah ucapan perhatian melalui saluran telepon untuk menanyakan kabarku, sudah pasti akan membuatku senang bukan kepalang.

Ingatkah dirimu... Saat kamu masih kecil, ibu selalu mendampingimu sepanjang waktu. Bahkan terkadang ibu harus begadang karena khawatir demammu meninggi. Merasa cemas jika kamu terbangun dan membutuhkan belaian ibu.

Anakku... Jika suatu saat, aku merasa kesulitan untuk berjalan, aku mohon... kamu dapat menuntunku dengan penuh kesabaran. Saat berada di atas kursi roda, aku ingin kamulah satu-satunya orang yang berada di belakangku dan mendorong kursi roda ini kemanapun aku ingin pergi. Jangan biarkan tangan orang lain mendorong dan menuntunku melangkah.

Ingatkah dirimu... Saat kamu masih kecil, ibulah orang pertama yang mengajari kamu berjalan. Walaupun harus membungkuk dan membuat pinggang kesemutan dan amat ngilu, namun ibu tidak pernah mengeluh.

Anakku... Jika suatu saat, aku tidak sengaja menumpahkan minuman, sop atau makanan sehingga mengotori lantai dan bajuku, aku mohon... kamu tidak marah apalagi sampai menghardikku sekuat tenaga. Telingaku sudah tidak kuat lagi mendengar suara tinggi melengking.

Ingatkah dirimu... Saat kamu masih kecil, entah berapa kali kamu menuangkan susu dan bubur hingga mengenai baju dan tempat tidurmu, namun ibu tidak pernah memaki apalagi sampai memukulmu. Sebab ibu tahu, kamu masih terlalu belia dan belum mengerti dengan apa yang kamu lakukan. Walaupun sedang didera kelelahan, ibu selalu membersihkan semuanya dengan ikhlas.

Anakku... Jika suatu saat, aku tidak sanggup lagi membasuh tubuhku, aku mohon... kamu bersedia membersihkan tubuhku dengan penuh kelembutan. Aku tidak mau dikasari atau dikata-katai, sesuatu yang dapat membuatku terluka dan menangis.

Ingatkah dirimu... Saat kamu masih kecil, ibu tidak pernah bosan membujukmu untuk mandi. Ibu selalu membiarkan kamu bermain-main air hingga berpuluh-puluh menit, merelakan pakaian ibu menjadi basah kuyup dan membuat tubuh ibu menggigil kedinginan. Ibu tidak marah dan mau mengerti bahwa apa yang kamu lakukan itu bukanlah suatu kesengajaan untuk membuat ibu sakit.

Anakku... Jika suatu saat, aku selalu berulang-ulang menanyakan tentang sesuatu hal yang sama, aku mohon... kamu jangan marah dan merasa bosan atas pertanyaanku. Aku ingin kamu mendengarku dan tidak memotong ucapanku.

Ingatkah dirimu... Saat kamu masih kecil, ibu selalu menjawab setiap pertanyaanmu dengan penuh kesabaran, bahkan untuk pertanyaan sama yang ditanyakan hingga puluhan kali. Ibu tidak pernah bosan mengajarimu dan memberitahukan tentang apapun, yang belum kamu mengerti, walaupun terkadang ibu merasa kamu ini seperti sebuah robot yang selalu mengucapkan pertanyaan yang sama hingga baterainya habis.

Anakku... Jika suatu saat aku ingin kamu menceritakan tentang kehidupanmu, aku mohon... kamu mau bercerita dengan nada perlahan. Bila aku masih ingin kamu mengulangi lagi, bersabarlah dan jangan menghina kepikunanku.

Ingatkah dirimu... Saat kamu masih kecil, ibu selalu mendongeng cerita yang kamu sukai secara berulang-ulang setiap malam, bahkan hingga kamu terlelap. Ibu sama sekali tidak pernah berpikir untuk merekam suara ibu ke dalam CD dan memutarkan kembali CD itu untuk diperdengarkan kepadamu, supaya ibu dapat beristirahat dengan tenang.

Anakku... Jika suatu saat aku tidak sanggup lagi melakukan apa-apa dan hanya mampu berbaring di atas tempat tidur, aku mohon... kamu jangan bersedih. Aku ingin kamu memahami keadaanku dan bersedia menemaniku hingga ajalku tiba.

Ingatkah kamu... Saat kamu kecil, ibu selalu mendampingimu dan bersedia mengasuhmu dengan penuh keikhlasan. Mengertikah kamu bagaimana ibu berusaha menahan diri dari godaan teman-teman yang ingin mengajak ibu pergi shopping atau bersantai di cafe. Ibu tidak sanggup meninggalkan dirimu, sedangkan ibu bersenang-senang di luar rumah.

Dulu ibu telah memberimu sebuah kehidupan, mengajari dan mendidikmu menghadapi lika-liku kehidupan, mengarahkan jalan hidupmu menjadi manusia yang berguna serta senantiasa menemanimu sepanjang waktu hingga sekarang.

Saat ini, ibu amat mendambakan dirimu agar dapat menemani sisa-sisa waktu, hingga detik-detik nafas terakhirku. Ibu amat mengharapkan curahan kasih dan sayangmu, senyum dan canda tawamu serta keikhlasanmu meluangkan waktumu. Untuk semua ini, ibu akan berterima kasih kepadamu, mendoakan kebahagiaanmu dan akhirnya ibu akan merelakan sukma meninggalkan tubuh rentaku dengan penuh ketenangan.

Sobatku yang budiman...

Suatu hari kita juga akan berubah menjadi tua, pikun dan sakit-sakitan, maka jangan sia-siakan waktu yang tersisa untuk memikirkan, mendampingi, mengasihi dan melindungi kedua orang tua kita.

Jangan biarkan mereka hidup dalam kesepian, melihat-lihat ke jendela karena merindukan kehadiran dan suara anak-anak yang amat mereka sayangi. Tiada kata terlambat untuk menyenangkan hati mereka sekarang juga, kecuali bagi mereka sudah terlebih dulu mendahului kita.

Ingatlah... Suatu hari nanti, apa yang dialami oleh kedua orang tua kita, pasti juga akan terjadi di dalam hidup kita kelak.  Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar