Perjalanan ke 47, Mengunjungi Penjara Neraka Mencabut Lidah Dan Melubangi Pipi. Tanggal 11 Maret 1978 ( " Ji Gwee - Ce Sha " ).
Chi Kung Huo Fo : Sebagai manusia haruslah sadar jangan seperti menaiki tangga, naik terus tanpa berhenti dan tidak terasa sudah sampai di ujung tangga. Begitu hilang kendali, maka mereka pun akan terjatuh dan hancur. Umat manusia haruslah sadar bahwa kehidupan di dunia ini tidaklah lama, walaupun dapat tinggal di rumah bertingkat, itu hanya bersifat sementara. Setelah beberapa puluh tahun kemudian harus ditinggalkan.
Tahun datang dan pergi silih berganti, orang baru menggantikan orang lama, jika umat manusia tidak cepat-cepat sadar dan menunggu sampai badan mereka telah penuh dengan kotoran dunia dan tidak ada peningkatan spritualitas sama sekali, maka begitu ajal tiba waktu itu mau merasa menyesal pun sudah terlambat. Hari ini kita sudah siap untuk berkeliling ke alam baka. Yang Sheng, naiklah ke atasa bunga teratai.
Yang Sheng : Siap, guru. Terdengar ada suara lonceng pembacaan doa di Vihara, ini adalah tanda untuk mengantar kepergian seorang manusia lagi dari alam dunia.
Chi Kung Huo Fo : Suara pembacaan doa adalah untuk menyadarkan umat manusia bahwa kehidupan di alam manusia adalah tidak kekal dan orang yang sudah meninggal itu tidak akan balik lagi kembali ke dunia sebelum mereka membayar semua hutang karmanya. Sekarang kita akan menuju ke alam baka. Kita sudah tiba. Yang Sheng, turunlah.
Pejabat : Selamat datang Buddha Chi Kung dan Yang Sheng, neraka ini namanya Neraka Mencabut Lidah dan Melubangi Pipi, wilayah ini termasuk kekuasaan dari Penguasa Alam Baka Tingkat Ketujuh. Kalian berdua datang kemari atas Titah untuk menulis kitab ajaran kebaikan, sungguh mulia tugas kalian ini.
Yang Sheng : Kami tidak berani menerima pujian dari pejabat, apabila tidak ada perlindungan dari guru dan bantuan dari para pejabat, tugas ini akan terasa sangat berat. Hari ini kami mau meninjau ke penjara neraka yang terdapat disini. Saya berharap pejabat dapat memberikan bantuan.
Pejabat : Tentu saya akan memberi bantuan kepada anda, mari kalian berdua ikut saya masuk ke dalam penjara neraka ini agar kalian dapat melihatnya secara seksama.
Yang Sheng : Terima kasih. Sekarang saya sudah tiba di gerbang penjara neraka. Para penjaga penjara neraka sedang berbaris memberikan hormat kepada kami. Di dalam penjara neraka ini sudah terdengar suara jeritan yang ngeri, para prajurit alam baka sedang menggunakan kail besi yang besar memaksa para roh dosa untuk membuka mulut mereka, kemudian dengan menggunakan gancu besi untuk menarik lidah mereka keluar.
Setelah itu dengan menggunakan pisau yang tajam memotongnya sampai putus. Para roh dosa menjerit kesakitan dan darah pun mneyembur keluar sehingga membasahi dada dari para roh dosa. Sesudah itu prajurit alam baka masih menggunakan besi yang tajam, menusuk pipi kiri dari para roh dosa hingga tembus ke pipi kanan, lalu menusukkkan kawat yang kecil dan dikaitkan ke tiang kayu sehingga para roh dosa pun jatuh pingsan setelah merintih kesakitan, wah sungguh sadis hukuman ini.
Pejabat : Akar lidah terhubung langsung ke ulu hati, jika terluka sedikit saja akan terasa sangat sakit, maka para roh dosa yang menerima hukuman disini selain badannya gemetar juga akan terkencing-kencing.
Yang Sheng : Hukuman yang dijalani oleh para roh dosa di penjara neraka semuanya sesuai dengan dosa yang pernah mereka lakukan. Hukuman yang diberikan adalah hukuman yang tepat. Saya ingin bertanya, dosa apa yang telah dilakukan oleh para roh dosa sehingga mereka harus dihukum disini.
Pejabat : Para roh doa yang dihukum disini kebanyakan telah berbuat jahat atau dosa melalui mulut, karena mereka berbuat hal yang kurang ajar dari mulut, maka mulut mereka harus dihukum. Sekarang saya perintahkan para roh dosa untuk menceritakan perbuatan dosa mereka agar bisa dicantumkan di dalam kitab ajaran kebaikan untuk menasehati semua umat manusia di dunia.
Yang Sheng : Terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh pejabat.
Pejabat : Para roh dosa sudah dikawal keluar. Silakan Yang Sheng bertanya kepada mereka.
Yang Sheng : Saya mau bertanya kepada nenek, mengapa nenek dihukum disini ?
Roh Dosa 1 : Saya hanya tidak bisa menjaga mulut saja, sebenarnya saya tidak melakukan dosa yang berat.
Pejabat : Karena perkataanmu menyebabkan orang lain menjadi celaka. Apakah itu bukan dosa yang berat ? Cepat ceritakan dengan jujur, kalau tidak kamu akan dihukum lebih berat lagi.
Roh Dosa 1 : Baiklah, saya akan menceritakan keadaan yang sebenarnya. Sewaktu saya masih hidup di dunia, saya memiliki sifat iri hati maka itu saya sering mengadu domba atau menceritakan hal yang bukan-bukan sehingga menyebabkan keributan di dalam keluarga orang yang akhirnya terjadi perpecahan diantara sesama saudara dan menyebabkan kedua orang tua mereka tidak ada yang mengurusnya. Hanya itu saja perbuatan saya, saya tidak berbuat dosa yang lain lagi.
Pejabat : Orang yang seperti kamu ini dijuluki panjang lidah di alam dunia. Sebagai seorang wanita kamu tidak menjaga kebajikan mulut, malah sering menggunakan kata-kata untuk merusak rumah tangga orang lain. Disamping itu kamu juga sering merokok,.minum arak dan sebagainya. Sewaktu berbicara, kamu tidak menjaga kesopanan, berteriak-teriak dengan sesuka hati atau berbisik-bisik di telinga para pria atau membicarakan hal-hal yang jorok. Lidahmu sungguh beracun, harus dipotong agar mulutmu tidak bisa bicara. Lidahmu harus dilatih untuk berbuat baik.
Chi Kung Huo Fo : Lidah yang jahat bagaikan sebilah pisau. Di penjara neraka mencabut lidah paling banyak terdapat para roh dari kaum wanita. karena wanita umumnya bersifat licik, suka gossip dan banyak bicara dan paling gampang menimbulkan keributan. Terutama para wainta yang tidak memilki kesopanan dan sifat lemah lembut. Sewaktu mereka berbicara kedengarannya seperti berteriak, walaupun kata-kata yang diucapkan oleh mereka sudah melukai perasaan orang lain, namun mereka masih tidak mau memperbaikinya. Maka itu setelah meninggal dunia, lidah mereka harus dipotong dan diperbaiki oleh prajurit alam baka agar suara merka dapat menjadi kecil dan kedengarannya lemah lembut untuk mengembalikan suasana yang damai.
Yang Sheng : Saya mau bertanya kepada tuan ini, tuan ini pernah berbuat dosa apa sehingga harus dihukum disini ?
Roh Dosa 2 : Sewaktu masih hidup di dunia, saya gampang marah. Jika mendengar sesuatu yang tidak menyenangkan hati saya, maka saya akan meluapkan kemarahan saya dan saya akan memaki, tidak peduli orang tua atau leluhur dari orang lain. Semuanya saya maki dengan kata-kata yang kasar. Hanya itu saja perbuatan saya, saya tidak pernah berbuat dosa yang lain. Tetapi setelah meninggal dunia, Yen Wang tidak melepaskan saya, beliau mengatakan bahwa mulut saya ini sungguh jahat, kotor dan tidak bisa diampuni. Akhirnya saya pun dihukum disini. Saya harap umat manusia di alam dunia, janganlah berbuat seperti saya, kalau berbuat seperti yang saya lakukan itu, maka setelah meninggal dunia di penjara neraka inilah hukumannya.
Pejabat : Ada peribahasa mengatakan : " Hati yang jahat, tidak semua orang dapat melihatnya, namun mulut yang jahat bisa di dengar semua orang." Mulut yang jahat gampang menyinggung perasaan orang, sehingga bisa terjadi pertengkaran atau keributan. Ada pepatah mengatakan " Luka disebabkan oleh pisau gampang sembuh, tetapi luka yang disebabkan oleh kata-kata sulit dilupakan." Apalagi sewaktu memaki orang biasanya umat manusia tidak peduli lagi siapa orang itu, semua kata-kata kasar pun diucapkan, ditambah lagi kata-kata penghinaan. Ini sungguh merupakan dosa yang besar. Karena dapat menyebabkan hati orang terluka atau terasa sakit. Sebagai orang yang bijaksana, berbicaralah dengan bahasa yang enak di dengar, yang penuh ajaran kebaikan dan tidak boleh berbicara tentang hal yang jorok. Kalau umat manusia berbuat dosa dengan mulut mereka, maka semua pahalanya akan musnah dan di kemudian hari akan mendapat hukuman berat di alam neraka.
Yang Sheng : Bolehkah saya bertanya kepada Bhiksu, mengapa anda dihukum disini ?
Roh Dosa 3 : Amitabah ! Berpikir kembali di masa kehidupan dahulu, saya karena mengagumi keagungan dari ajaran sang Buddha, sehingga saya pun melepaskan diri dari kehidupan duniawi dan mengasingkan diri untuk menjadi Bhiksu di sebuah vihara. Saya rajin membaca sutra suci dan sering meneliti ajaran Dharma dari kitab suci sehingga saya bisa berceramah. Sewaktu berceramah saya sering mengatakan bahwa kelemahan dari agama yang lain dan mengatakan hanya ajaran Sang Buddha-lah yang paling mulia. Dewa-dewa yang lain adalah dewa-dewa yang tingkat kesuciannya masih rendah dan semua ajaran kepercayaan adalah ajaran yang sesat dan saya mengatakan bahwa hanya ajaran Sang Buddha-lah yang benar.
Setelah mendengar ceramah saya, banyak umat yang terpengaruh sehingga mereka pun ikut-ikutan menghina agama kepercayaan orang lain. Saya hanya berceramah menurut apa yang tertulis di buku, saya tidak mengetahui apa kesalahannya. Setelah meninggal dunia, roh saya telah terasa diikat, tidak bisa lepas. Kemudian saya baru menyadari bahwa roh saya diikat oleh para Dewa. karena saya pernah menghina para Dewa, maka saya dimasukkan ke penjara neraka, tidak bisa menuju ke surga. Saya mohon Buddha Chi Kung bersedia menolong saya.
Chi Kung Huo Fo : Kamu murid yang ceroboh. Buddha tidak mempunyai murid seperti kamu. Ajaran sang Buddha bersifat adil terhadap semua makhluk hidup. Dewa asalnya adalah dari manusia yang telah melatih diri berbuat kebajikan hingga mencapai tahap yang tertentu, barulah diberi gelar Dewa.
Para Dewa semuanya berhati mulia dan pernah menolong umat manusia, bahkan mereka pernah mengorbankan diri sendiri demi menolong umat manusia, kini mereka berada di surga. Pada zaman sekarang banyak terdapat para penceramah yang sok pintar, demi menarik para umat sengaja merubah isi kitab suci atau mengarang buku yang pelajarannya menyesatkan sehingga terjadi perselisihan diantara umat beragama. Dosa ini sungguh tidak dapat diampuni.
Dengan ini saya berharap para umat beragama di alam dunia terutama yang menjadi pendeta, penceramah atau yang lain-lain, sewaktu berceramah harus berbicara dengan terus terang dan jujur serta berbuat sesuai dengan ajaran yang benar, terutama harus menjaga kelakuan sehari-hari. Jangan menerbitkan isu yang bukan-bukan atau mengatakan sesuatu yang bisa menyinggung perasaan umat dari agama yang lain. Bagi orang-orang yang pernah melakukan kesalahan ini atau pernah mengarang buku yang sifatnya menghina agama yang lain, cepatlah membakar buku yang sesat itu. Bersihkan mulut dengan membaca ajaran yang benar, kalau tidak mereka harus merasakan sakitnya hukuman mencabut lidah dan melubangi pipi di penjara alam neraka. Waktu kita untuk hari ini sudah habis. Yang Sheng, bersiap-siaplah untuk kembali ke vihara.
Pejabat : Jika ada kekurangan dalam penjelasan kami, harap kalian dapat memakluminya. Perintahkan para jenderal berbaris untuk mengantarkan tamu.
Yang Sheng : Terima kasih atas bantuan dari pejabat dan para jenderal. Sampai jumpa. Guru, saya sudah duduk di atas bunga teratai. Silakan berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Disini saya ingin mengingatkan umat manusia bahwa apabila seseorang dengan tulus hati dan tekun membaca dan memahami Sutra 8 Kesadaran Agung, maka akan membawa beliau mencapai Kebijaksanaan Tertinggi. Sutra 8 Kesadaran Agung yaitu :
1. Menyadari bahwa bumi adalah tidak kekal, bumi bersifat rapuh, berbahaya, penuh resiko bencana alam dan satu saat akan mengalami kehancuran, demikian juga badan jasmani manusia bukanlah Aku yang sebenarnya karena tubuh manusia terbentuk dari kondisi atau akibat dari karma kehidupan yang lampau. Karena pikiran sering mengejar dan melekat pada objek-objek duniawi, sehingga menjadi temapt bersemayamnya dosa dan kejahatan.
2. Menyadari bahwa terlampau banyak keinginan atau kegiuran akan menimbulkan penderitaan. Kelahiran dan kematian adalah cobaan ayng berat dan melelahkan. Ini semua disebabkan oleh pikiran keserakaan dan nafsu keinginan. Dengan mengurangi keinginan manusia dapat menikmati kedamaian, kebebasan dan ketenangan secara jasmani dan rohani.
3. Menyadari bahwa pikrian tidak pernah berhenti, terus menerus mencari pengejaran dan untuk memuaskan keinginan, membuat manusia sering melanggar Sila, melakukan perbuatan jahat dan berbuat dosa, maka itu manusia lebih baik memilih puas hati, tekun mengikuti ajaran Sang Buddha, hidup sederhana karena tujuan hidup manusia adalah untuk mengembangkan kebijaksanaan.
4. Menyadari bahwa kemalasan dan kegemaran untuk menyenangkan badan jasmani membuat orang merosot, maka itu manusia harus menaklukkan sifat kemelekatan terhadap wujud jasmani, suara, wangi-wangian, cita rasa, sentuhan badan dan khayalan.
5. Menyadari bahwa ketidaktahuan atau kebodohan, tidak mengetahui hukum kebenaran alam semesta ( Dharma ) membuahkan kelahiran dan kematian. Manusia harus dengan tekun mempelajari Dharma dengan cara membaca, mendengar, memahami dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari serta turut menyebarkan kitab suci Dharma kepada semua umat manusia.
6. Menyadari kemiskinan kadangkala membuat manusia berbuat kejahatan, maka umat manusia seharusnya memberi bantuan dalam bentuk materi ataupun keterampilan kepada makhluk hidup yang membutuhkannya.
7.Menyadari bahwa hawa nafsu adalah sumber dari pelanggaran. Umat manusia tidak seharusnya mengotori diri sendiri dengan kesenangan jasmani.
8. Menyadari bahwa roda kelahiran dan kematian bagaikan nyala api di neraka, maka itu umat manusia harus menetapkan hati untuk mengikuti ajaran dari Sang Buddha.
Kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien. ( Yang Sheng turun dari bunga teratai, kemudian rohnya masuk kembali ke badannya ).
Bersambung ke : Perjalanan Ke 48, Mengunjungi Penjara Neraka Tingkat Kedelapan Berbincang Dengan Penguasa Alam Baka Ping Teng Wang.
Chi Kung Huo Fo : Sebagai manusia haruslah sadar jangan seperti menaiki tangga, naik terus tanpa berhenti dan tidak terasa sudah sampai di ujung tangga. Begitu hilang kendali, maka mereka pun akan terjatuh dan hancur. Umat manusia haruslah sadar bahwa kehidupan di dunia ini tidaklah lama, walaupun dapat tinggal di rumah bertingkat, itu hanya bersifat sementara. Setelah beberapa puluh tahun kemudian harus ditinggalkan.
Tahun datang dan pergi silih berganti, orang baru menggantikan orang lama, jika umat manusia tidak cepat-cepat sadar dan menunggu sampai badan mereka telah penuh dengan kotoran dunia dan tidak ada peningkatan spritualitas sama sekali, maka begitu ajal tiba waktu itu mau merasa menyesal pun sudah terlambat. Hari ini kita sudah siap untuk berkeliling ke alam baka. Yang Sheng, naiklah ke atasa bunga teratai.
Yang Sheng : Siap, guru. Terdengar ada suara lonceng pembacaan doa di Vihara, ini adalah tanda untuk mengantar kepergian seorang manusia lagi dari alam dunia.
Chi Kung Huo Fo : Suara pembacaan doa adalah untuk menyadarkan umat manusia bahwa kehidupan di alam manusia adalah tidak kekal dan orang yang sudah meninggal itu tidak akan balik lagi kembali ke dunia sebelum mereka membayar semua hutang karmanya. Sekarang kita akan menuju ke alam baka. Kita sudah tiba. Yang Sheng, turunlah.
Pejabat : Selamat datang Buddha Chi Kung dan Yang Sheng, neraka ini namanya Neraka Mencabut Lidah dan Melubangi Pipi, wilayah ini termasuk kekuasaan dari Penguasa Alam Baka Tingkat Ketujuh. Kalian berdua datang kemari atas Titah untuk menulis kitab ajaran kebaikan, sungguh mulia tugas kalian ini.
Yang Sheng : Kami tidak berani menerima pujian dari pejabat, apabila tidak ada perlindungan dari guru dan bantuan dari para pejabat, tugas ini akan terasa sangat berat. Hari ini kami mau meninjau ke penjara neraka yang terdapat disini. Saya berharap pejabat dapat memberikan bantuan.
Pejabat : Tentu saya akan memberi bantuan kepada anda, mari kalian berdua ikut saya masuk ke dalam penjara neraka ini agar kalian dapat melihatnya secara seksama.
Neraka Mencabut Lidah dan Melubangi Pipi |
Setelah itu dengan menggunakan pisau yang tajam memotongnya sampai putus. Para roh dosa menjerit kesakitan dan darah pun mneyembur keluar sehingga membasahi dada dari para roh dosa. Sesudah itu prajurit alam baka masih menggunakan besi yang tajam, menusuk pipi kiri dari para roh dosa hingga tembus ke pipi kanan, lalu menusukkkan kawat yang kecil dan dikaitkan ke tiang kayu sehingga para roh dosa pun jatuh pingsan setelah merintih kesakitan, wah sungguh sadis hukuman ini.
Pejabat : Akar lidah terhubung langsung ke ulu hati, jika terluka sedikit saja akan terasa sangat sakit, maka para roh dosa yang menerima hukuman disini selain badannya gemetar juga akan terkencing-kencing.
Yang Sheng : Hukuman yang dijalani oleh para roh dosa di penjara neraka semuanya sesuai dengan dosa yang pernah mereka lakukan. Hukuman yang diberikan adalah hukuman yang tepat. Saya ingin bertanya, dosa apa yang telah dilakukan oleh para roh dosa sehingga mereka harus dihukum disini.
Pejabat : Para roh doa yang dihukum disini kebanyakan telah berbuat jahat atau dosa melalui mulut, karena mereka berbuat hal yang kurang ajar dari mulut, maka mulut mereka harus dihukum. Sekarang saya perintahkan para roh dosa untuk menceritakan perbuatan dosa mereka agar bisa dicantumkan di dalam kitab ajaran kebaikan untuk menasehati semua umat manusia di dunia.
Yang Sheng : Terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh pejabat.
Pejabat : Para roh dosa sudah dikawal keluar. Silakan Yang Sheng bertanya kepada mereka.
Yang Sheng : Saya mau bertanya kepada nenek, mengapa nenek dihukum disini ?
Roh Dosa 1 : Saya hanya tidak bisa menjaga mulut saja, sebenarnya saya tidak melakukan dosa yang berat.
Pejabat : Karena perkataanmu menyebabkan orang lain menjadi celaka. Apakah itu bukan dosa yang berat ? Cepat ceritakan dengan jujur, kalau tidak kamu akan dihukum lebih berat lagi.
Roh Dosa 1 : Baiklah, saya akan menceritakan keadaan yang sebenarnya. Sewaktu saya masih hidup di dunia, saya memiliki sifat iri hati maka itu saya sering mengadu domba atau menceritakan hal yang bukan-bukan sehingga menyebabkan keributan di dalam keluarga orang yang akhirnya terjadi perpecahan diantara sesama saudara dan menyebabkan kedua orang tua mereka tidak ada yang mengurusnya. Hanya itu saja perbuatan saya, saya tidak berbuat dosa yang lain lagi.
Pejabat : Orang yang seperti kamu ini dijuluki panjang lidah di alam dunia. Sebagai seorang wanita kamu tidak menjaga kebajikan mulut, malah sering menggunakan kata-kata untuk merusak rumah tangga orang lain. Disamping itu kamu juga sering merokok,.minum arak dan sebagainya. Sewaktu berbicara, kamu tidak menjaga kesopanan, berteriak-teriak dengan sesuka hati atau berbisik-bisik di telinga para pria atau membicarakan hal-hal yang jorok. Lidahmu sungguh beracun, harus dipotong agar mulutmu tidak bisa bicara. Lidahmu harus dilatih untuk berbuat baik.
Chi Kung Huo Fo : Lidah yang jahat bagaikan sebilah pisau. Di penjara neraka mencabut lidah paling banyak terdapat para roh dari kaum wanita. karena wanita umumnya bersifat licik, suka gossip dan banyak bicara dan paling gampang menimbulkan keributan. Terutama para wainta yang tidak memilki kesopanan dan sifat lemah lembut. Sewaktu mereka berbicara kedengarannya seperti berteriak, walaupun kata-kata yang diucapkan oleh mereka sudah melukai perasaan orang lain, namun mereka masih tidak mau memperbaikinya. Maka itu setelah meninggal dunia, lidah mereka harus dipotong dan diperbaiki oleh prajurit alam baka agar suara merka dapat menjadi kecil dan kedengarannya lemah lembut untuk mengembalikan suasana yang damai.
Yang Sheng : Saya mau bertanya kepada tuan ini, tuan ini pernah berbuat dosa apa sehingga harus dihukum disini ?
Roh Dosa 2 : Sewaktu masih hidup di dunia, saya gampang marah. Jika mendengar sesuatu yang tidak menyenangkan hati saya, maka saya akan meluapkan kemarahan saya dan saya akan memaki, tidak peduli orang tua atau leluhur dari orang lain. Semuanya saya maki dengan kata-kata yang kasar. Hanya itu saja perbuatan saya, saya tidak pernah berbuat dosa yang lain. Tetapi setelah meninggal dunia, Yen Wang tidak melepaskan saya, beliau mengatakan bahwa mulut saya ini sungguh jahat, kotor dan tidak bisa diampuni. Akhirnya saya pun dihukum disini. Saya harap umat manusia di alam dunia, janganlah berbuat seperti saya, kalau berbuat seperti yang saya lakukan itu, maka setelah meninggal dunia di penjara neraka inilah hukumannya.
Pejabat : Ada peribahasa mengatakan : " Hati yang jahat, tidak semua orang dapat melihatnya, namun mulut yang jahat bisa di dengar semua orang." Mulut yang jahat gampang menyinggung perasaan orang, sehingga bisa terjadi pertengkaran atau keributan. Ada pepatah mengatakan " Luka disebabkan oleh pisau gampang sembuh, tetapi luka yang disebabkan oleh kata-kata sulit dilupakan." Apalagi sewaktu memaki orang biasanya umat manusia tidak peduli lagi siapa orang itu, semua kata-kata kasar pun diucapkan, ditambah lagi kata-kata penghinaan. Ini sungguh merupakan dosa yang besar. Karena dapat menyebabkan hati orang terluka atau terasa sakit. Sebagai orang yang bijaksana, berbicaralah dengan bahasa yang enak di dengar, yang penuh ajaran kebaikan dan tidak boleh berbicara tentang hal yang jorok. Kalau umat manusia berbuat dosa dengan mulut mereka, maka semua pahalanya akan musnah dan di kemudian hari akan mendapat hukuman berat di alam neraka.
Yang Sheng : Bolehkah saya bertanya kepada Bhiksu, mengapa anda dihukum disini ?
Roh Dosa 3 : Amitabah ! Berpikir kembali di masa kehidupan dahulu, saya karena mengagumi keagungan dari ajaran sang Buddha, sehingga saya pun melepaskan diri dari kehidupan duniawi dan mengasingkan diri untuk menjadi Bhiksu di sebuah vihara. Saya rajin membaca sutra suci dan sering meneliti ajaran Dharma dari kitab suci sehingga saya bisa berceramah. Sewaktu berceramah saya sering mengatakan bahwa kelemahan dari agama yang lain dan mengatakan hanya ajaran Sang Buddha-lah yang paling mulia. Dewa-dewa yang lain adalah dewa-dewa yang tingkat kesuciannya masih rendah dan semua ajaran kepercayaan adalah ajaran yang sesat dan saya mengatakan bahwa hanya ajaran Sang Buddha-lah yang benar.
Setelah mendengar ceramah saya, banyak umat yang terpengaruh sehingga mereka pun ikut-ikutan menghina agama kepercayaan orang lain. Saya hanya berceramah menurut apa yang tertulis di buku, saya tidak mengetahui apa kesalahannya. Setelah meninggal dunia, roh saya telah terasa diikat, tidak bisa lepas. Kemudian saya baru menyadari bahwa roh saya diikat oleh para Dewa. karena saya pernah menghina para Dewa, maka saya dimasukkan ke penjara neraka, tidak bisa menuju ke surga. Saya mohon Buddha Chi Kung bersedia menolong saya.
Chi Kung Huo Fo : Kamu murid yang ceroboh. Buddha tidak mempunyai murid seperti kamu. Ajaran sang Buddha bersifat adil terhadap semua makhluk hidup. Dewa asalnya adalah dari manusia yang telah melatih diri berbuat kebajikan hingga mencapai tahap yang tertentu, barulah diberi gelar Dewa.
Para Dewa semuanya berhati mulia dan pernah menolong umat manusia, bahkan mereka pernah mengorbankan diri sendiri demi menolong umat manusia, kini mereka berada di surga. Pada zaman sekarang banyak terdapat para penceramah yang sok pintar, demi menarik para umat sengaja merubah isi kitab suci atau mengarang buku yang pelajarannya menyesatkan sehingga terjadi perselisihan diantara umat beragama. Dosa ini sungguh tidak dapat diampuni.
Dengan ini saya berharap para umat beragama di alam dunia terutama yang menjadi pendeta, penceramah atau yang lain-lain, sewaktu berceramah harus berbicara dengan terus terang dan jujur serta berbuat sesuai dengan ajaran yang benar, terutama harus menjaga kelakuan sehari-hari. Jangan menerbitkan isu yang bukan-bukan atau mengatakan sesuatu yang bisa menyinggung perasaan umat dari agama yang lain. Bagi orang-orang yang pernah melakukan kesalahan ini atau pernah mengarang buku yang sifatnya menghina agama yang lain, cepatlah membakar buku yang sesat itu. Bersihkan mulut dengan membaca ajaran yang benar, kalau tidak mereka harus merasakan sakitnya hukuman mencabut lidah dan melubangi pipi di penjara alam neraka. Waktu kita untuk hari ini sudah habis. Yang Sheng, bersiap-siaplah untuk kembali ke vihara.
Pejabat : Jika ada kekurangan dalam penjelasan kami, harap kalian dapat memakluminya. Perintahkan para jenderal berbaris untuk mengantarkan tamu.
Yang Sheng : Terima kasih atas bantuan dari pejabat dan para jenderal. Sampai jumpa. Guru, saya sudah duduk di atas bunga teratai. Silakan berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Disini saya ingin mengingatkan umat manusia bahwa apabila seseorang dengan tulus hati dan tekun membaca dan memahami Sutra 8 Kesadaran Agung, maka akan membawa beliau mencapai Kebijaksanaan Tertinggi. Sutra 8 Kesadaran Agung yaitu :
1. Menyadari bahwa bumi adalah tidak kekal, bumi bersifat rapuh, berbahaya, penuh resiko bencana alam dan satu saat akan mengalami kehancuran, demikian juga badan jasmani manusia bukanlah Aku yang sebenarnya karena tubuh manusia terbentuk dari kondisi atau akibat dari karma kehidupan yang lampau. Karena pikiran sering mengejar dan melekat pada objek-objek duniawi, sehingga menjadi temapt bersemayamnya dosa dan kejahatan.
2. Menyadari bahwa terlampau banyak keinginan atau kegiuran akan menimbulkan penderitaan. Kelahiran dan kematian adalah cobaan ayng berat dan melelahkan. Ini semua disebabkan oleh pikiran keserakaan dan nafsu keinginan. Dengan mengurangi keinginan manusia dapat menikmati kedamaian, kebebasan dan ketenangan secara jasmani dan rohani.
3. Menyadari bahwa pikrian tidak pernah berhenti, terus menerus mencari pengejaran dan untuk memuaskan keinginan, membuat manusia sering melanggar Sila, melakukan perbuatan jahat dan berbuat dosa, maka itu manusia lebih baik memilih puas hati, tekun mengikuti ajaran Sang Buddha, hidup sederhana karena tujuan hidup manusia adalah untuk mengembangkan kebijaksanaan.
4. Menyadari bahwa kemalasan dan kegemaran untuk menyenangkan badan jasmani membuat orang merosot, maka itu manusia harus menaklukkan sifat kemelekatan terhadap wujud jasmani, suara, wangi-wangian, cita rasa, sentuhan badan dan khayalan.
5. Menyadari bahwa ketidaktahuan atau kebodohan, tidak mengetahui hukum kebenaran alam semesta ( Dharma ) membuahkan kelahiran dan kematian. Manusia harus dengan tekun mempelajari Dharma dengan cara membaca, mendengar, memahami dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari serta turut menyebarkan kitab suci Dharma kepada semua umat manusia.
6. Menyadari kemiskinan kadangkala membuat manusia berbuat kejahatan, maka umat manusia seharusnya memberi bantuan dalam bentuk materi ataupun keterampilan kepada makhluk hidup yang membutuhkannya.
7.Menyadari bahwa hawa nafsu adalah sumber dari pelanggaran. Umat manusia tidak seharusnya mengotori diri sendiri dengan kesenangan jasmani.
8. Menyadari bahwa roda kelahiran dan kematian bagaikan nyala api di neraka, maka itu umat manusia harus menetapkan hati untuk mengikuti ajaran dari Sang Buddha.
Kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien. ( Yang Sheng turun dari bunga teratai, kemudian rohnya masuk kembali ke badannya ).
Bersambung ke : Perjalanan Ke 48, Mengunjungi Penjara Neraka Tingkat Kedelapan Berbincang Dengan Penguasa Alam Baka Ping Teng Wang.
Tidak ada komentar:
Write komentar