Walaupun suatu rencana kejahatan sangat dirahasiakan di dunia dan tidak ada seorang pun yang tahu. Tetapi
tidak dapat menipu para Dewa dan raja neraka. Di neraka ini kedok
rencana jahatnya sudah terbongkar.
Pada dinasti Song, Perdana Menteri Qin Hui ( 秦桧 ) menghadapi musuhnya bagaikan harimau, tetapi dia dengan segenap hati membantu bangsa Jin.
Pada dinasti Song, Perdana Menteri Qin Hui ( 秦桧 ) menghadapi musuhnya bagaikan harimau, tetapi dia dengan segenap hati membantu bangsa Jin.
Dia merasa Yuefei selalu menghalanginya menghadapai bangsa Jin, jika
Yue Fei masih hidup maka perdamaian dengan bangsa Jin sulit tercapai.
Perdana Menteri Qin Hui kemudian bermaksud membasmi Yue Fei. Lalu dia
memikirkan cara memfitnah Yuefei. Dia mengatakan Yuefei ingin
memberontak, dan memasukkan Yue Fei ke penjara.
Namun demikian, Yue Fei tidak terintimidasi oleh kekuatan dan
pengaruhnya, menolak untuk mengakui tuduhan pemberontakan. "Kejahatan"
yang telah dirancangnya tentu saja tidak ada bukti sehingga Qin Hui tidak dapat
menjatuhkan hukuman terhadap kesalahan Yue Fei.
Pada suatu hari, Qin Hui dan istrinya sedang berada di jendela timur
kamarnya sedang membahas rencana untuk menghadapi Yuefei. Istrinya menyarankan
Qinhui dengan segala kekuasaannya menjatuhkan hukuman mati kepada Yue
Fei supaya membuat Yue Fei tidak mempunyai kesempatan untuk melepaskan diri.
Qin Hui menerima nasehat jahat istrinya. Dengan segera Qin Hui
berkomplotan dengan pejabat istana yang lain, merekayasa segala bukti
sehingga Yue Fei dan anaknya Yueyun dengan alasan yang tidak masuk akal
dihukum mati.
Setelah Yuefei meninggal, banyak rakyat yang membelanya. Mereka semua mengutuk
Qin Hui. Saat Qin Hui sedang berdarmawisata ke Qihu, dia diserang
penyakit dan meninggal. Tidak berapa lama kemudian anaknya Qin Xi juga
meninggal.
Istri Qin Hui sangat rindu kepada suami dan anaknya. Dia ingin bertemu
dengan mereka, lalu mengundang seorang pendeta Tao untuk melakukan
upacara spiritual mengundang arwah suami dan anaknya.
Pendeta Tao ini turun ke neraka, mencari Qin Hui dan anaknya Qin Xi.
Lalu dia melihat mereka berdua diborgol kaki dan tangannya, sedang
menerima berbagai siksaan yang mengerikan. Pendeta Tao ini tidak dapat
memanggil arwah mereka berdua ke dunia.
Pendeta Tao melihat mereka menghadapi berbagai macam siksaan, merasa
sangat mengerikan bagaikan teror. Ketika dia ingin kembali ke dunia, sebelum pulang Qin Hui sambil menangis berkata kepada
pendeta Tao. “Tolong sampaikan pesan saya kepada istriku, katakan
kepadanya, kasus di jendela timur kedoknya telah terbongkar”.
Tidak ada komentar:
Write komentar