Di tepi sungai Tayin, ada seorang petani yang
bernama Aniu. Dia sangat miskin, ketika berumur 7 tahun ayahnya sudah
meninggal, ibunya bekerja keras menjahit baju orang lain. Karena keadaan
hidupnya yang susah, ibunya selalu menangis sehingga matanya ibu menjadi
kabur.
Ketika Aniu berumur 13 tahun, dia berkata kepada ibunya, “Mama, matamu
kurang bagus mulai sekarang jangan menjahit siang dan malam lagi, saya
sudah besar, sekarang saya sudah bisa bekerja mencari nafkah untuk kita
berdua!.” Lalu dia pergi bekerja dirumah seorang kaya, mereka berdua
ibu dan anak akhirnya bisa hidup agak lumayan.
Dua tahun kemudian, mata ibunya menjadi buta. Aniu berpikir walau
bagaimanapun dia harus mencari uang mengobati mata ibunya. Oleh sebab
itu disiang hari bekerja di rumah orang kaya, pagi-pagi buta dan malam
hari dia membuka lahan di hutan dan menanam sayur-sayuran, dengan uang
menjual sayur dia membeli obat untuk mengobati mata ibunya, walau
begitu mata ibunya belum benar-benar sembuh.
Pada suatu malam, ketika tertidur Aniu bermimpi. Dalam mimpinya dia
melihat ada seorang gadis cantik membantunya menanam sayur, dan
memberitahu kepadanya, “Di sebelah barat sungai Tayin ada sebuah kolam
bunga, didalam kolam tersebut ada sejenis bunga seruni putih dan bunga ini
bisa mengobati mata ibumu. Tetapi bunga ini hanya berbunga di tanggal 9
September, pada saat itu engkau petiklah bunga tersebut dimasak dengan
air berikan kepada ibumu minum, maka penyakit matanya akan sembuh.”
Maka tepat pada tanggal 9 September, dia pergi ke kolam bunga seperti
petunjuk dalam mimpinya. Dikolam tersebut tumbuh rumput-rumput liar,
hanya ada bunga seruni yang berwarna kuning, tidak ada bunga seruni
berwarna putih setelah dia mencari sepanjang pagi.
Akhirnya Aniu menemukan sebuah pohon bunga seruni putih yang sedang
berbunga, bunga seruni ini sangat istimewa, ditangkainya terdapat
sembilan kuntum bunga, delapan kuntum masih belum mekar, hanya sekuntum
yang mekar.
Aniu mencabut pohon bunga tersebut beserta akarnya, membawa pulang
kerumahnya ditanam di pekarangan rumahnya. Setelah dengan rajin setiap
hari merawatnya, akhirnya ke delapan kuntum bunga tersebut mulai mekar,
bunganya sangat cantik dan wangi.
Lalu dia setiap hari memetik satu kuntum dimasak dengan air dan
diberikan kepada ibunya minum, ketika meminum pada kuntum bunga yang ke 7
mata ibunya mulai sembuh samar-samar sudah bisa melihat bayangan.
Kabar bunga seruni putih yang dapat menyembuhkan penyakit mata ibunya
tersebar di kotanya, seluruh penduduk kota beramai-ramai datang
menyaksikan pohon bunga seruni ini. Kabar ini juga tersebar sampai di
telinga orang kaya tempat Aniu bekerja. Orang kaya memanggil Aniu ke
hadapannya, memerintah Aniu membawa bunga tersebut ditanam di halaman
rumahnya.
Aniu tidak mau, orang kaya ini lalu memerintah beberapa orang
pengawalnya datang ke rumah Aniu untuk memaksa merebut bunga tersebut. Ketika
terjadi perebutan batang pohon bunga patah, melihat pohon bunga sudah
patah akhirnya pengawal-pengawal tersebut pergi dari rumah Aniu. Aniu
sangat sedih, dia duduk disamping pohon bunga yang patah tersebut
menangis sampai malam hari, sampai tengah malam dia belum meninggalkan
tempat tersebut.
Setelah tengah malam, didepan matanya terdapat cahaya yang terang, dia
melihat seorang wanita cantik yang dahulu didalam mimpi datang dan duduk
disebelahnya. Gadis cantik ini membujuknya, “Aniu, sifat baktimu telah
terbukti, engkau jangan sedih lagi, pulanglah tidur!.”
Aniu berkata, “pohon bunga ini telah menyelamatkan ibuku, sekarang dia
telah patah dan mati, bagaimana saya bisa tidak sedih?. Gadis itu
berkata, “Walaupun batangnya sudah patah tetapi akar bunga seruni ini
masih ada, dia belum mati. Engkau hanya perlu menggorek akarnya lalu
dipindahkan ketempat lain maka dia akan tumbuh dan berbunga lagi.”
Aniu bertanya lagi, “Nona, sebenarnya engkau ini siapa ya? Tolong
beritahu kepada saya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu.”
Gadis ini berkata, “ Saya adalah peri dari bunga seruni yang ada di
surga, sengaja datang menolongmu. Saya tidak memerlukan balas budimu, asalkan engkau dapat merawat bunga seruni ini dengan baik sesuai dengan
puisi bunga seruni ini.”
Lalu peri bunga seruni ini membaca puisi tersebut, “Bulan Maret dan
April menanam, bulan Mei menyiram, bulan Juni memupuk, bulan Juli dan
Agustus membersihkan rumput, bulan September bunga akan bermekaran.”
Setelah berkata demikian peri itu menghilang dari hadapannya.
Aniu mengerti maksud dari puisi tersebut, sesuai dengan pesan peri
bunga seruni, dia mulai menanam kembali bunga ini dibulan Maret dan
April, di bulan Mei dia rajin menyirami, bulan Juni dan Juli rajin
memupuki, bulan Agustus mencabut rumput-rumput liar, benar saja di bulan
September bunga seruni bermekaran sangat indah.
Akhirnya Aniu juga mengajari trik menanam bunga seruni ini kepada
seluruh penduduk miskin kampungnya, oleh sebab itu didaerah tersebut
mulai banyak yang menanam bunga seruni. Karena Aniu menemukan bunga
seruni putih ini di bulan September, maka bulan tersebut dijadikan
pameran bunga seruni. Pada pameran itu masyarakat dapat melihat bunga seruni yang indah
sambil menikmati minuman bunga seruni serta anggur bunga seruni dan
makanan lain yang diolah dari bunga seruni. Tuhan sangat baik, orang
baik tentu mendapat balasan baik!.
Tidak ada komentar:
Write komentar