|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 09 September 2012

Suatu Hal Yang Terjadi Pasti Ada Sebabnya Dan Bukan Karena Kebetulan

 

Sejak dahulu orang selalu berkata, " Suatu hal yang terjadi, pasti bukan karena kebetulan dan pasti ada sebab akibatnya. Oleh sebab itu, jika menghadapi penghinaan atau disakiti orang lain, cobalah bersabar dan mengalahlah sedikit."

Hal ini mungkin dapat membuat kita terhindar dari suatu masalah atau malapetaka yang lebih fatal lagi.

Shi Xaotian adalah penduduk Wu Chungxian, pada suatu hari ketika sedang berjalan disebuah pasar, dia berpapasan dengan seorang pengangkut tinja, pengangkut tinja tersebut tidak hati-hati menyenggolnya menyebabkan seluruh badan, pakaian dan sepatunya terkena tinja yang tumpah.

Melihat kejadian tersebut Shi Xaotian berpikir orang yang mengangkut tinja tersebut pasti orang yang susah hidupnya, tidak mungkin bisa mengganti pakaian dan sepatunya, akhirnya dengan terpaksa dia beranjak hendak meninggalkan tempat itu tanpa berkata sepatah katapun, tetapi si pengangkut tinja tersebut malahan menghadang jalannya dan memaki-makinya dan memukulnya sambil mengatakan Shi Xoatian yang menyenggolnya menyebabkan tinjanya jatuh.

Melihat kejadian ini Shi Xaotian hanya dapat berlari, pengangkut tinja mengejarnya sambil terus memaki. Masyarakat yang berada ditempat itu yang menyaksikan kejadian yang sebenarnya, semua merasa sungguh tidak adil. Shi Xoatian dalam keadaan menyedihkan berlari pulang kerumah, setelah sampai dirumahnya segera mandi dan mengganti pakaian, istri adan anaknya setelah mengetahui kejadiaan yang menimpanya mengatakan  hal itu adalah hal yang paling sial yang terjadi, sehingga membuat perasaan Shi Xaotian sungguh tidak enak.

Pada tengah malam, Shi Xaotian mendengar ada orang yang mengetuk pintu rumahnya dengan suara keras, dia lalu keluar dan membuka pintu rumahnya. Di pintu rumahnya, terlihat orang yang mengangkut tinja yang tadi siang memukulinya sedang berdiri didepan rumahnya dengan wajah bengis, Shi Xaotin lalu berkata, “Saya sudah tidak meminta anda mengganti rugi pakaian dan sepatu saya, malahan engkau juga sudah memukulku dan sekarang ditengah malam ini, kenapa engkau datang mencari saya lagi?”

Pengangkut tinja itu berkata, “Di kehidupan yang lalu, saya mempunyai dendam denganmu, tadi siang karena perbuatanku yang membuat engkau merasa sangat malu telah melunasi semua dendamku terhadapmu, sekarang saya telah meninggal, tetapi orang rumah saya tidak mempunyai uang untuk mengurus biaya pemakaman saya, dapatkah engkau membantu saya mengurus pemakamanku sehingga semua dendam diantara kita menjadi lunas? Jika engkau dapat membantu biaya hidup istri saya, kelak saya pasti akan membalas budimu.”

Setelah berkata demikian pengangkut tinja ini sambil berlutut memohon, rupanya pengangkut tinja ini siang hari ketika sedang marah memukul dan memaki Shi Xaotian setelah pulang kerumahnya mendapat serangan pembuluh otak pecah dan meninggal dunia.

Shi Xaotian setelah mendengar perkataannya merasa ketakutan, tetapi tetap berjanji akan membantunya.
 Keesokan harinya sesuai dengan alamat yang diberikan pengangkut tinja ini Shi Xaotian menemukan rumah pengangkut tinja. Benar saja dia telah meninggal, istri dan anaknya karena tidak ada biaya tidak dapat menguburkannya, akhirnya Shi Xaotian mengurus semua biaya pemakamannya dan memberi kepada anaknya modal supaya dapat berdagang membiaya keluarga mereka.

Setelah kejadian ini berlalu Shi Xaotian berkata kepada orang lain, “Jika pada hari itu saya juga emosi, karena tidak dapat menahan amarah dan kesabaran maka saya pasti membalas memukul pengangkut tinja itu. Dia pasti akan meninggal di tempat kejadian, sehingga saya yang menjadi pelaku pembunuhan yang akhirnya pasti dihukum mati.”

Tidak ada komentar:
Write komentar