Chu Chen setelah menikah sekian tahun tidak dikarunia seorang anakpun. Karena dia belajar di dalam sebuah kuil, maka setiap malam di saat akan pualng ke rumah, dia pasti dengan hormat dan tulus hati bersembahyang kepada Dewa di kuil itu. Pada suatu malam, istrinya bermimpi ada seorang Dewa yang berkata kepadanya dengan berkata, " Suami anda amat tulus hati dan sering menghormatiku, maka saya dengan sepenuh hati telah memohon kepada Tuhan untuk mengarunia kalian seorang anak."
Istrinya lalu bertanya, " apakah suamiku dapat lulus ujian negara ?", Dewa menjawab, " Jika banyak berbuat baik yang mendatangkan pahala pasti bsia mendaptkan rezeki dan nama baik".
Chu Chen setelah pulang ke rumah dan mendengar kabar gembira dari istrinya menjadi lebih tekun belajar lagi dan juga lebih banyak berbuat baik. Namun sayang, pada suatu hari karena tidak dapat menolak ajakan dari temannya, akhirnya dia bersama temannya pergi ke rumah pelacuran untuk bersenang-senang dan bermabuk-mabukan. Istrinya pada malam itu juga bermimpi bertemu dengan Dewa itu yang berkata kepadanya, " Suami anda tidak menghargai dan tidak mencintai diri sendiri sehingga diluar bersenang-senang dengan wanita penghibur. Kejadian ini telah membuat marah para Dewa, sekarang sudah tidak ada harapan lagi. Bahkan dia akan mendapat hukuman yaitu untuk selama-lamanya tidak mendapat keturunan.
Esok harinya, istrinya lalu memintanya untuk pulang ke rumah dan bertanya kepadanya apa yang telah diperbuatnya tadi malam. Chu Chen dengan jujur mengatakan segalanya. Kemudian istrinya menceritakan mimpinya itu. Setelah mendengarnya, Chu Chen merasa amat menyesal namun sudah terlambat, dia hanya dapat menangis dan mulai dari saat itu mereka menjalani kehidupan yang miskin, yang penuh dengan kesedihan serta penyesalan.
Penyair Cing Cien Phing lalu berkata, " Tuhan sebenarnya akan memberikan keturunan, nama serta kedudukan kepadanya. Namun semuanya menjadi kosong, hanya karena satu malam bersenang-senang di tempat hiburan."
Ada beberapa pelanggan sex mengira bahwa dengan mempunyai uang mereka boleh bersenang-senang dengan para pramuria dan tanpa berpikir bahwa hal ini dapat mengikis kebajikan dan melanggar moral. Walaupun hanya sesaat tubuh manusia terkena kotoran, maka selama ratusan tahun tubuhnya akan berbau busuk, lebih-lebih lagi sewaktu mati. Dengan roh yang tidak bersih ini, manusia pasti akan masuk ke alam neraka untuk menjalankan siksaan yang dahsyat.
Ada peribahasa mengatakan : " Pahala sekarang dapat menghapus dosa-dosa terdahulu, namun jasa dan pahala terdahulu tidak dapat menambal dosa yang diperbuat pada saat sekarang."
Juga ada peribahasa yang mengatakan : " Satu kehidupan melaksanakan kebaikan namun hanya karena satu kesalahan, maka jasa dan pahala menjadi hilang dalam sekejap mata. Bagaikan sebuah pohon yang telah tumbuh selama beratus tahun lamanya, tetapi dalam satu hari saja pohon itu dapat terbakar habis semua."
Hal ini seperti Chu Chen yang begitu tulus dan hormat kepada para Dewa, begitu beliau memohon keturunan beliau akan mendapatkan keturunan, memohon nama atau kedudukan juga akan mendapatkannya, tapi karena bermain wanita di tempat pelacuran, mengakibatkan permohonannya dibatalkan. Dan yang lebih mengenaskan lagi, beliau harus hidup dalam kemiskinan untuk selamanya.
Pada zaman sekarang ini pasti ada orang yang keadaanya seperti Chu Chen. Dalam kitab suci " Thai Sang Kan Yin Phien " tertulis bahwa : " Dengan berbuat kebajikan, maka Tuhan akan memberikan rezeki, sebaliknya apabila berbuat kejahatan, maka Tuhan akan menurunkan bencana ". Dan harus diingat bahwa : " Balasan dari perbuatan yang baik dan yang jahat bagaikan bayangan yang selalu mengikuti badan manusia kemanapun ia pergi."
Seperti yang pernah kita dengar bahwa banyak gemo-germo yang membuka rumah pelacuran, pada akhirnya apabila dia tidak mengalami kepahitan hidup, pasti anak dan cucunya yang akan terlahir dalam keadaan abnormal atau cacat. Para Buddha, Dewa dan Nabi tidak henti-hentinya menasehati umat manusia tentang adanya hukum karma atau hukum sebab akibat. Ini semua bukanlah kata-kata bohong belaka. Ditambah lagi Dewa Wen Chang Ti Cin pernah bersabda : Terhadap dosa berzinah, Tuhan akan memberikan hukuman yang lebih keras. Semuanya ini benar adanya.
Sang Buddha bersabda :
" Dengan menyadari bahwa tubuh ini rapuh,
bagaikan sebuah tempayan,
dan dengan membuat pikiran menjadi teguh,
bagai sebuah benteng kota,
hendaklah manusia mengatasi godaan dengan senjata kebijaksanaannya,
Ia harus selalu menjaga apa yang telah ditaklukkannya,
dan tidak lagi berada di bawah kekuasaan Mara ( setan penggoda ).
Istrinya lalu bertanya, " apakah suamiku dapat lulus ujian negara ?", Dewa menjawab, " Jika banyak berbuat baik yang mendatangkan pahala pasti bsia mendaptkan rezeki dan nama baik".
Chu Chen setelah pulang ke rumah dan mendengar kabar gembira dari istrinya menjadi lebih tekun belajar lagi dan juga lebih banyak berbuat baik. Namun sayang, pada suatu hari karena tidak dapat menolak ajakan dari temannya, akhirnya dia bersama temannya pergi ke rumah pelacuran untuk bersenang-senang dan bermabuk-mabukan. Istrinya pada malam itu juga bermimpi bertemu dengan Dewa itu yang berkata kepadanya, " Suami anda tidak menghargai dan tidak mencintai diri sendiri sehingga diluar bersenang-senang dengan wanita penghibur. Kejadian ini telah membuat marah para Dewa, sekarang sudah tidak ada harapan lagi. Bahkan dia akan mendapat hukuman yaitu untuk selama-lamanya tidak mendapat keturunan.
Esok harinya, istrinya lalu memintanya untuk pulang ke rumah dan bertanya kepadanya apa yang telah diperbuatnya tadi malam. Chu Chen dengan jujur mengatakan segalanya. Kemudian istrinya menceritakan mimpinya itu. Setelah mendengarnya, Chu Chen merasa amat menyesal namun sudah terlambat, dia hanya dapat menangis dan mulai dari saat itu mereka menjalani kehidupan yang miskin, yang penuh dengan kesedihan serta penyesalan.
Penyair Cing Cien Phing lalu berkata, " Tuhan sebenarnya akan memberikan keturunan, nama serta kedudukan kepadanya. Namun semuanya menjadi kosong, hanya karena satu malam bersenang-senang di tempat hiburan."
Ada beberapa pelanggan sex mengira bahwa dengan mempunyai uang mereka boleh bersenang-senang dengan para pramuria dan tanpa berpikir bahwa hal ini dapat mengikis kebajikan dan melanggar moral. Walaupun hanya sesaat tubuh manusia terkena kotoran, maka selama ratusan tahun tubuhnya akan berbau busuk, lebih-lebih lagi sewaktu mati. Dengan roh yang tidak bersih ini, manusia pasti akan masuk ke alam neraka untuk menjalankan siksaan yang dahsyat.
Ada peribahasa mengatakan : " Pahala sekarang dapat menghapus dosa-dosa terdahulu, namun jasa dan pahala terdahulu tidak dapat menambal dosa yang diperbuat pada saat sekarang."
Juga ada peribahasa yang mengatakan : " Satu kehidupan melaksanakan kebaikan namun hanya karena satu kesalahan, maka jasa dan pahala menjadi hilang dalam sekejap mata. Bagaikan sebuah pohon yang telah tumbuh selama beratus tahun lamanya, tetapi dalam satu hari saja pohon itu dapat terbakar habis semua."
Hal ini seperti Chu Chen yang begitu tulus dan hormat kepada para Dewa, begitu beliau memohon keturunan beliau akan mendapatkan keturunan, memohon nama atau kedudukan juga akan mendapatkannya, tapi karena bermain wanita di tempat pelacuran, mengakibatkan permohonannya dibatalkan. Dan yang lebih mengenaskan lagi, beliau harus hidup dalam kemiskinan untuk selamanya.
Pada zaman sekarang ini pasti ada orang yang keadaanya seperti Chu Chen. Dalam kitab suci " Thai Sang Kan Yin Phien " tertulis bahwa : " Dengan berbuat kebajikan, maka Tuhan akan memberikan rezeki, sebaliknya apabila berbuat kejahatan, maka Tuhan akan menurunkan bencana ". Dan harus diingat bahwa : " Balasan dari perbuatan yang baik dan yang jahat bagaikan bayangan yang selalu mengikuti badan manusia kemanapun ia pergi."
Seperti yang pernah kita dengar bahwa banyak gemo-germo yang membuka rumah pelacuran, pada akhirnya apabila dia tidak mengalami kepahitan hidup, pasti anak dan cucunya yang akan terlahir dalam keadaan abnormal atau cacat. Para Buddha, Dewa dan Nabi tidak henti-hentinya menasehati umat manusia tentang adanya hukum karma atau hukum sebab akibat. Ini semua bukanlah kata-kata bohong belaka. Ditambah lagi Dewa Wen Chang Ti Cin pernah bersabda : Terhadap dosa berzinah, Tuhan akan memberikan hukuman yang lebih keras. Semuanya ini benar adanya.
Sang Buddha bersabda :
" Dengan menyadari bahwa tubuh ini rapuh,
bagaikan sebuah tempayan,
dan dengan membuat pikiran menjadi teguh,
bagai sebuah benteng kota,
hendaklah manusia mengatasi godaan dengan senjata kebijaksanaannya,
Ia harus selalu menjaga apa yang telah ditaklukkannya,
dan tidak lagi berada di bawah kekuasaan Mara ( setan penggoda ).
Tidak ada komentar:
Write komentar