Ada sebuah pepatah lama yang mengatakan, ”Melakukan perbuatan baik
tanpa mencari balasan akan menginspirasi orang lain menjadi bijak dan
menyelesaikan penderitaan diri sendiri. Menolong orang yang membutuhkan
akan membantu mereka mengumpulkan uang untuk melakukan perbuatan baik
dan Anda akan menerima bantuan dari orang lain.”
Pepatah berikut memberi nasihat, "Lebih baik melakukan kebaikan kecil untuk mengumpulkan keberuntungan di masa depan daripada berkeluh kesah atas kemerosotan moralitas; lebih baik menolong orang lain setiap hari, sehingga Anda mungkin akan dibantu di masa-masa yang sulit daripada mengeluh atas kemerosotan moralitas.”
Seorang makelar dari Dinasti Qing, tuan Zhang, menyeberangi Sungai Yangtze dari Utara ke Jiangning, juga dikenal sebagai Nanjing, untuk menagih hutang. Ia berencana pulang ke rumah untuk liburan Tahun Baru tepat sebelum tahun berakhir. Dengan barang-barangnya di bahu, ia berangkat subuh-subuh, tetapi harus menunggu di bawah gedung di pasar untuk menunggu gerbang kota dibuka.
Setelah menunggu beberapa waktu, Zhang begitu lelah sehingga ia menyerah, menaruh tas baju yang berisi emas dan perak, mendudukinya dan tidur. Ketika gerbang kota dibuka, ia bergegas menuju gerbang dengan memikul barang miliknya di bahu dan lupa pada tas baju yang didudukinya. Ketika menyadari tas itu tertinggal, ia sudah menempuh perjalanan lebih dari 4,8 km. Ia segera kembali ke tempat tersebut. Tetapi pasar telah dipenuhi orang dan tasnya telah lenyap.
Pepatah berikut memberi nasihat, "Lebih baik melakukan kebaikan kecil untuk mengumpulkan keberuntungan di masa depan daripada berkeluh kesah atas kemerosotan moralitas; lebih baik menolong orang lain setiap hari, sehingga Anda mungkin akan dibantu di masa-masa yang sulit daripada mengeluh atas kemerosotan moralitas.”
Seorang makelar dari Dinasti Qing, tuan Zhang, menyeberangi Sungai Yangtze dari Utara ke Jiangning, juga dikenal sebagai Nanjing, untuk menagih hutang. Ia berencana pulang ke rumah untuk liburan Tahun Baru tepat sebelum tahun berakhir. Dengan barang-barangnya di bahu, ia berangkat subuh-subuh, tetapi harus menunggu di bawah gedung di pasar untuk menunggu gerbang kota dibuka.
Setelah menunggu beberapa waktu, Zhang begitu lelah sehingga ia menyerah, menaruh tas baju yang berisi emas dan perak, mendudukinya dan tidur. Ketika gerbang kota dibuka, ia bergegas menuju gerbang dengan memikul barang miliknya di bahu dan lupa pada tas baju yang didudukinya. Ketika menyadari tas itu tertinggal, ia sudah menempuh perjalanan lebih dari 4,8 km. Ia segera kembali ke tempat tersebut. Tetapi pasar telah dipenuhi orang dan tasnya telah lenyap.
Zhang tertegun dan berkeliaran ke
sekitarnya, berharap seseorang akan mengembalikan tasnya. Seorang kakek
muncul dan menanyakan apa yang telah terjadi. Ia mendengarkan, kemudian
mengundang Zhang ke rumahnya dan berkata, ”Saya menemukan tas di tanah
ketika saya membuka pintu pagi ini. Saya tidak tahu jika itu milikmu.”
Zhang menjawab, ”Dalam tas itu ada dua amplop, masing-masing berisi uang
perak jumlah tertentu. Yang lebih besar milik atasan saya dan yang
lebih kecil milik saya.” Kakek itu memeriksa barang di tas, menemukan
kesamaan dengan yang Zhang gambarkan. Ia kemudian mengembalikan tas itu
kepada Zhang.
Zhang terharu hingga menangis dan ingin memberikan peraknya sebagai tanda terima kasih. Kakek itu tersenyum dan menjawab, ”Saya tidak akan memberitahu kamu tentang tas ini jika saya sangat menyukai uang. Apakah kamu memahami?” Zhang menanyakan nama kakek itu dan kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Ketika Zhang sedang menunggu feri di sungai, tiba-tiba terjadi angin kencang. Banyak kapal terbalik dan penumpangnya tenggelam. Melihat kejadian mengerikan ini, Zhang memiliki pikiran bijak ”Saya menemukan kembali uang yang hilang hari ini. Tanpanya, saya pasti akan mati. Saya memang mendapatkan kembali hidupku.” Menggunakan semua uangnya, ia menyewa orang untuk menyelamatkan mereka yang tenggelam. Puluhan orang terselamatkan karena pikiran bijaknya.
Semua yang diselamatkan datang untuk berterima kasih kepada Zhang karena telah menyelamatkan mereka. Salah satu korban adalah putra dari kakek yang telah mengembalikan tasnya yang hilang. Ia sedang dalam perjalanan pulang ke Nanjing setelah menyelesaikan urusan di wilayah Utara Sungai Yangtze. Zhang merasa terkejut. Ia kemudian menceritakan kejadian ini kepada yang hadir dan semuanya terkejut akan keajaiban ini. Mereka menyadari ini pasti hukum langit “kebaikan diganjar dengan kebaikan.” Kemudian, kedua keluarga ini menjadi kerabat dengan pernikahan.
Dalam cerita ini, Kakek tersebut tidak menyimpan barang berharga yang ia temukan untuk dirinya sendiri dan tidak meminta hadiah atas perbuatan baiknya. Dia tidak hanya menyelamatkan Zhang ketika dalam kesulitan, tetapi juga menanam sebuah benih di dalam hati Zhang untuk melakukan perbuatan baik, sehingga meletakkan kesempatan bagi anaknya sendiri untuk diselamatkan kemudian.
Dapatkah Anda bayangkan apa yang terjadi jika kakek itu menyembunyikan tas itu? Zhang mungkin akan bunuh diri akibat kehilangan uang dan akhirnya tidak akan punya kesempatan untuk menolong banyak orang dari tenggelam, termasuk putra dari kakek itu. Bahkan jika Zhang tidak meninggal dan berbelas kasih terhadap mereka yang tenggelam, ia tidak akan punya uang untuk menyewa orang untuk menyelamatkan mereka. Di sisi lain, akan menjadi buruk jika Zhang tidak peduli dengan orang-orang yang tenggelam karena mengalami kemalangan.
Zhang terharu hingga menangis dan ingin memberikan peraknya sebagai tanda terima kasih. Kakek itu tersenyum dan menjawab, ”Saya tidak akan memberitahu kamu tentang tas ini jika saya sangat menyukai uang. Apakah kamu memahami?” Zhang menanyakan nama kakek itu dan kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Ketika Zhang sedang menunggu feri di sungai, tiba-tiba terjadi angin kencang. Banyak kapal terbalik dan penumpangnya tenggelam. Melihat kejadian mengerikan ini, Zhang memiliki pikiran bijak ”Saya menemukan kembali uang yang hilang hari ini. Tanpanya, saya pasti akan mati. Saya memang mendapatkan kembali hidupku.” Menggunakan semua uangnya, ia menyewa orang untuk menyelamatkan mereka yang tenggelam. Puluhan orang terselamatkan karena pikiran bijaknya.
Semua yang diselamatkan datang untuk berterima kasih kepada Zhang karena telah menyelamatkan mereka. Salah satu korban adalah putra dari kakek yang telah mengembalikan tasnya yang hilang. Ia sedang dalam perjalanan pulang ke Nanjing setelah menyelesaikan urusan di wilayah Utara Sungai Yangtze. Zhang merasa terkejut. Ia kemudian menceritakan kejadian ini kepada yang hadir dan semuanya terkejut akan keajaiban ini. Mereka menyadari ini pasti hukum langit “kebaikan diganjar dengan kebaikan.” Kemudian, kedua keluarga ini menjadi kerabat dengan pernikahan.
Dalam cerita ini, Kakek tersebut tidak menyimpan barang berharga yang ia temukan untuk dirinya sendiri dan tidak meminta hadiah atas perbuatan baiknya. Dia tidak hanya menyelamatkan Zhang ketika dalam kesulitan, tetapi juga menanam sebuah benih di dalam hati Zhang untuk melakukan perbuatan baik, sehingga meletakkan kesempatan bagi anaknya sendiri untuk diselamatkan kemudian.
Dapatkah Anda bayangkan apa yang terjadi jika kakek itu menyembunyikan tas itu? Zhang mungkin akan bunuh diri akibat kehilangan uang dan akhirnya tidak akan punya kesempatan untuk menolong banyak orang dari tenggelam, termasuk putra dari kakek itu. Bahkan jika Zhang tidak meninggal dan berbelas kasih terhadap mereka yang tenggelam, ia tidak akan punya uang untuk menyewa orang untuk menyelamatkan mereka. Di sisi lain, akan menjadi buruk jika Zhang tidak peduli dengan orang-orang yang tenggelam karena mengalami kemalangan.
Akhirnya pepatah lama ini memberikan nasehat, ”Adalah lebih baik
melakukan perbuatan baik kecil untuk membangun berkah bagi masa depan
daripada mengambil keuntungan untuk diri sendiri; adalah lebih baik
untuk membantu orang lain setiap hari sehingga Anda mungkin akan dibantu
pada masa-masa sulit."
Tidak ada komentar:
Write komentar