Menyebut nama Kong Hu Cu akan banyak orang Tionghoa mengetahui siapakah Dia ? Hampir semua orang akan mengatakan bahwa beliau adalah Nabi. Sejak ribuan tahun lalu ketika zamannya Mensius/Mengzi孟子( 372SM-289SM ) maka Kong Hu Cu telah definitif diproklamirkan sebagai Nabi. Menzi mengatakan bahwa Nabi ada 4 macam. Dan Kong Hu Cu adalah Nabi sepanjang masa (圣之时也shen zhi shi ye), sekarang dijuluki Nabi Besar Sepanjang Masa. Menurut Pujangga besar Lu Xun鲁迅 menjuluki Kong Hu Cu sebagai “Nabi Modern”(摩等圣人mo deng sheng ren). Menzi menjuluki Kong Hu Cu “Nabi Sepanjang Masa 圣之时也(sheng zhi shi ye)” karena menganggap Nabi ini adalah yang paling dapat menyesuaikan dengan keadaan zaman.
Apakah Kong Hu Cu ini mengerti dagang ? Untuk bisa mengetahui hal ini baiklah kita buka seklumit kisah ketika Dia masih hidup. Menurut Kitab Sejarah, Kong Hu Cu memiliki seorang murid bernama Zi Gong(子贡). Dia bermarga Duan Mu(端木), bernama Ci賜, 31 tahun lebih muda dari Kong Hu Chu, dan berasal dari Negeri Wei (卫). Zi Gong adalah sosok kedua yang paling banyak disebut dalam Analect (论语—Lun Yu). Ia adalah salah satu murid terpandai Kong Hu Cu. Ia memiliki bakat dan kemampuan sebagai diplomat, politikus, dan pedagang—bahkan kerap dikatakan sebagai murid Kong Hu Cu yang paling kaya. Konon, pengembaraan Kong Hu Cu ke berbagai negeri untuk menyebar ajarannya ditunjang oleh Zi Gong. Hubungan Zi Gong dengan gurunya sangat akrab, tetapi kadang agak sembrono atau urakan.
Salah satu semboyan Kong Hu Cu yang terkenal : (仕而忧则学 学而优则仕 shi er you ze xue, xue er you ze shi) yang mempunyai arti kurang lebih “ Belajar memupuk ilmu dan membina ahklak untuk menjadi abdi negara, sebagai abdi negara harus tetap belajar memupuk ilmu dan membina ahklak”. Untuk semboyan ini banyak ditafsirkan berbagai macam oleh para cendikiawan, tapi yang paling umum dan dianggap lebih mencerminkan artian yang sebenarnya adalah : Belajar untuk meningkatkan kemampuan diri dan pengetahuan serta meningkatkan ahklak diri sendiri untuk menjadi Abdi /Pejabat Negara. Namun sebagai Pejabat/Abdi Negara, ada sempat harus tetap belajar memupuk ilmu dan tetap meningkatkan ahklak yang baik dan benar.” Semboyan ini telah menjadi suatu pegangan oleh kaum terpelajar/scholar atau cendikiawan di Tiongkok kuno, belajar menjadi pandai untuk menjadi “Abdi Negara”, sehingga ini menjadi suatu solusi persoalan mereka dari mana datangnya penghasilan mereka, dan kemana mereka harus menuju.
Namun mengapa Kong Hu Cu menyarankan memupuk ilmu untuk menjadi abdi negara? Dan beliau sendiri apakah juga berkeinginan untuk menjadi Abdi/Pejabat Negara? Dan beliau melalui jalan bagaimana untuk menjadi abdi Negara? Kemudian menjadi abdi negara apa tujuannya? Keinginan Kong Hu Cu untuk menjadi Abdi Negara kiranya dapat dilihat dari cuplikan dialogue antara beliau dengan muridnya antara lain Zi Gong子贡, seperti yang telah dilukiskan dalam Bab terdahulu bahwa Zi Gong adalah salah satu murid Kong Hu Cu yang terpandai dan terkaya. Namun sangat urakan dan juga disayangi oleh sang guru. Pernah suatu ketika dia berdialogue dengan gurunya sebagi berikut:
Zi Gong bertanya kepada Kong Hu Cu : “Guru, andaikata saya memiliki batu giok cantik, apakah harus saya simpan atau saya jual saja? “ pertanyaan ini diajukan oleh Zi Gong karena seperti kita ketahui bahwa dia adalah seorang pedagang, dan terkaya diantara murid-murid Kong Hu Cu, jadi tidak heran jika pertanyaaannya juga menyangkut kehal-hal yang bertalian dengan dagang. Tapi perlu diketahui juga dalam tanya jawab antara murid-murid dan Kong Hu Cu yang tercatat dalam Analeks, selalu mempunyai arti kiasan yang mengadung makna lebih luas. Pernah juga Zi Gong bertanya : “Miskin namun tidak kere, kaya namun tidak sombong, bagaimana?” (贫而无谄 富而无骄pin er wu can, fu er wu jiao). Arti dari pertanyaan ini adalah seorang walaupun sangat miskin, tapi jangan inferioriti atau merasa rendah diri, lebih-lebih jangan berusaha untuk menjilat-jilat orang kaya. Sebaliknya walaupun kaya tetapi jangan sombong dan meremehkan orang miskin. Dalam artian sekarang yang miskin tidak perlu minder dan tidak rendah diri, tapi yang kaya tidak sombong dan omong besar serta pamer kekayaan.
Kong Hu Cu menjawab; “Bagus-bagus” tapi beliau menambahkan “walaupun miskin tapi harus tetap optimis dan lapang hati, dan tidak sedih, walaupun menjadi kaya tapi tetap rendah hati tidak sombong serta sopan. (未若贫而乐 富而好礼者也wei ruo pin er le, fu er hao li zhe ye)(论语 :学而)”. Pernyataan ini akan lebih setingkat lebih tinggi dari pernyataan muridnya. Walaupun miskin tapi tetap berhati senang dan tidak sedih, walaupun dirinya kaya tapi sangat sopan. Zi Gong bertanya lagi:” Dalam Shi Jing 詩经(Buku tentang Puisi) ada dinyatakan : Kita harus seperti memperlakukan gading yang harus diolah dan digosok terus menerus agar licin dan mengkilap, atau seperti batu pualam yang perlu diukir dan digosok terus menerus agar menjadi mengkilap dan menjadi barang berharga.(“诗云” 如切如磋 如琢如磨 其斯之为与 (论语 :学而) Artinya kita harus memperlakukan diri kita seperti memperlakukan gading dan batu pualam, diukir dan digosok hingga mengkilap. Dengan kata lain kita harus mengolah diri kita sendiri menjadi lebih pandai agar lebih berharga dalam masyarakat. Maka kaitannya dengan (贫而无谄 富而无骄pin er wu can, fu er wu jiao), Miskin namun tidak kere, kaya namun tidak sombong, mempunyai arti hindarilah perbuatan-perbuatan yang tidak patut. Suatu yang dianggap tidak patut janganlah dilakukan, dan kita harus melakukan apa yang patut dilakukan, untuk menghindari melakukan sesuatu yang tidak patut dilakukan. (而贫而乐 富而好礼 er pin er le, fu er hao li). Mendengar pernyataan muridnya ini, Kong Hu Cu sangat senang dan memuji Zi Gong bahwa dia benar-benar pandai.
Maka untuk menjawab pertanyaan muridnya, apakah jika dia mempunyai batu giok cantik harus disimpan atau dijual, perumpamaan “batu giok” disini adalah seorang terpelajar, seorang berbakat, orang pandai, atau orang bijak, apakah harus menjadi petapa mengasingkan diri, atau menjadi Pejabat/abdi Negara? Jawaban Kong Hu Cu ; ”Jual! Jual! Justru saya justru menunggu harga tinggi untuk dijual”( 沽之哉 沽之哉 吾待贾者也 gu zhi zai, gu zhi zhai, wu dai jia zhe ye ). Dalam pengertian ini memang Kong Hu Cu menghendaki seorang terpelajar untuk menjadi abdi negara. Pribahasa Tiongkok yang mengatakan “ Pedang pusaka menambah kehebatan sang pendekar, barang dijual kepada orang yang mengerti barang.” ( 宝刀赠烈士,货卖与识家 bao dao zeng lie si, hao mai yu shi jia). Maka bagi Kong Hu Cu mengerti akan barang dan harga tinggi adalah sangat penting. Tapi pada prinsipnya Kong Hu Cu setuju harus dijual dengan harga tinggi kepada pihak yang mengerti barang.
Kong Hu Cu ingin menjadi Pejabat dan Abdi Negara dengan berprinsip, bahwa boleh menjadi pejabat dan menjadi kaya, tetapi haruslah dengan cara yang halal, tidak dengan korupsi atau dengan menyalah gunakan wewenang dan melacurkan jabatannya.
Maka dua prinsip dasar dari Kong Hu Cu untuk menjadi Pejabat Negara adalah :
- Sistim politik yang baik ( Kondisi berkeadilan sosial ) (天下有道tian xia you dao0
- Diperoleh atau didapatkan dengan halal. (取之有道qi zhi you dao)
Beliau memang berkeinginan menjadi pejabat tapi tidak dengan berkolusi dengan pejabat, apa lagi dengan merengek-rengek dan menjilat pejabat untuk mendapatkan jabatan. Jika memang ingin jabatan maka harus dengan cara yang terhormat dan elegan, anda mengundang maka saya akan menerimanya. Beliau berkata: “Menjadi kaya dan berpangkat tinggi adalah idaman semua orang, tapi jika didapat dengan cara yang tidak halal, kita kaum terpeljar/intelektual dan orang bijak harus menolak, lebih baik menjadi miskin saja. Memang miskin dan hidup susah, bukan idaman dan yang diinginkan semua orang, tapi jika harus hidup susah dan miskin harus bisa menerimanya, tidak harus dengan cara busuk dan jahat untuk merubah keadaan menjadi kaya. Saya lebih memilih hidup susah dan miskin daripada untuk berbuat busuk dan jahat untuk menjadi kaya dan berpangkat.
(富与贵 是人之所欲也 不以其道得之 不处也fu yu gue, shi ren zhi shuo yi ye, bu chu ye)
(贫与贱 是人之所恶也 不其道得之 不去也 《论语 里仁》ping yu qian, shi ren zhi shuo erk ye, bu qi dao de zhi, bu qi ye).
Tidak ada komentar:
Write komentar