Masyarakat
China kuno percaya keutuhan keluarga merupakan kunci utama kesuksesan.
Begitupula bakti kepada leluhur. Mereka sering “menerjemahkannya” lewat
puisi, seperti puisi berikut : Andaikan ayah dan anak
bersatu / Gunung-gunung menjadi batu permata / Andaikan jantung kakak
beradik sama / Bumi pun bisa menjadi emas.
Puisi ini menyiratkan kesan
bahwa harus ada kerja keras di antara manusia. Sebuah jalur komunikasi seorang ayah dan anak yang terjalin dengan
baik, mampu membina dan mendidik anak itu kepada jalur cita-cita yang
didambakan semua orang yakni sosok anak yang berbudi luhur.
Dalam hal ini ada tiga hubungan manusia yang mendasar yakni hubungan
antara suami dan istri, hubungan antara orang tua dan anak-anak dan
hubungan antara kakak dan adik. Semua hubungan itu tergantung kepada
tiga faktor di atas. Bagaimana hubungan ideal antara seorang ayah dan anaknya?
Ini adalah cinta yang mengandung rasa hormat, kasih sayang ditambah
dengan martabat. Seorang ayah mencintai anaknya dan pada saat yang sama
harus membangkitkan rasa hormat darinya. Dia mengasihi anaknya tetapi
tetap mempertahankan suatu tingkat kehormatan. Hanya cinta
yang dikombinasikan dengan martabat yang dapat menginspirasi sifat berbakti
pada anak.
Konfusius berkata bahwa seorang ayah harus menjaga jarak yang tepat
dari anaknya sendiri. Tanpa jarak yang tepat, tidak akan mudah untuk
menumbuhkan hubungan di mana seorang ayah mencintai anak dan anak
menjadi anak yang berbakti.
Kondisi informal yang berlebihan tidak akan mendorong pengabdian yang
berbakti. Kedekatan yang berlebihan akan menyebabkan sikap anak yang
kurang hormat terhadap orang tua. Oleh karena itu orang tua sebaiknya
tidak berbagi kamar yang sama dengan anak.
Disarankan bahwa seorang ayah tidak mengajarkan hal-hal tertentu
seperti pendidikan seks yang lebih baik diajarkan oleh guru. Selain itu,
guru dapat memberitahu murid-muridnya untuk bekerja keras. Jika tidak,
dia seharusnya malu akan hal itu.
Tetapi jika seorang ayah marah kepada anaknya sendiri, anak mungkin
berpikir bahwa meskipun ayahnya mengajarkan dia untuk berperilaku baik,
namun ia sendiri tidak mempraktekkan apa yang diajarkannya.
Hal tersebut akan menyebabkan kerenggangan, dan tidak ada yang lebih
buruk dari kerenggangan antara ayah dan anak. Mendidik anak tidak perlu
dengan marah-marah, melainkan dengan disiplin yang tegas, nada suara
tidak perlu tinggi namun bertanggung jawab, yang bisa menimbulkan respek
pada anak. (Wid)
Tidak ada komentar:
Write komentar