Ada pepatah mengatakan : " Istri bijaksana, anak tak berbakti, susah untuk diperbaiki lagi. "
Menikahi seorang wanita yang tidak bijak, tidak hanya menyebabkan kehidupan rumah tangga menjadi hancur berantakan, bahkan dapat membuat perjalanan hidup semakin hampa. Maka dari itu, memilih wanita untuk dinikahi haruslah berpikiran panjang.
Dengan kecerdasan dan kearifan manusia harus mengendalikan perasaan cinta, terutama harus berhati-hati dalam memilih calon istri. Apabila memiliki seorang istri yang bijaksana, barulah kehidupan rumah tangga dapat berjalan dengan baik. lalu bagaimana caranya membedakan istri yang bijak dan yang tidak juga akibatnya akan seperti apa ? Berikut ini adalah kisah nyata yang terjadi dalam kehidupan.
Cang Khai mempunyai seorang istri yang bermarga Khung, beliau berkepribadian halus, pandai serta bijak. Tetapi sayang, setelah melahirkan anak yang kelima, beliau meninggal dunia. Chang Khai lalu menikah lagi dengan seorang wanita yang bermarga Li yang berkepribadian kasar. Sewaktu Cang Khai tidak berada di rumah, kelima anaknya sering dipukul oleh istri yang kedua ini tanpa sebab, sehingga menyebabkan kelima anaknya ini saling berpelukan dan menangis ketakutan.
Pada suatu hari, karena mereka sudah tidak tahan lagi terhadap perbuatan kejam dari ibu tirinya, maka kelima anaknya pergi mengunjungi kuburan dari ibu kandungnya. Kemudian di hadapan baru nisan ibunya, mereka menceritakan semua penderitaan mereka dengan tangisan yang sungguh memilukan hati. Tiba-tiba saja roh ibu kandung mereka menampakkan diri dan dengan bercucuran air mata beliau menghibur kelima anaknya, kemudian dia mengambil sehelai kain putih dan menulis sebuah syair yang berbunyi :
"Nyonya lama berkaat kepada nyonya baru,
Diam-diam akau meneteskan air mata haru,
Kedudukan kita sama, namun aku telah jauh,
Mustahil bagi kita berdua untuk bertemu,
kasihanilah mereka, walau bukan anak kandungmu,
Layani dan bantulah sang suami dengan tulus hati,
Saat ini betapa hancur dan sedihnya hatiku,
Hanya sinar bulan yang menyinari sepinya nisanku."
Setelah pulang kerumah, kelima anak tersebut memberikan kain putih yang bertulisan itu kepada ayahnya dan mereka menceritakan semua kejadian di kuburan ibu kandungnya pada saat itu. Cang Khai menjadi amat gusar setelah melihat kain putih yang bertulisan syair itu, lalu beliau memperlihatkan kain putih yang bertulisan itu kepada ayah kandung dari istri keduanya. Bapak mertuanya mengerti bahwa beliau sendiri yang tidak becus mengajari putrinya itu, lalu beliau menghukum putrinya dengan menyuruhnya pergi ke Ling Nan untuk bekerja keras.
Sedangkan Cang Khai sendiri mulai saat itu juga dengan penuh kasih sayang merawat dan membesarkan kelima anaknya itu sampai mereka berhasil mencapai kejayaan dan kelima anaknya sangat menyayangi dan berbakti kepada Cang Kai.
Menikahi seorang wanita yang tidak bijak, tidak hanya menyebabkan kehidupan rumah tangga menjadi hancur berantakan, bahkan dapat membuat perjalanan hidup semakin hampa. Maka dari itu, memilih wanita untuk dinikahi haruslah berpikiran panjang.
Dengan kecerdasan dan kearifan manusia harus mengendalikan perasaan cinta, terutama harus berhati-hati dalam memilih calon istri. Apabila memiliki seorang istri yang bijaksana, barulah kehidupan rumah tangga dapat berjalan dengan baik. lalu bagaimana caranya membedakan istri yang bijak dan yang tidak juga akibatnya akan seperti apa ? Berikut ini adalah kisah nyata yang terjadi dalam kehidupan.
Cang Khai mempunyai seorang istri yang bermarga Khung, beliau berkepribadian halus, pandai serta bijak. Tetapi sayang, setelah melahirkan anak yang kelima, beliau meninggal dunia. Chang Khai lalu menikah lagi dengan seorang wanita yang bermarga Li yang berkepribadian kasar. Sewaktu Cang Khai tidak berada di rumah, kelima anaknya sering dipukul oleh istri yang kedua ini tanpa sebab, sehingga menyebabkan kelima anaknya ini saling berpelukan dan menangis ketakutan.
Pada suatu hari, karena mereka sudah tidak tahan lagi terhadap perbuatan kejam dari ibu tirinya, maka kelima anaknya pergi mengunjungi kuburan dari ibu kandungnya. Kemudian di hadapan baru nisan ibunya, mereka menceritakan semua penderitaan mereka dengan tangisan yang sungguh memilukan hati. Tiba-tiba saja roh ibu kandung mereka menampakkan diri dan dengan bercucuran air mata beliau menghibur kelima anaknya, kemudian dia mengambil sehelai kain putih dan menulis sebuah syair yang berbunyi :
"Nyonya lama berkaat kepada nyonya baru,
Diam-diam akau meneteskan air mata haru,
Kedudukan kita sama, namun aku telah jauh,
Mustahil bagi kita berdua untuk bertemu,
kasihanilah mereka, walau bukan anak kandungmu,
Layani dan bantulah sang suami dengan tulus hati,
Saat ini betapa hancur dan sedihnya hatiku,
Hanya sinar bulan yang menyinari sepinya nisanku."
Setelah pulang kerumah, kelima anak tersebut memberikan kain putih yang bertulisan itu kepada ayahnya dan mereka menceritakan semua kejadian di kuburan ibu kandungnya pada saat itu. Cang Khai menjadi amat gusar setelah melihat kain putih yang bertulisan syair itu, lalu beliau memperlihatkan kain putih yang bertulisan itu kepada ayah kandung dari istri keduanya. Bapak mertuanya mengerti bahwa beliau sendiri yang tidak becus mengajari putrinya itu, lalu beliau menghukum putrinya dengan menyuruhnya pergi ke Ling Nan untuk bekerja keras.
Sedangkan Cang Khai sendiri mulai saat itu juga dengan penuh kasih sayang merawat dan membesarkan kelima anaknya itu sampai mereka berhasil mencapai kejayaan dan kelima anaknya sangat menyayangi dan berbakti kepada Cang Kai.
Tidak ada komentar:
Write komentar