Dalam ilmu pengobatan
tradisional Tiongkok dan Taoisme maka Saripati, Qi dan Sukma disebut sebagai "Tiga mustika kehidupan ".
Ilmu pengobatan tradisional Tiongkok sangat mengutamakan pemeliharaan jiwa, “tiga mustika” kehidupan adalah tujuan yang dianut oleh pengobatan tradisional Tiongkok dalam memelihara dan melindungi jiwa; aliran Taoisme bercita-cita untuk berkultivasi menjadi “manusia sejati” ( Zhen Ren ).
Tiga mustika kehidupan adalah tangga untuk menaikkan tingkatan; “tiga mustika” kehidupan oleh ilmu pengobatan tradisional Tiongkok dianggap sebagai tujuan dari pemeliharaan jiwa.
Ilmu pengobatan tradisional Tiongkok sangat mengutamakan pemeliharaan jiwa, “tiga mustika” kehidupan adalah tujuan yang dianut oleh pengobatan tradisional Tiongkok dalam memelihara dan melindungi jiwa; aliran Taoisme bercita-cita untuk berkultivasi menjadi “manusia sejati” ( Zhen Ren ).
Tiga mustika kehidupan adalah tangga untuk menaikkan tingkatan; “tiga mustika” kehidupan oleh ilmu pengobatan tradisional Tiongkok dianggap sebagai tujuan dari pemeliharaan jiwa.
Kitab pengobatan Tiongkok
mengemukakan bahwa kehidupan ada 5 tahap, yaitu lahir, tumbuh, perkasa,
tua, mati. Juga boleh dikatakan bahwa manusia setelah lahir akan
secara alami mengalami proses pertumbuhan, keperkasaan, penuaan,
akhirnya menuju kematian. Ini adalah hukum perkembangan hidup yang harus
dijalani, di antaranya, tahap penuaan adalah titik balik dari suatu
kehidupan. Karena setelah memasuki tahap tersebut, fungsi tubuh mulai
menurun sehingga akan banyak timbul penyakit, dan juga makin lama
semakin berat. Oleh karena itu, jika ingin memperlambat penuaan, agar
bisa hidup lebih sehat dan panjang umur, maka harus memperhatikan
pemeliharaan jiwa. ( Memelihara dan melindungi jiwa.)
Di
dalam jiwa manusia pada hakekatnya sudah ada sistem mekanis untuk
melindungi jiwa, hanya saja manusia tidak mengetahuinya, atau tidak tahu
cara penggunaannya. Mengapa saripati, Qi, dan sukma disebut sebagai
“tiga mustika” kehidupan? Karena “tiga mustika” kehidupan dapat
membentuk banyak lapis “sekat pelindung” yang melindungi jiwa. Tujuan
dari memelihara jiwa justru adalah ingin memelihara dan melindungi “tiga
mustika” kehidupan, yaitu saripati, Qi, dan sukma.
I. “Saripati” : memerankan fungsi pertahanan dan pengaturan pada tubuh
“Saripati”
adalah materi essensi dalam tubuh manusia. Dia bukan saja merupakan
unsur penting yang membentuk tubuh manusia, tapi juga menjalankan fungsi
dari berbagai sistem pada tubuh. Yang lebih penting lagi, “saripati”
mempunyai kemampuan untuk menjaga dan mengatur fungsi-fungsi penting di
dalam tubuh, misalnya sistim kekebalan tubuh yang dapat melawan virus
dan bakteri dari luar, untuk melindungi tubuh.
Sistem
syaraf dapat menghantarkan informasi melalui syaraf, sistem sekresi
dalam dapat bekerja dengan bantuan fungsi hormon, keduanya sama-sama
mengatur fungsi jaringan organ tubuh manusia, untuk mengatasi perubahan
lingkungan dari luar maupun dalam tubuh manusia.
II. “Qi” : Qi internal yang positif, membuat unsur-unsur negatif / jahat tak berdaya.
“Qi”
adalah semacam energi, dapat membentuk medan energi di dalam maupun di
permukaan tubuh manusia, yang berfungsi menangkal unsur-unsur negatif
yang menerjang masuk dari luar. Kuat dan lemahnya “Qi” berhubungan langsung dengan baik-buruknya kesehatan tubuh seseorang. Oleh karena itu dalam kitab
dikatakan: Qi internal yang positif, membuat unsur-unsur negatif tak
berdaya. Dapat juga dikatakan bahwa jika “Qi” sangat kuat, unsur-unsur
negatif dari luar tidak akan mampu menyerang tubuh manusia.
III. Sukma : Energinya paling kuat, mempunyai kemampuan paling kuat untuk melindungi kehidupan.
“Jiwa
prima” barulah pengendali sejati dari seorang manusia,
partikel-partikel yang membentuknya paling renik, energi yang
dimilikinya paling besar, kemampuan untuk melindungi kehidupan paling
kuat, maka ia adalah “pusaka” yang paling baik dari tubuh manusia untuk
menangkal penyakit. Namun bagaimana menggunakan “jiwa prima” yang
sebagai pusaka ini? Dalam kitab
dikatakan, untuk memelihara jiwa haruslah mengutamakan akhlak. Hanya
dengan mengutamakan akhlak barulah bisa memelihara dan melindungi “jiwa
prima”, dan mengembangkan kemampuan “jiwa prima” yang tak terbatas itu.
“Tiga Mustika” Kehidupan adalah Tangga Kultivasi dari Aliran Taoisme
Aliran Taoisme bercita-cita untuk berkultivasi menjadi “manusia sejati”, yang oleh orang awam disebut dewa. Dalam kitab
disinggung tentang “manusia sejati”, dikatakan bahwa: “pada zaman kuno
ada seorang manusia sejati, dengan tangannya mengangkat langit dan
bumi, menguasai Yin-Yang, bernafas dengan Qi saripati, berdiri tegak
dengan penuh konsentrasi, otot dan dagingnya bagaikan menyatu. Konon
umurnya tak terpengaruh oleh langit dan bumi, tak dikendalikan oleh
waktu, ini adalah kehidupan para Taois”. “Zhen Ren” (manusia sejati)
adalah penganut aliran Taoisme yang telah berhasil mencapai
kesempurnaan.
“Zhen Ren” karena menjalani kultivasi maka memiliki
kemampuan supernormal, sehingga mampu mengangkat langit dan bumi,
menguasai Yin-Yang; kemampuannya menembus langit dan bumi, tidak ada
sesuatu yang tak bisa dilakukan; karena sudah menyatu dengan Tao
(mencapai kesempurnaan), maka umurnya tak terpengaruhi oleh langit dan
bumi, tak dikendalikan oleh waktu, umurnya melebihi langit dan bumi,
tiada batas dan tiada habis.
Tujuan
kulltivasi adalah untuk keluar dari dunia fana dan masuk ke dunia suci.
Bagaimana agar dapat berkultivasi dari manusia biasa menjadi manusia
sejati (Zhen Ren)? Kultivasi aliran Tao adalah ganda pada jiwa dan raga,
jadi harus mengutamakan akhlak untuk berkultivasi jiwa, juga harus
berlatih Gong (perangkat gerakan) untuk berkultivasi raga.
Melalui cara
kultivasi, mengubah saripati yang berwujud menjadi Qi yang tanpa wujud,
yang ber-energi lebih tinggi, kemudian dengan Qi memperkuat energi yang
ada pada “jiwa prima”, akhirnya mencapai taraf kondisi “hampa”, untuk
menyatu dengan Tao. Dapat juga dikatakan, mengubah materi yang berwujud
menjadi unsur yang tak berwujud. Oleh karena itu, “tiga mustika”
kehidupan yang berupa saripati, Qi dan sukma adalah sangat berharga,
merupakan tangga dari tingkat kultivasi aliran Tao.
“Tiga
mustika” kehidupan berupa saripati, Qi dan sukma benar-benar adalah
tiga macam pusaka dalam jiwa manusia. Di antaranya, “jiwa prima” adalah
yang paling penting, karena jiwa prima adalah pengendali yang
sesungguhnya dari seseorang, kemampuannya untuk melindungi kehidupan
paling kuat , merupakan pusaka paling bagus pada tubuh manusia untuk
menangkal penyakit. Bila ingin memelihara dan melindungi jiwa prima,
ditinjau dari aspek pemeliharaan jiwa ataupun aspek kultivasi, keduanya
juga haruslah mengutamakan akhlak.
Penjelasan beberapa istilah :
1.
Qi : ( Baca : Chi ) Bisa diartikan sebagai prana. Namun Qi pada tingkat
tinggi sudah berupa energi, yang terdiri dari materi lebih
mikroskopik.
2. Memelihara jiwa : Memelihara
kesehatan secara lahir dan bathin. Suatu cara dari masa lampau yang
memadukan pemeliharaan /pembinaan fisik dan mental, untuk mencapai
keseimbangan tubuh, agar sehat dan panjang umur.
3.
Jiwa prima : Bisa diartikan sebagai “roh”, yaitu jiwa yang
sesungguhnya dari seseorang. Karena kesadaran manusia yang kompleks
acapkali berperan mengendalikan seseorang, namun itu bukan dari jiwa
primanya.
4. Kultivasi : metode /jalan untuk
mencapai pencerahan bathin, atau kesempurnaan jiwa. Pada masa lampau
orang melakukannya dengan cara bertapa.
Tidak ada komentar:
Write komentar