Banyak
sekali kebenaran dalam dunia ini yang harus menggunakan hati yang
benar-benar tulus baru dapat menghayati. ketika kita melepaskan konsep dari
keakuan maka kecerdasan untuk membedakan kebenaran dan kepalsuan bisa
keluar dengan sendirinya.
Di dalam kehidupan, kadang begitu banyak hal
yang dilihat oleh mata kepala sendiri atau pun yang dialami sendiri,
semuanya adalah semacam penampilan palsu yang nyata.
Orang sering kali hanya berdasarkan gejala sesaat yang terlihat, secara spontan telah menetapkan serta memutuskan, sehingga mengakibatkan terjadi banyak kesalahan dan menyesal untuk selamanya.
Orang sering kali hanya berdasarkan gejala sesaat yang terlihat, secara spontan telah menetapkan serta memutuskan, sehingga mengakibatkan terjadi banyak kesalahan dan menyesal untuk selamanya.
Oleh karena mata manusia hanya mampu melihat
gejala permukaan dari dunia materi ini. Oleh karena itu informasi yang
tertangkap mata belum tentu benar. Begitu juga indera manusia yang lain
memiliki keterbatasan, walaupun sudah melewati otak untuk disaring
terkadang juga belum tentu tepat.
Bahkan apa yang kita lihat dengan mata kepala sendiri belum tentu
adalah kebenaran, apalagi gosip yang kita dengar dari orang lain,”
ujarnya. Kemudian dia menciptakan sebuah pepatah, “setengah percaya apa yang kau lihat dan tidak percaya apa yang kau dengar."
Dari sini bisa dilihat, telinga mendengar belum tentu betul, mata melihat juga belum tentu benar. Segala sesautu jika hanya mempercayai mata sendiri dan kurang dipikir serta dianalisa dengan hati yang tenang, maka seringkali bisa dikelabui oleh penampilan palsu.
Kadang kala seperti orang buta merabah gajah, melihat macan tutul melalui sedotan minuman. Walaupun dilihat oleh mata kepala sendiri juga, sangatlah sulit untuk mengenali watak hakiki dari masalah itu.
Dari sini bisa dilihat, telinga mendengar belum tentu betul, mata melihat juga belum tentu benar. Segala sesautu jika hanya mempercayai mata sendiri dan kurang dipikir serta dianalisa dengan hati yang tenang, maka seringkali bisa dikelabui oleh penampilan palsu.
Kadang kala seperti orang buta merabah gajah, melihat macan tutul melalui sedotan minuman. Walaupun dilihat oleh mata kepala sendiri juga, sangatlah sulit untuk mengenali watak hakiki dari masalah itu.
Tidak ada komentar:
Write komentar