|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 03 Juni 2011

Kisah Tentang Kesabaran dan Toleransi

 

Pada tahun 403 SM, Kerajaan Han mengajak Kerajaan Wei, untuk menyerang Kerajaan Zhou. Wei Wenhou, pendiri Kekaisaran Wei, menolak dan berkata, “Kerajaan Zhou dan Kerajaan Wei layaknya saudara dan kami memiliki kesepakatan damai bersama. Maafkan saya, saya tidak bisa menyanggupinya.” Mendengar hal tersebut, utusan Kerajaan Han menjadi sangat marah.



Setelah mendengar kabar tersebut, Kaisar Zhou sangat menghargai persahabatannya dengan Wei Wenhou.

Tetapi, Dia pun berusaha mengajak Kerajaan Wei, untuk menyerang Kerajaan Han. Wei Wenhou pun menolak dengan alasan yang sama. Seperti halnya Utusan Kerajaan Han, Utusan Kerajaan Zhou pun pergi dengan tidak puas.



Setelah kejadian itu, Kaisar Zhou dan Han menyadari bahwa Wei Wenhou sangatlah baik. Mereka berdua kagum atas toleransi Wei dan sangat menghargai persahabatan mereka. Merekapun pergi ke Kerajaan Wei untuk menunjukkan rasa hormat. Kemudian, Kerajaan Wei menjadi yang terunggul di antara ketiganya dan tidak ada kerajaan lain pada masa itu, yang berani menyerang Kerajaan Wei.

Ayah Mertua Haruslah Tuli dan Bisu

Jendral Guo Ziyi adalah salah seorang tokoh pada masa reformasi Dinasti Tang. Selama masa Pemberontakan An Shi, jasa beliau sangatlah besar. Kaisar Daizhong sangat menghargai Jendral Guo, sehingga menikahkan putrinya, Putri Shengping dengan Putra Jendral Guo, Guo Ai.

Suatu hari, pasangan muda ini bertengkar. Ketika Guo Ai melihat istrinya berperilaku seperti seorang Putri, kaisar dia berkata, “Apa yang hebat darimu? Apakah karena ayahmu seorang Kaisar? Terus terang, jika Ayahku tidak mengalahkan An Lushan, dinasti Ayahmu tidak akan pernah ada. Ayahku tidak berambisi terhadap tahta, itu sebabnya Dia tidak menjadi seorang kaisar.”

 Setelah mendengar kritikan pedas itu, seketika Putri Shengping melapor kepada ayahnya.


Kaisar Daizong menerima keluh kesah putrinya dan menjawab dengan pelan,.

“Kamu masih seperti anak kecil. Ada banyak hal yang tidak kamu mengerti. Apa yang suamimu katakan adalah benar. Ayah mertuamu telah menyelamatkan dinasti ini. Jika dia berkeinginan menjadi kaisar, dia telah mendapatkannya dari dahulu. Kita tidak akan memiliki kekaisaran pada keluarga kita."

Daizong kemudian menasihati putrinya untuk tidak mengambil hati perkataan suaminya. Sebaliknya, putrinya dianjurkan hidup dengan damai dan bahagia daripada menuduh suaminya sebagai pembangkang. Putri Shengping perlahan-lahan kembali tenang dan kembali kepada suaminya.

Di lain pihak, Jendral Guo Ziyi menganggap apa yang dikatakan putranya, sebagai hal yang di luar batas dan tergolong memberontak. Dengan segera, dia mengikat anaknya dan membawanya ke istana untuk dihukum oleh kaisar. 


Namun, Daizong sangat sabar dan menenangkan Sang Jendral, “Ini adalah perselisihan pasangan muda. Mungkin ada kata-kata yang di luar batas. Tetapi, kita lebih tua, tolong jangan diambil hati. Ada pepatah lama mengatakan bahwa Ayah mertua seharusnya tuli dan bisu. Kita sebaiknya berpura-pura tidak mendengarnya.”


Setelah mendengar hal tersebut, Jendral Guo merasa sangat lega dan benar-benar gembira.



Apa yang Seseorang Harus Ketahui dan Ingat

Shenlingjun adalah seorang ahli strategi dan tata negara semasa Era Perang Kerajaan. Dia berhasil mengalahkan Kerajaan Qing dan menyelamatkan Kerajaan Zhou. Ketika itu, Kaisar Zhou ingin secara pribadi menyambut Shenlingjun di luar istana. Sebelum ia berangkat, Tang Sui berbicara padanya.

Tang Sui berkata kepada Shenlingjun, “ Aku pernah mendengar, bahwa ada hal-hal yang perlu orang ketahui dan yang tidak perlu diketahui. Ada juga hal-hal yang mesti diingat dan hal-hal yang harus dilupakan.”


Shenlingjun berkata, “ Sudikah Anda menjelaskannya?”

Tang Sui menjawab, “Ketika orang lain menyatakan kekesalan, Aku perlu tahu. Jika mengecewakan orang, Aku perlu mencari cara untuk memperbaikinya. Jika orang lain salah paham kepadaku, Aku harus menjelaskan dengan sopan dan baik. Jika Aku merasa kesal terhadap orang lain, itu bukanlah kelakuan yang layak dan Aku harus menggantinya dengan memberi maaf. Selama proses itu, Aku harus menjaganya agar tidak menimbulkan masalah yang tidak perlu. Saat orang lain menolong, Kita tidak boleh lupa dan harus mencari jalan untuk membalasnya. Jika, kita membantu orang, kita harus melupakannya, sehingga tidak membuat orang lain tertekan. Sekarang, kamu telah menyelamatkan Kerajaan Zhou. Betapa luar biasanya itu! Kaisar Zhou akan menyambutmu secara pribadi. Setelah bertemu Beliau, Saya berharap kamu melupakan jasamu terhadap Beliau.


“Baik, saya akan menuruti nasihat Anda”, kata Shenlingjun.


Hakikat dari Kelebihan dan Kekurangan

Pada masa Qi Utara, Cui Luo menjadi perdana menteri dan berhasil memenangkan kepercayaan Kaisar Shizong. Cui kerap kali mempromosikan orang-orang kompeten. Ketika merekomendasikan Xing Zhou sebagai pembantu perdana menteri di bagian dokumen rahasia, Shizong mengabulkannya.

Sejak bertugas di bagian dokumen rahasia, Xing memiliki banyak kesempatan bertemu Shizong. Dia sering mengkritik kekurangan-kekurangan perdana mentri Cui Luo di depan Shizong dan Shizong tidak senang akan perilaku tersebut.

Pada suatu kesempatan, Shizong memberitahu Cui, “Kamu sering bercerita tentang betapa bagusnya Xing, tetapi dia selalu mengkritikmu di belakang. Betapa bodohnya kamu!”


Cui merespon dengan hati lapang, “Kami berdua mengatakan hal yang benar dan tidak ada yang salah dengan hal tersebut.” 



Cui sangatlah murah hati terhadap orang lain, tetapi menuntut diri secara ketat. Dia tidak hanya menghargai kelebihan orang lain dan toleran terhadap kelemahan orang lain, tetapi juga mampu menerima kelemahan diri sendiri. Betapa toleran dan murah hati hal tersebut!
 

Ada pepatah kuno mengatakan: Toleransi menjadikan orang bermartabat, sedangkan bebas dari keinginan membuat orang menjadi kuat. Kesabaran adalah kualitas yang luar biasa, tidak picik, dan merupakan keadaan penuh welas asih dan ketidak-egoisan. Kesabaran adalah salah satu kebajikan Tiongkok kuno dan telah diturunkan oleh Langit untuk manusia. Ini juga berarti bahwa Dewa-Dewa di surga menginginkan semua manusia memiliki sifat yang penuh martabat.


Tidak ada komentar:
Write komentar