|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 25 April 2012

Seseorang Yang Memiliki Kebesaran Jiwa, Tidak Perlu Melihat Fengshui

 

 Di sebuah kampung yang memiliki sebuah tradisi yang suka melihat fengshui. Ada seorang Suhu fengshui yang selamanya dihormati orang dan disebut sebagai "Dewa pengamat tanah" (Kan Di Xian). Reputasi seorang suhu fengshui bisa tersohor hingga radius puluhan km, orang yang mengundang suhu fengshui mengalir terus dan berdatangan ke rumah. 

Sehingga di kampung itu tersiar luas sebuah kisah yang telah berlangsung 20 tahun lebih tentang seorang Kan di xian (baca : gan ti sien) yang kala itu rela melepas order ilmu fengshuinya.  

Ketika suatu waktu, ada seorang orang tua yang meninggal dunia. Putranya seorang petani yang lugu dan telah berusia 40 tahunan. Keluarga mereka pada awalnya adalah sebuah keluarga marga besar dan makam leluhurnya pun cukup besar, maka ia berniat untuk mencarikan ayahnya sebidang tanah makam yang baik, yang disebut "menghadirkan makam baru". 

Maka dia pun mengundang Kan di xian datang ke rumahnya dan dengan penuh hormat, mempersilakannya masuk ke dalam rumah. Dia menjamunya dengan rokok dan teh yang bermerek. Setelah itu Ia mengatakan, "Orang tua saya telah berjuang seumur hidup, tanpa sempat menikmati rejeki, hati ini sungguh risau. Kini beliau telah tiada, bagaimanapun saya hendak mencarikan tanah makam yang agak baik, agar beliau bisa tentram di alam baka sana, sekaligus sebagai balas budi dan bakti seorang anak."  

Kan di xian adalah seorang kakek kurus yang walaupun sudah berusia 60 tahunan tapi masih semangat. Ketika ia mendengar perkataan sang petani itu, hatinya agak tersentuh. Selama puluhan tahun dia telah berpraktek melihat fengshui, sepertinya baru kali ini dia mendengar argumen seperti itu, hanya ingin membahagiakan orang tua yang meninggal di alam baka. 

Begitu banyak putra dan cucu berbakti yang mengundangnya selama ini, yang diomongkan mereka pasti memohon setelah kepergian orang tua di rumah tetap ada yang memperdulikan dan agar anak cucu bisa mendapat rejeki melimpah. 

Bagi yang sedang kesulitan keuangan berdalih agar mereka memperoleh perputaran nasib yang membaik, bagi yang sedang hidup kecukupan memohon kenaikan pangkat dan bagi yang secara turun temurun hanya punya anak tunggal mereka memohon bisa mempunyai banyak anak cucu. Tetapi hari ini petani ini tidak memohon rezeki demi anak cucu, sehingga membuatnya timbul respek.

Setelah Kan di xian merenungkan perkataan si petani itu, maka dia agak mengendorkan sikapnya yang biasanya selalu menjaga jarak. Dengan serius, ia pun berkata, "Fengshui baik atau buruk adalah satu hal sesuatu yang diwariskan oleh leluhur dan dipastikan terdapat prinsip di dalamnya. Yang paling utama ialah rumah tangga bisa rukun dan berbuat bajik terhadap orang lain,"

Kemudian si petani mengikuti Kan di xian keliling mencarikan tanah yang cocok untuk makam ayahnya. Ketika melewati sebidang ladang jagung, di depan ada sepetak sawah kedelai, setelah itu ladang jagung lagi. Jagung itu telah tumbuh setinggi orang dan di kejauhan nampak seseorang sedang memetik jagung dan mengantonginya. 

Si petani pun menarik Kan di xian ke samping, lalu ia sendiri mengendap-endap mundur ke ladang jagung. Kan di xian menjadi heran dan menanyainya apa yang terjadi. Ia berbisik, "Kita tunggu sejenak ya, tunggu setelah ia selesai memetik baru kita lewat." 

Kan di xian memandanginya dengan penuh selidik dan si petani berkata, "Begini lho, tanah di depan itu adalah milik saya, orang yang sedang memetik jagung itu juga berasal dari desa saya, kalau kita bergegas, ia mana bisa menghindar? Lain kali mana ia punya muka ketemu saya?"

Kan di xian berkata, "Bukankah ia sedang mencuri jagungmu? Kenapa malah engkau yang bersembunyi..." 

Si petani menyahut, "Bukan mencuri, sama-sama asal satu desa. Ia sangat miskin, biasanya kami juga tak mampu membantunya, ia memetik beberapa potong jagung, hitung-hitung sebagai sumbanganlah."

Kan di xian terkesiap, "Saudara, jika begitu tanah makam kalian saya tidak perlu melihat lagi. Dengan mengandalkan kebesaran jiwamu ini, kebajikan ini, orang yang ramah dan baik, ayah Anda mau dikubur dimana saja pasti merupakan sebuah bidang tanah pusaka fengshui."

Sepertinya Kandixian belum mau berhenti, ia berkata lagi, "Fengshui mengutamakan arah topografi dan kestabilan serta kokohnya kontur tanah, tetapi pusaka fengshui yang paling bagus pun membutuhkan keluarga yang berakhlak barulah layak. Keluarga yang licik, tanah pusaka fengshui yang baikpun bisa sirna. Hati Anda begitu tulus, pasti bisa mengundang fengshui yang baik."

Sama seperti kisah Liu Bei ( pendiri negara Shu di dalam roman klasik Samkok pada abad 3 Masehi ) menunggang De Lu, satu rejeki cukup untuk menekan seratus musibah. Orang-orang menganggap Liu Bei berejeki besar, tapi mana ada yang tahu bahwa Liu Bei benar-benar seseorang yang bijaksana? Ada yang mengusulkan kepadanya agar De Lu, tunggangan tuanya yang merepotkan pemiliknya sendiri itu disumbangkan saja kepada orang lain. Ketika itu langsung ditolak oleh Liu Bei." 

"Ia adalah seorang yang berjiwa besar, maka itu tatkala Liu Bei berada dalam bahaya, kuda itu mampu melayang melompati dan telah menyelamatkan jiwanya. Liu Bei sanggup mendirikan negeri Shu meski sikon negeri sedang kalut, seluruhnya berasal dari kebesaran jiwanya."

"Sebetulnya fengshui juga memiliki dalil yang sama, manusia yang sungguh-sungguh baik hati, fengshuinya tidak perlu dilihat. Anda adalah orang baik pertama yang pernah saya jumpai, fengshui untuk ayah Anda tidak perlu dilihat lagi. Kelak bagaimana menjadi manusia, saya perlu belajar dari Anda." 

Usai berkata, ia membalikkan tubuh dan pergi tanpa pernah menoleh lagi ke belakang. ( Dan Chen ).

Tidak ada komentar:
Write komentar