|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 06 Februari 2016

Fakta Menarik Seputar Ang Pao dan Legenda di Baliknya

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Perayaan Imlek segera tiba. Berbagai hiasan serba merah menghiasi berbagai sudut pertokoan, hiasan naga dan tumpukan emas juga tampak sebagai hiasan. Perayaan Imlek tidak lepas dari tradisi memberi ang pao, Anda pasti sering melihatnya. Yuk belajar sejarah ang pao dan fakta menariknya.

1. Legenda Ang Pao

Segala pernak-pernik tradisi Tionghoa tidak pernah lepas dari cerita legenda atau mitos, demikian halnya dengan ang pao. Singkat cerita, pada zaman dahulu kala, saat mendekati perayaan tahun baru, ada makhluk menyerupai binatang besar yang senang mengelus dahi anak-anak yang sedang tidur. Makhluk itu membuat banyak anak menjadi gila. Tidak ingin anak-anak menjadi gila, para orang tua selalu berjaga setiap malam.

Pada salah satu keluarga, ada suami istri yang baru memiliki anak di usia senja. Mereka juga menjaga anak mereka dari makhluk mengerikan itu. Suami istri bermain bersama sang anak dengan kertas merah berisi uang. Lelah bermain, suami istri dan anak mereka tertidur. Saat itulah sang makhluk datang dan hendak mengelus dahi sang bocah.

Suami istri itu terbangun, sayang, tangan makhluk itu sudah sangat dekat dengan dahi anak mereka. Tiba-tiba bungkusan merah berisi koin yang mereka mainkan memancarkan sinar terang, makhluk itu berteriak seolah kesakitan lalu kabur. Sekal saat itu, pada malam terakhir menjelang tahun baru, anak-anak dijaga dengan kertas merah berisi koin yang diberi nama ang pao.

2. Ang Pao Masa Kini

Benar tidaknya legenda tersebut, ang pao telah menjadi tradisi turun temurun yang memeriahkan tahun baru Imlek. Tradisi ini tetap dipertahankan walaupun disesuaikan dengan perubahan zaman. Dulu, orang tua membagikan ang pao berupa manisan, permen atau makanan. Tetapi seiring berjalan waktu, para orang tua lebih suka memberi uang agar sang anak bisa membeli apa yang dia inginkan.

Tidak seperti salam tempel saat lebaran yang diberikan oleh mereka yang sudah memiliki pendapatan, ang pao harus diberikan oleh orang yang sudah menikah. Bagi warga Tionghoa, pernikahan adalah sebuah simbol kedewasaan seseorang dan kemapanan, sehingga orang yang sudah menikah dianggap mampu secara ekonomi. Jadi, bila seseorang sudah mapan tetapi dia belum menikah, sebaiknya tidak memberikan ang pao karena dipercaya dapat menjauhkan jodoh.

3. FAKTA lain seputar Ang pao

1. Selain diberikan pada anak-anak, ang pao wajib diberikan oleh seorang anak (yang sudah menikah) kepada orang tuanya.
2. Anak-anak yang sudah menikah tetap boleh menerima ang pao, tetapi hanya dari orang tuanya.
3. Mereka yang sudah dewasa bahkan mapan tetapi belum menikah, tetap berhak menerima ang pao.
4. Dalam tradisi Tionghoa, angka 4 sangat dijauhi karena terdengar seperti pengucapan kata mati. Sehingga, ang pao tidak boleh mengandung angka 4, misal Rp 4000 atau Rp 40.000.
5. Jumlah uang tidak boleh ganjil.
6. Sebagai salah satu bagian dari doa, kata-kata yang tertulis pada amplop ang pao sebaiknya yang berhubungan dengan kemakmuran, keberuntungan, panjang umur, kesehatan dan sebagainya.
7. Tidak ada aturan khusus berapa seseorang harus mengisi ang pao, bisa disesuaikan dengan tingkat ekonomi seseorang.
8. Dalam tradisi lama, ang pao yang diterima dari orang lain tidak boleh dibelanjakan, karena dianggap sebagai pemberian Dewa Cai Shen (Dewa Uang). Ang pao tersebut sebaiknya disimpan dalam kantong celana atau dompet.

Menarik bukan? Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan Sahabat tentang tradisi keluarga Tionghoa. Terlepas dari itu semua, banyak orang tua yang berpesan, jangan melihat ang pao dari isinya, tetapi lihat dari warna merahnya (lambang keberuntungan dan kemakmuran) serta doa yang diberikan.

Selamat tahun baru Imlek 2567 bagi sahabat yang merayakan, semoga tahun ini dipenuhi banyak berkah, kemakmuran dan kebahagiaan. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar