|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 23 Mei 2011

Menjaga Norma Susila Dengan Pelayan Wanita

 

Pada zaman sekarang memang sudah tidak ada lagi para pelayan yang melayani majikannya sampai seumur hidup. Namun dirumah kita masih terdapat pembantu rumah tangga. Mereka menjadi pembantu karena keluarganya miskin, bukan karena martabatnya hina. Kalau kita tidak dapat merawat dan menghormatinya seperti saudara sendiri, setidaknya kita harus bertindak sesuai dengan tata karma sopan santun dalam keluarga. Apabila ada tindakan yang tidak sopan dan melanggar aturan, itu bukan hanya melanggar norma kasih dan sopan santun, juga akan mengikis rejeki dalam keluarga, bahkan menyebabkan karma buruk untuk keturunan kita.

Pada jaman dinasti Cin ada seorang bernama Li Khe Sien. Dirumahnya bekerja seorang pelayan wanita yang masih muda dan cantik. Nyonya Li amatlah menyayangi pelayan itu, bahkan pernah meminta suaminya agar mengangkat pelayan itu sebagai istri muda.

Namun Tuan Li Khe Sien menolaknya dan dengan tegas mengatakan, “Merusak kehidupan orang, lalu diri sendiri berbuat karma buruk, ini semua tidak sesuai dengan norma “Kasih”, aku tidak akan melakukannya. Mengangkat pelayan menjadi istri muda, mengakibatkan rumah menjadi tiada aturan, ini adalah hal yang tidak sesuai dengan norma “Sopan Santun”, aku juga tak kan melakukannya. Apalagi bila aku menyintai istri muda, itu akan merusak keharmonisan kita, ini juga tidak sesuai dengan norma “Kearifan”, aku lebih-lebih tidak akan melakukannya”.

Lalu tuan Li suami istri menjodohkan pelayan itu dengan seorang suami yang baik, setelah menikah pelayan itu hidup dengan bahagia. Li Khe Sien suami istri juga hidup sehat walafiat sampai usia tua.

Cerita 2
Liu Li Sun, semasa mudanya amatlah miskin. Walau ada bersekolah namun tidak mampu untuk mengikuti ujian tingkat propinsi, sehingga bekerja sebagai guru perpustakaan hartawan Ong. Karena melihat dia adalah seorang yang berbakat dan berpendidikan, maka hartawan Ong amat menyayanginya. Apalagi setelah mengetahui bahwa dia belum menikah dan hidup sendiri. Lalu memilih seorang pelayan yang cantik untuk melayaninya. Malam hari juga membiarkan pelayan itu tidur disampingnya, dengan maksud agar diambil sebagai istri.

Tiga tahun kemudian, tabungan Li Sun sudah cukup. Maka dia berhenti bekerja sebagai guru, lalu bersiap-siap untuk pergi mengikuti ujian. Sebelum pergi, dia meminta agar hartawan Ong mencarikan seorang suami untuk pelayan itu.

Hartawan Ong yang mengira bahwa dia sudah merasa bosan dengan pelayan itu, lalu berkata, “Pelayan ini telah menemani dirimu selama tiga tahun. Pastilah sudah ada timbul perasaan yang mendalam, jadi mohon tuan Liu membawanya pulang untuk dijadikan istri muda saja”.

Li Sun yang merasa tersinggung oleh kata-kata itu, lalu berkata, “Tuang Ong, apakah anda mengira saya, Li Sun adalah seorang manusia rendah ? walaupun selama tiga tahun dia tidur satu pembaringan denganku, namun saya sedikitpun tidak pernah menyentuhnya !”

Hartawan Ong tidak percaya, lalu mengundang seorang bidan untuk memeriksa pelayan itu. Dan ternyata pelayan itu masih perawan adanya. Hartawan Ong amatlah memuji LI Sun, malah membuat sebuah sajak yang berbunyi :
“Ye Rung, gadis yang patut dicintai dan dikasihani,
Selama tiga tahun tidur seranjang dengan sang budiman,
Perasaan dekat, duduk diatas pangkuan juga tidak goyah,
Rupanya cerita Liu Sia Hui bukanlah rekaan belaka”.
Kiu Ki Sun membuat syair balasn yang berbunyi,
“Siapa bilang bahwa saya menyintai siluman betina itu,
Hanya menemani tidur saja, tidak ada pertalian cinta,
Walau ada wanita cantik, namun hatiku tidak goyah,
Kisahku ini pasti akan senantiasa disebarkan”.

Sang hartawan Ong makin mengerti bahwa Li Sun merupakan seorang pemuda yang baik, maka menjadikan dia sebagai anak angkatnya. Lalu memberinya biaya untuk mengikuti ujian di ibukota dan akhirnya Li Sun mendapat rangking satu. Sungguh-sungguh merupakan balasan kebaikkan langit.

Cerita 3
Pada zaman dinasti Ming, hiduplah Cu Huan seorang mahasiswa di universitas militer. Dia memiliki gerakan pit yang sangat indah dan juga mampu membuat tinta airnya mengeluarkan harum. Setiap sajak yang dibuatnya pasti menjadi terkenal. Tapi sangatlah sayang, dia menjadi budak dari nafsunya sendiri. Dia menginginkan semua pelayannya adalah wanita cantik, sehingga dia dapat bermain cinta dengan mereka. Jika ada yang tidak bersedia, dia lalu menawarkan uang untuk menarik hati mereka. Apabila diketahui orang luar, dia lalu menggunakan uang untuk menutup mulut mereka. Malah suster yang menjaga anaknya, dinodainya juga.

Pada suatu malam dikala dia sedang bersenang-senang dengan seorang pelayan baru, mendadak masuk seorang pelayan lama. Bukannya merasa malu dan berhenti, malahan mengajaknya bersama-sama minum arak. Sesudah minum, dia lalu meniduri mereka secara bergiliran, bagaikan seekor binatang buas. Disaat situasi semakin memanas, tiba-tiba terdengar suara setan dari luar jendela, suara itu dengan nada marah mengatakan,
“Suka bermain cinta dengan wanita-wanita muda,
Masa depan hancur dan akhirnya hidup menderita,
Kasihan, seorang pelajar yang berpendidikan tinggi,
Haus akan sex ternya menyebabkan kematian”.
Mendengar itu, sekujur tubuhnya langsung mengeluarkan keringat dingin. Kedua pelayan itu juga terkejut dan lari terbirit-birit. Akhirnya kedua pelayan itu karena ketakutan yang amat sangat, lalu tewas dengan sangat mengenaskan. Cu Huan juga selalu gagal dalam mengikuti ujian Negara. Putra tunggalnya juga meninggal, lalu kedua putrinya menjadi pelacur. Tetaplah dikatakan apabila kita berzinah dengan anak istri orang, maka anak istri kita juga akan berzinah juga.

Cerita 4
Didaerah Hong Yang, hidup seorang pelajar yang bernama Cu Wei Cheng, dirumahnya terdapat sebuah kolam bunga lotus yang belum berbunga. Pada masa pemerintahan Khang Si, dikala dia akan pergi untuk mengikuti ujian tingkat propinsi, mendadak kolam itu tumbuh sekuntum bunga teratai yang indah dan harum semerbak. Dalam hatinya berpikir pasti ini adalah pertanda bahwa dia akan dapat lulus ujian. Sehingga disaat senja hari, dia duduk santai dipinggir kolam sambil menikmati arak. Setelah minum beberapa teguk, dia melihat pelayan yang melayani nya memiliki paras yang cantik, sehingga timbullah niat untuk menggodanya. Kemudian dengan arak dia membuat pelayan tersebut mabuk, lalu dinodainya.

Keesokkan hatinya, bunga teratai itu menjadi layu karena hal itu. Malamnya dia bermimpi bahwa Buddha Kwan Kong datang memperlihatkan buku jasa pahala padanya. Barulah dia menyadari bahwa sebenarnya namanya ada tertulis dibuku tersebut, namun telah dihapus. Lalu dia dengan sedih berlutut dan memohon Buddha mengampuni nya, tetapi sampai tiga kali dia ditendang keluar.

Setelah sadar dari minpinya, dia tahu bahwa dirinya telah berbuat kesalahan besar, lalu dengan hati yang tidak tenang tetap pergi mengikuti ujian. Hasilnya dia memang gagal, lalu dengan berderai air mata pulang kerumah.dikemudian hari, dia selalu gagal dalam setiap ujian, malahan hartanya habis dan hidup dalam kemiskinan.

Mencius berkata, “Orang miskin, cita-citanya tak boleh berubah, orang kaya janganlah melanggar pantangan berzinah”.
Cu Wei Cheng karena mekarnya bunga lotus menjadi kegirangan dan lupa diri. Karena perbuatannya yang tidak bermoral itu, semua kejayaan dan hartanya akhirnya habis. Memang akibat daripada berzinah ini amatlah menakutkan.

Wu IK membuat sebuah syair,
“Bunga teratai sedang mekar ditengah kolam,
Pertanda yang baik berubah menjadi buruk,
Satu niat yang salah, nama akan terhapuskan,
Berzinah lebih tajam dari sebilah pisau yang sadis”.

Tidak ada komentar:
Write komentar