Dalam kehidupan ini, Manusia selalu mengejar kebahagiaan, tetapi tidak seorangpun yang bisa
terhindar dari lahir, tua, sakit dan mati, tidak seorangpun yang bisa
terluput dari penderitaan didalam kehidupan ini.
Setiap orang mempunyai banyak keterikatan, dan keterikatan inilah yang akan menjadi beban kita masing-masing. Ada sebagian orang yang dipikulnya adalah harta, ada sebagian orang lagi adalah nama, ada
sebagian lagi adalah keberhasilan, ada sebagian pula adalah sifat suka
berlagak, masih ada orang yang sekaligus memikul beberapa beban.
Tetapi mereka masih tidak mengeluh keberatan, padahal semakin berat beban ini maka langkah kakinya juga akan semakin lambat.
Manusia hanya beranggapan beban ini adalah barang yang sangat berharga
bagi mereka, tidak dapat ditinggalkan dan tidak dapat dilepaskan, jika
kehilangan sedikit merasa sangat sedih.
Kehidupan
merupakan suatu perjalanan yang tidak mempunyai peta gambaran,
selamanya kita tidak akan tahu, perjalanan hidup kita di masa depan itu
adalah perjalanan yang berliku-liku, ataukah sebuah perjalanan yang
datar, ataukah bisa menjumpai aliran air yang sangat deras. Seperti kisah seorang nelayan ini.
Ada
seorang nelayan yang tinggal di sebuah desa dalam kota kecil di atas
pegunungan. Seumur hidupnya baru pertama kali ini dia meninggalkan rumahnya untuk
pergi ke desa lain menangani suatu urusan.
Berjalan
dan terus berjalan, akhirnya dia menjumpai sebuah aliran sungai kecil
yang menghalangi perjalanannya, nelayan ini menjadi sangat jengkel.
Tanpa sengaja dia melihat ada sebuah pohon yang hampir tumbang.
Nelayan tersebut mendadak mendapatkan inspirasi, dia mengeluarkan kapak kecil
yang selalu dia bawa kemana pun dia pergi, dengan cekatan dia membuat
sebuah sampan kayu kecil, dan berkat sampan kayu kecil itu dia berhasil
menyeberangi sungai itu.
Walaupun
dia bisa mengatasi kesulitan yang berada di depan mata dengan sangat
lancar sekali, namun setelah tiba di seberang sana petani tersebut malah
menjadi risau lagi, di dalam hatinya muncul banyak sekali pertanyaan
"bagaimana ini".
Dia berpikir, "Andaikata saya kurang beruntung dan menjumpai sebuah sungai lagi, harus bagaimana? Andaikan
di sekitar sana tidak terdapat pepohonan yang bisa dibuat menjadi
sampan kayu kecil, saya harus bagaimana? Andaikan kapak kecil saya ini
tidak hati-hati lalu hilang, lalu saya harus bagaimana?"
Setelah
dipikir dengan berbagai pertimbangan, akhirnya nelayan tersebut
memutuskan untuk membawa pergi sampan kayu kecil ini bersamanya.
Sampan
kayu kecil ini sangat berat sekali, nelayan tersebut hanya dapat berjalan untuk
beberapa langkah saja nafasnya sudah terengah-engah. Tetapi untuk
mencegah segala kemungkinan yang bisa terjadi, nelayan tersebut tetap
melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang sangat berat, dan setiap
berjalan sebentar saja dia sudah harus beristirahat.
Selama
perjalanan yang ditempuh oleh nelayan tersebut berjalan sangat lancar,
tidak pernah menjumpai aliran sungai apapun juga, tetapi karena nelayan
tersebut memanggul sampan kayu kecil itu, maka dia telah menghabiskan
waktu beberapa kali lipat lamanya baru bisa sampai ke tempat tujuannya.
Kita
tidak bisa menentukan masa depan, tetapi bisa memilih untuk membuang
"sampan kayu" yang berada di atas bahu kita, agar bisa maju ke depan
dengan langkah yang cepat dan ringan!
Tidak ada komentar:
Write komentar