Pada tahun pertama Su Tungpo ( 苏东坡 ) bertugas
di Hangzhou, pada saat itu terjadi epidemi wabah, seluruh rakyat miskin
di jalan besar dan kecil terjangkit wabah penyakit. Banyak rakyat
miskin yang tidak mempunyai uang berobat.
Pada saat itu, di kota Hangzhou adalah seorang kaya yang bernama Kim Paiwan, melihat kejadian ini bermaksud untuk menjadi lebih kaya lagi, dia lalu membuka sebuah toko obat.
Obat-obatnya dijual dengan harga yang sangat tinggi, sehingga rakyat miskin tidak sanggup membelinya tapi dia membiarkan rakyat miskin mengutang dengan bunga yang tinggi. Setelah Su Tungpo mendengar kejadian ini dia sangat marah dan menceritakan hal ini kepada istrinya, “Saya sebagai pejabat negara tidak dapat menyelamatkan rakyat miskin ini, saya sungguh merasa sangat malu”.
Istri Su Tungpo adalah seorang yang penuh belas kasih dan berbudi luhur, lalu dia berkata kepada suaminya, “Keluarga kami mempunyai sebuah resep turun-temurun “Shen Shan Zhe” yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Saya akan menjual perhiasan saya dan uang yang terkumpul pertama kita akan membuka sebuah farmasi untuk keperluan mendesak ini. Bagaimana pendapatmu suamiku?” Setelah Su Tungpo mendengar perkataannya istrinya, dia sangat setuju lalu berkata, “Ini ide yang sangat bagus, atas nama rakyat miskin terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih kepadamu “
Kim Paiwan demi mempertahankan nyawanya, akhirnya mendengar nasehat Su
Tungpo dengan menyumbangkan harta-hartanya dan Su Tungpo dengan uang yang
disumbangkan Kim Paiwan membeli banyak obat dan membuka beberapa cabang farmasi
dikota-kota lain, akhirnya dia dapat menyelamatkan nyawa Kim Paiwan dan ribuan orang.
Pada saat itu, di kota Hangzhou adalah seorang kaya yang bernama Kim Paiwan, melihat kejadian ini bermaksud untuk menjadi lebih kaya lagi, dia lalu membuka sebuah toko obat.
Obat-obatnya dijual dengan harga yang sangat tinggi, sehingga rakyat miskin tidak sanggup membelinya tapi dia membiarkan rakyat miskin mengutang dengan bunga yang tinggi. Setelah Su Tungpo mendengar kejadian ini dia sangat marah dan menceritakan hal ini kepada istrinya, “Saya sebagai pejabat negara tidak dapat menyelamatkan rakyat miskin ini, saya sungguh merasa sangat malu”.
Istri Su Tungpo adalah seorang yang penuh belas kasih dan berbudi luhur, lalu dia berkata kepada suaminya, “Keluarga kami mempunyai sebuah resep turun-temurun “Shen Shan Zhe” yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Saya akan menjual perhiasan saya dan uang yang terkumpul pertama kita akan membuka sebuah farmasi untuk keperluan mendesak ini. Bagaimana pendapatmu suamiku?” Setelah Su Tungpo mendengar perkataannya istrinya, dia sangat setuju lalu berkata, “Ini ide yang sangat bagus, atas nama rakyat miskin terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih kepadamu “
Tidak berapa lama kemudian, Su Tungpo membuka sebuah farmasi yang
diberi nama “Farmasi Hui Ming” beramal dengan resep “Shen Shan Zhe”. Beberapa hari kemudian, Kim Paiwan juga terjangkit wabah, dia telah berobat ke
berbagai tabib terkenal, tetapi penyakitnya tidak bisa sembuh. Ketika dia sedang terbaring ditempat tidur, dia mendengar resep dari farmasi
Hui Ming yang dibuka Su Tungpo mempunyai obat yang manjur untuk mengobati
penyakitnya ini.
Dia kemudian memerintah pelayannya pergi ke farmasi Hui Ming
utnuk meminta resep obat tersebut. Tetapi dia tidak tahu, bahwa farmasi ini
mempunyai peraturan sebagai berkut, “Hanya mengamalkan obat, tidak
membuka resep; hanya beramal kepada orang miskin, tidak beramal kepada
orang kaya, orang kaya jika menginginkan obat maka satu resep obat harus
membayar seratus tael emas.
Demi menyelamatkan nyawanya, Kim Paiwan hanya dapat menuruti peraturan, akhirnya dia menyumbangkan uang untuk membeli obat tersebut. Memang obat “Shen Shan Zhe” sangat manjur, hanya dalam 3 hari saja setelah Kim Paiwan memakannya sudah terlihat hasilnya penyakitnya sudah berkurang.
Demi menyelamatkan nyawanya, Kim Paiwan hanya dapat menuruti peraturan, akhirnya dia menyumbangkan uang untuk membeli obat tersebut. Memang obat “Shen Shan Zhe” sangat manjur, hanya dalam 3 hari saja setelah Kim Paiwan memakannya sudah terlihat hasilnya penyakitnya sudah berkurang.
Setelah itu dia menyuruh pelayannya untuk menyumbangkan uang untuk membeli obat
lagi, dan berpesan kepada pelayannya, “Tanya yang jelas, harus makan
berapa resep lagi supaya bisa sembuh total dari penyakit ini.”
Su Tungpo lalu berkata kepada pelayan ini, “obat ini sebenarnya 3 resep
sudah bisa sembuh total, tetapi majikanmu telah memakan 3 resep belum
terlihat gejala sembuh total, hatinya pasti tidak tulus, tidak banyak
beramal.”
Pelayan ini membantah, “Tuan saya dengan sangat tulus meminum obat ini, tetapi dia memang belum berbuat amal.”
Su Tungpo dengan nada marah berkata, “Masih membantah! Majikanmu dengan
harga tinggi menjual obat, memeras rakyat membayar dengan bunga tinggi,
tidak pernah menolong orang, mengusir bhiksu. Jika memang belum berbuat
amal tidak apa, tetapi janganlah melakukan perbuatan yang jahat. Harus
memiliki hati yang berbelas kasih untuk sembuh dari penyakit, jika tidak
berapapun uang yang disumbangkan maka penyakitnya tidak akan sembuh, malahan
akan semakin parah dan akan segera meninggal!”.
Tidak ada komentar:
Write komentar