|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 08 Mei 2011

Kisah Dewa Jodoh Yue Lao ( 月老 )

 

Konon dalam kepercayaan Tiongkok kuno, ada seorang dewa yang bernama Yue Lao ( 月老 ). Beliau adalah dewa yang bertugas mengatur jodoh para umat manusia di bumi ini.

Dalam adat pernikahan tradisional Tionghoa, pengantin perempuan dan mempelai laki-laki berjalan bersama-sama memegang panjang kain merah dengan pita di tengah. Hal ini dapat menjadi simbolisme perjodohan oleh dewa Yue Lao. 

profil Yue Lao digambarkan sebagai seorang laki-laki tua berwajah lembut dan berjenggot putih.
Beliau dalam tugasnya adalah menentukan jodoh manusia. Beliau sering turun ke dunia dan gemar mengikat simpul benang merah diantara kaki dua anak manusia ( pria dan wanita ). Tentunya benangnya tidak dapat terlihat oleh mata manusia awam seperti kita. 

Ada sebuah kisah dimana suatu hari ada seorang pemuda berusia 35 tahunan yang sifatnya suka usil, menggoda seorang gadis kecil berusia 5 tahunan dengan melempar sebutir batu kerikil ke arah gadis kecil tsb.  Kasihan, si gadis kecil tadi berlari dan menangis karena dahinya terluka dan mengeluarkan darah.

Pada saat itu muncul seorang laki-laki tua berjenggot putih menegur si pemuda tadi atas perbuatannya yang tidak terpuji. Beliau menegurnya dan mengatakan bahwa kenapa ia tega menyakiti sang ‘calon istri’, karena salah satu kakinya telah terikat benang merah dengan salah satu kaki si gadis kecil.

Mendengar hal ini si pemuda tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Hai Pak Tua, anda ini ngomong sembarangan dan ngawur, mana mungkin anak kecil itu merupakan jodohku ? Bukankah ia hanya seorang anak kecil dan tidak memiliki hubungan apapun denganku !”

Laki-laki tua tadi yang sesungguhnya merupakan Yue Lao hanya tersenyum dan pergi meninggalkannya sendirian. Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, si pemuda tadi telah berhasil menjadi seorang pejabat menengah dan cukup terpandang di saat usianya sudah mulai matang.

Suatu hari dia mengumumkan akan mengadakan sebuah pesta pernikahan besar-besaran. Dia akan menikahi seorang gadis muda yang cantik jelita. Setelah pesta yang meriah itu usai, di dalam kamar pengantin sang mempelai pria perlahan-lahan membuka kerudung merah yang menutupi wajah rupawan sang mempelai wanita.

Betapa heran dan terkejutnya dia setelah melihat ada tanda bekas luka di dahi sang istri.    Dia bertanya kepada istrinya, “Dindaku sayang, bagaimana ceritanya sampai bisa ada bekas luka di dahimu, siapa yang telah begitu kejam dan tega menyakitimu seperti ini, coba utarakanlah padaku ? Aku akan membuat perhitungan dengan bajingan itu !”

Sang istripun menjawab, “Kakanda sayang, belasan tahun yang lalu, waktu aku masih kanak-kanak, ada seorang pemuda brengsek usil yang dengan sengaja melemparkan batu ke arahku sehingga dahiku terluka dan meninggalkan bekas luka hingga kini !” Seketika itu juga sang suami tersentak dan ingatannya kembali ke masa lalunya dan dia percaya bahwa teguran Yue Lao bukan sekedar isapan jempol belaka.

Ini adalah sebuah cerita rakyat yang disampaikan dari generasi ke generasi hingga kini. Bagi yang ingin tahu wajah Yue Lao, kita bisa melihatnya di ‘Repulse Bay’ Hongkong yang membelakangi pantai berpasir putih nan indah.

Tidak ada komentar:
Write komentar