Menghadapi orang jahat, di dalam hati kita harus penuh belas kasih dan
kenyakinan yang teguh, dengan berbelas kasih dari sudut pandangnya
memikirkan demi kebaikannya berkata, “Berbuat demikian akan merusak
moral dan menghancurkan diri sendiri, tanpa memikirkan kehilangan nyawa
serta harta, dengan tulus memikirkan demi kebaikan pihak lawan, maka semuanya akan berubah.
Percayalah, kekuatan dari kebaikan itu sangat
agung. Aniu adalah seorang yang sangat terpelajar. Pada suatu hari, dia pergi
ke negara Zhao untuk bertemu dengan Raja Zhao. Ketika melewati padang
pasir, dia bertemu dengan sekelompok perampok.
Perampok-perampok tersebut merampas kereta kuda serta barang berharga
lainnya, tapi dia terus berjalan. Para perampok merasa heran melihat orang ini, setelah
harta bendanya dirampas tetapi orang tersebut sama sekali tidak peduli
bahkan wajahnya tidak memperlihatkan ekspresi sedih. Sehingga timbul rasa curiga
dalam hati para perampok tersebut, mereka lalu mengejarnya dan bertanya
kepadanya.
Aniu dengan hambar menjawab : “Seseorang yang berbudi luhur, tidak akan takut karena kehilangan harta lalu bertempur dengan orang tersebut.” Para perampok setelah mendengar jawabannya, dengan suara bulat mereka memujinya sebagai seorang terpelajar.
Aniu dengan hambar menjawab : “Seseorang yang berbudi luhur, tidak akan takut karena kehilangan harta lalu bertempur dengan orang tersebut.” Para perampok setelah mendengar jawabannya, dengan suara bulat mereka memujinya sebagai seorang terpelajar.
Mereka memandang kepada punggung Aniu yang pergi meninggalkan mereka,
diantara mereka ada yang berkata, “Jika orang yang berbudi luhur seperti
ini pergi menghadap raja Zhao, pasti akan diangkat menjadi orang
kepercayaan raja. Jika dihadapan raja dia melapor perbuatan kita
merampas hartanya, kita pasti akan menghadapi bencana besar. Oleh sebab
itu, lebih bagus kita sekarang membunuhnya saja. “ Dengan segera para
perampok ini mengejar Aniu lalu membunuhnya.
Ada seorang dari negara Yen mendengar insiden tersebut, berpesan kepada seluruh keluarganya, “Jika lain kali kalian bertemu dengan perampok, jangan seperti Aniu yang berbudi luhur yang mengalah kepada para perampok.”
Semua sanak keluarga serta kerabat harus selalu mengingat pelajaran ini. Tidak berapa lama kemudian, adik dari pria dari negara Yen akan pergi ke negara Thai untuk berdagang, ketika mereka sampai di padang pasir, mereka bertemu dengan kelompok perampok ini. Dia selalu teringat nasehat kakaknya, akhirnya dia tidak akan menyerahkan hartanya, bahkan berlutut di hadapan perampok memohon belas kasih para perampok tidak merampas harta bendanya serta mengembalikan harta yang telah mereka rampok.
Para perampok setelah mendengar permohonannya menjadi sangat marah, dengan bentakan berkata, “Kami tidak mencabut nyawamu engkau harus sudah bersyukur. Sekarang engkau masih mencoba menasehati serta meminta kembali hartamu serta harta orang lain yang telah kami rampok, bukankah kamu akan membuka kedok kami dan tempat persembunyian kami?”. Setelah berkata demikian salah seorang perampok mengangkat pedangnya dan memenggal kepala adik dari orang negara Yen ini, serta seluruh anggota rombangan mereka.
Menghadapi perampok yang bengis tersebut, tidak dapat berkata dengan budi luhur, bahkan tidak bisa mengemis dan memohon belas kasih. Hati manusia ketika telah kehilangan belas kasih, hal sekejam apapun akan dilakukan. ( hui )
Ada seorang dari negara Yen mendengar insiden tersebut, berpesan kepada seluruh keluarganya, “Jika lain kali kalian bertemu dengan perampok, jangan seperti Aniu yang berbudi luhur yang mengalah kepada para perampok.”
Semua sanak keluarga serta kerabat harus selalu mengingat pelajaran ini. Tidak berapa lama kemudian, adik dari pria dari negara Yen akan pergi ke negara Thai untuk berdagang, ketika mereka sampai di padang pasir, mereka bertemu dengan kelompok perampok ini. Dia selalu teringat nasehat kakaknya, akhirnya dia tidak akan menyerahkan hartanya, bahkan berlutut di hadapan perampok memohon belas kasih para perampok tidak merampas harta bendanya serta mengembalikan harta yang telah mereka rampok.
Para perampok setelah mendengar permohonannya menjadi sangat marah, dengan bentakan berkata, “Kami tidak mencabut nyawamu engkau harus sudah bersyukur. Sekarang engkau masih mencoba menasehati serta meminta kembali hartamu serta harta orang lain yang telah kami rampok, bukankah kamu akan membuka kedok kami dan tempat persembunyian kami?”. Setelah berkata demikian salah seorang perampok mengangkat pedangnya dan memenggal kepala adik dari orang negara Yen ini, serta seluruh anggota rombangan mereka.
Menghadapi perampok yang bengis tersebut, tidak dapat berkata dengan budi luhur, bahkan tidak bisa mengemis dan memohon belas kasih. Hati manusia ketika telah kehilangan belas kasih, hal sekejam apapun akan dilakukan. ( hui )
Tidak ada komentar:
Write komentar