|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 01 April 2012

Penghormatan Kepada Leluhur

 

Ribuan warga Tionghoa khususnya penganut Konghucu mulai memadati pekuburan Tionghoa, vihara, kelenteng, dan tempat-tempat persemayaman, guna melaksanakan ritual Cheng Beng atau upacara menghormati para leluhur yang tahun ini jatuh pada tanggal 4 April 2012.

Bagi masyarakat Tionghua, penghormatan kepada orang tua, baik kepada yang masih hidup maupun kepada yang sudah meninggal, merupakan sebuah kebudayaan sejak jaman dahulu kala.
Relasi antar manusia dalam tradisi Tionghua tidak akan hilang, meskipun kematian telah memisahkan orang dari kehidupan di atas dunia ini. Karena itu tidak heran kalau dalam setiap keluarga penghormatan kepada leluhur menjadi bagian penting dalam kehidupan bersama.

Orang yang tidak lagi menghormati leluhur yang telah meninggal dianggap sebagai seorang anak durhaka, sebab mereka melupakan asal usul dan jasa dari para pendahulunya, bahkan melupakan akar kehidupannya sendiri.

Penghormatan kepada para leluhur bukanlah suatu sikap menyembah. Hal inilah yang kerap kali disalah mengerti oleh sebagian besar orang, bahkan oleh orang Tionghua sendiri. Peletak dasar ajaran etika bangsa Tionghua, tidak mengajarkan penyembahan kepada leluhur, seakan-akan mereka itu setingkat dewa. Persembahan itu hanyalah sarana untuk menyatakan hormat dan penghargaan kepada leluhur / tokoh-tokoh yang berjasa dalam hidup.

Masyarakat Tionghua membagi dunia dalam dualisme yin-yang. Kehidupan di dunia ini disebut dunia yang, dan kehidupan sesudah dunia ini disebut yin. Maka bila orang meninggalkan dunia ini, dia berpindah ke dimensi lain dari kehidupan. Mereka tidak mati dalam pengertian binasa, tidak ada lagi, dan tidak mempunyai hubungan dengan dunia. Hubungan antara yang hidup dan yang mati, antara dunia sini dan dunia sana, inilah yang harus dijaga keseimbangannya. Bila keseimbangan itu terganggu, roh-roh akan marah. Keseimbangan ini dijaga bukan dengan persembahan, melainkan dengan perilaku hidup moral yang baik dan benar.

Tidak ada komentar:
Write komentar