|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 29 April 2012

Keberuntungan dan Kemakmuran Hidup Terkait De

 

Semua berkah dalam kehidupan manusia berasal dari keluhuran budi. Dengan memiliki hati yang baik, melakukan amal kebajikan, maka kita akan mendapatkan balasan atas kebaikannya. Sebaliknya, jika niat dan perilaku kita jahat penuh egois, maka akhirnya kita hnaya akan memperoleh balasan atas kejahatannya.

Sesungguhnya prasyarat kesuksesan sejati apapun yang dilakukan adalah memiliki kasih dan kemurahan hati serta berbudi luhur.

Sehingga orang yang memiliki kemauan dan keluhuran budi pekerti, merupakan orang yang didambakan masyarakat. Hanya orang yang berbudi luhur baru dapat menunaikan tugas besar dari Tuhan.Segala sesuatu dalam masyarakat manusia dioperasikan dan dikendalikan oleh Tuhan. Tuhan tidak memandang keterampilan ataupun kemampuan Anda dan tidak melihat sebesar apa ambisi Anda.
Tuhan hanya melihat apakah Anda memiliki keluhuran budi pekerti. Jadi jika kita ingin menjadi orang yang berguna, hendaknya memperhatikan keluhuran budi pekerti. Yang mampu meyakinkan masyarakat adalah keluhuran budi.
Seorang pemimpin yang memerintah dengan keluhuran budi, hormat pada Tuhan dan mengasihi rakyatnya, maka negaranya akan makmur, sejahtera dan kuat. Sebaliknya jika seorang pemimpin memerintah dengan kelaliman, tirani, kalau bukan akan digulingkan manusia maka Tuhan akan memusnahkannya dan tidak akan membiarkannya selalu mencelakai rakyat jelata. Hal ini merupakan perwujudan balasan atas kebaikan ataupun kejahatan suatu dinasti maupun pemimpin.

Begitu pula sebuah keluarga, jika turun-temurun mereka sangat mementingkan keluhuran budi pekerti, maka anak-cucu mereka akan dilindungi dan diberkati dan keluarga besar tersebut akan makmur dan generasinya akan berlanjut. Tetapi jika keluarga tersebut secara bertahap menyimpang dari tradisi dan bertentangan dengan moralitas, melakukan kedurhakaan besar, maka keluarga besar tersebut akan mulai merosot. Hal ini benar-benar merupakan perwujudan balasan atas suatu kebaikan maupun kejahatan.

Suatu keluarga sejahtera bukanlah ditentukan oleh nasib melainkan ditetapkan oleh keluhuran budi pekerti dirinya sendiri. Jika orang tersebut mengamalkan perbuatan baik, baik terhadap orang lain, bermurah hati, maka Tuhan tidak akan menamatkan keturunannya bahkan akan menerima berkah yang berkelimpahan bagi anak-cucunya, menerima berkah kebaikan. 

Nasib ditentukan oleh diri kita sendiri yang merupakan imbalan atas karma yang telah diperbuat, apa yang ditanam akan dituai. Ingin mengubah takdir, hendaknya mulai dari mengubah diri sendiri, bertobat memperbaiki diri, memperbaiki hati barulah dapat memperbaiki nasib.

Rencana manusia yang terbaik pun tidak akan dapat mengungguli rencana Tuhan, nasib yang ditentukan Tuhan tidak akan dapat dihindari, namun sesungguhnya tidak ada sesuatu yang mutlak. Nasib manusia tidak stabil, manusia memiliki sifat baik dan buruk, terserah apa yang dipilih olehnya. 

Memilih kebajikan akan mendapatkan akibat baik, memilih yang jahat akhirnya akan mendapatkan balasannya. Hanya saja pada umumnya manusia semata-mata melihat untung rugi yang di depan mata, tidak menghiraukan akibatnya di kemudian hari.  Apa yang ditanam adalah apa yang akan dituai, jika menanam bibit kejahatan bagaimana bisa menuai buah kebajikan?

“Tuhan mengetahui dengan jelas sekilas pikiran yang muncul dalam hati manusia” dan “keluarga yang mengamalkan kebajikan, akan menabung suka cita; keluarga yang menumpuk kejahatan maka akan menabung bencana.” 

Tuhan adalah tanpa pamrih, kebaikan dan kejahatan mempunyai akibat, kebajikan maupun kejahatan tidak dapat menipu Tuhan!

Sesungguhnya seseorang yang melakukan kejahatan, kelihatannya sedang mencelakai orang lain, namun pada hakekatnya adalah sedang mencelakai diri sendiri. Ketika orang tersebut melepas kendali melampiaskan hasrat egoisnya, dia sedang menghancurkan dirinya sendiri.

Manusia pada umumnya menunggu kedatangan akibat perilaku buruknya untuk kemudian menyesali ketidakadilan Tuhan pada dirinya, sesungguhnya apakah memang tidak diketahui bahwa segala akibat buruk tersebut adalah hasil dari apa yang ditanamnya sendiri?

Seseorang yang ingin  menghasilkan karya besar dalam masyarakat, hendaknya memperhatikan perilaku dan keluhuran budi pekerti diri sendiri. Hanya bila seseorang telah memiliki kemauan dan keluhuran budi pekerti, menyesuaikan diri dengan peluang yang diberikan oleh Tuhan barulah akan memperoleh perlindungan dan berkah-Nya. 

Tidak ada komentar:
Write komentar