|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 20 Juni 2013

Menerima Teguran dan Berpikir Mulia

 

Menerima teguran, sekalipun jelas-jelas kita ini salah dan patut ditegur, biasanya tetap saja menimbulkan perasaan tidak enak dalam hati.  Itulah sebabnya banyak orang yang tidak suka, bahkan marah kalau ditegur.

Seringkali kita lebih senang menerima pujian, walau hanya basa-basi. Sikap "anti teguran" ini kadang tidak kita sadari, kita tidak menyadari bahwa bagaimana pun kita tidak selalu benar.

 
Ada saatnya kita berbuat salah, dan karenanya membutuhkan teguran supaya bisa memperbaiki diri.

Sebuah teguran ringan kadang sudah akan sangat menyinggung perasaan kalau kita tidak bisa menerima. Namun sebuah makian dan cacian pedas sekalipun tidak berasa menyakitkan kalau hati menerima. 


Kejadian besar apa pun akan menjadi kecil dan ringan jika hati mau menerima, sebaliknya kejadian sekecil apapun akan menjadi besar dan menakutkan kalau hati menolak.

Kemiskinan, kesakitan, dan kesulitan hidup bukan masalah bagi orang yang berani dan tulus menerimanya, namun akan menjadi masalah yang amat mengerikan bagi mereka yang hatinya terus memberontak, melawan untuk menolak karena tak mau menerimanya.

 

Ketidak-iklasan menerima yang menjadi penyebab kekecewaan, kemarahan, kesedihan, sakit hati, kebencian, frustrasi dan seterusnya.

Mengapa kita kecewa? Mengapa hati sedih, marah, benci dan dendam? Karena kita tidak bisa menerima sesuatu yang terjadi pada kita.

Mengapa orang tidak mau memahamiku? Apa sih sulitnya mengalah padaku? Mengapa aku harus membantu mereka? Apa yang dapat orang berikan padaku? Mengapa aku yang harus mengalah?

Begitulah cara kita berpikir setiap hari. Cara berpikir egois, yang penuh dengan keluhan dan tuntutan, yang semuanya hanya demi kepentingan dan kesenangan diri sendiri.

Cara berpikir egois itu akan membuat kita tak pernah mengalami kemajuan dan pertumbuhan menuju kasih, kearifan dan pencerahan. Cara berpikir egois membuat kita hidup dalam penderitaan dan kesakitan.


Belajar kebuddhaan adalah belajar menerima realita hidup. Keberanian dan ketulusan menerima membuat hati menjadi tenang, ceria dan gembira. Mengapa Sang Buddha senantiasa tenang dan damai? Karena Buddha menerima apa pun yang terjadi padanya.

Seharusnya kita belajar untuk menerima realita hidup dan berpikir bagaimana memahami orang lain bukan bagaimana menuntut orang lain memahami kita. Berpikir apa yang dapat kita persembahkan, bukan apa yang dapat orang persembahkan pada kita. Keberanian dan ketulusan menerima apa pun yang terjadi padanya, maka akan membuat hati menjadi tenang, ceria dan gembira.

Bukan berpikir mengapa aku harus membantu tetapi mengapa aku tidak membantu. Bukan mengapa aku tidak dihargai tetapi mengapa aku tidak pernah menghargai. Bukan berapa banyak yang kuterima tetapi berapa banyak yang kuberi. Bukan berapa banyak yang kumiliki tetapi berapa banyak yang kusyukuri.

Berpikir mulia membuat hati damai bahagia dan hidup menjadi bermakna. Berpikir mulia adalah cara berpikirnya Buddha, cara berpikir yang akan membawa kita pada Kesempurnaan Buddha. 




Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.   

Tidak ada komentar:
Write komentar