Sejak dahulu orang selalu berkata, " Suatu hal yang terjadi, pasti bukan
karena kebetulan dan pasti ada sebab akibatnya. Oleh sebab itu, jika
menghadapi penghinaan atau disakiti orang lain, cobalah bersabar dan
mengalahlah sedikit."
Hal ini mungkin dapat membuat kita terhindar dari suatu masalah atau malapetaka yang lebih fatal lagi.
Shi Xaotian adalah penduduk Wu Chungxian, pada suatu hari ketika sedang berjalan disebuah pasar, dia berpapasan dengan seorang pengangkut tinja, pengangkut tinja tersebut tidak hati-hati menyenggolnya menyebabkan seluruh badan, pakaian dan sepatunya terkena tinja yang tumpah.
Hal ini mungkin dapat membuat kita terhindar dari suatu masalah atau malapetaka yang lebih fatal lagi.
Shi Xaotian adalah penduduk Wu Chungxian, pada suatu hari ketika sedang berjalan disebuah pasar, dia berpapasan dengan seorang pengangkut tinja, pengangkut tinja tersebut tidak hati-hati menyenggolnya menyebabkan seluruh badan, pakaian dan sepatunya terkena tinja yang tumpah.
Melihat kejadian tersebut Shi Xaotian berpikir orang yang mengangkut
tinja tersebut pasti orang yang susah hidupnya, tidak mungkin bisa
mengganti pakaian dan sepatunya, akhirnya dengan terpaksa dia beranjak
hendak meninggalkan tempat itu tanpa berkata sepatah katapun, tetapi si
pengangkut tinja tersebut malahan menghadang jalannya dan memaki-makinya
dan memukulnya sambil mengatakan Shi Xoatian yang menyenggolnya
menyebabkan tinjanya jatuh.
Melihat kejadian ini Shi Xaotian hanya dapat berlari, pengangkut tinja
mengejarnya sambil terus memaki. Masyarakat yang berada ditempat itu
yang menyaksikan kejadian yang sebenarnya, semua merasa sungguh tidak
adil. Shi Xoatian dalam keadaan menyedihkan berlari pulang kerumah,
setelah sampai dirumahnya segera mandi dan mengganti pakaian, istri adan
anaknya setelah mengetahui kejadiaan yang menimpanya mengatakan hal
itu adalah hal yang paling sial yang terjadi, sehingga membuat perasaan
Shi Xaotian sungguh tidak enak.
Pada tengah malam, Shi Xaotian mendengar ada orang yang mengetuk pintu
rumahnya dengan suara keras, dia lalu keluar dan membuka pintu rumahnya. Di pintu rumahnya, terlihat orang yang mengangkut tinja yang tadi siang
memukulinya sedang berdiri didepan rumahnya dengan wajah bengis, Shi
Xaotin lalu berkata, “Saya sudah tidak meminta anda mengganti rugi
pakaian dan sepatu saya, malahan engkau juga sudah memukulku dan sekarang
ditengah malam ini, kenapa engkau datang mencari saya lagi?”
Pengangkut tinja itu berkata, “Di kehidupan yang lalu, saya mempunyai
dendam denganmu, tadi siang karena perbuatanku yang membuat engkau
merasa sangat malu telah melunasi semua dendamku terhadapmu, sekarang
saya telah meninggal, tetapi orang rumah saya tidak mempunyai uang untuk
mengurus biaya pemakaman saya, dapatkah engkau membantu saya mengurus
pemakamanku sehingga semua dendam diantara kita menjadi lunas? Jika
engkau dapat membantu biaya hidup istri saya, kelak saya pasti akan
membalas budimu.”
Setelah berkata demikian pengangkut tinja ini sambil berlutut memohon,
rupanya pengangkut tinja ini siang hari ketika sedang marah memukul dan
memaki Shi Xaotian setelah pulang kerumahnya mendapat serangan pembuluh
otak pecah dan meninggal dunia.
Shi Xaotian setelah mendengar perkataannya merasa ketakutan, tetapi tetap berjanji akan membantunya.
Keesokan harinya sesuai dengan alamat yang diberikan pengangkut tinja
ini Shi Xaotian menemukan rumah pengangkut tinja. Benar saja dia telah
meninggal, istri dan anaknya karena tidak ada biaya tidak dapat
menguburkannya, akhirnya Shi Xaotian mengurus semua biaya pemakamannya
dan memberi kepada anaknya modal supaya dapat berdagang membiaya
keluarga mereka.
Setelah kejadian ini berlalu Shi Xaotian berkata kepada orang lain,
“Jika pada hari itu saya juga emosi, karena tidak dapat menahan amarah dan
kesabaran maka saya pasti membalas memukul pengangkut tinja itu. Dia
pasti akan meninggal di tempat kejadian, sehingga saya yang menjadi
pelaku pembunuhan yang akhirnya pasti dihukum mati.”
Tidak ada komentar:
Write komentar