Orang zaman dahulu demi membantu para janda agar tetap dapat menjaga kesuciannya, penduduk setempat sering membangun sebuah pagoda suci untuk mereka agar para janda dapat dengan tepat menjaga kesuciannya, perbuatan ini pantas di hormati.
Tetapi apabila para janda tidak dapat menjaga diri dan terlibat hubungan asusila dengan oarang lain, maka mereka secara pasti akan merusak moral kebajikannya sendiri.
Dibawah ini merupakan cerita pembalasan yang cepat dari perbuatan berzinah, mari kita ikuti bersama.
Ada sepasang saudara kembar yang bermarga Kao, sang abang bernama Kao Siau Piau dan adiknya bernam Kao Siau Ci. Mereka berdua mempunyai wajah yang amat serupa dan bahkan mereka masuk ke sekolah, menikah dan mempunyai anak pada saat yang sama pula.
Sewaktu berumur 20 tahun, pernah sekali mereka berdua bersama-sama pergi mengikuti ujian kecamatan, lalu menginap di sebuah losmen. Di dalam losmen itu terdapat sebuah janda muda yang cantik jelita. Dikarenakan kesepian, maka begitu janda muda itu melihat Siau Piau yang amat tampan, timbullah niat untuk menikah lagi. Lalu janda muda ini langsung memasuki kamar Siau Piau dan mengutarakan maksudnya, namun siau piau menasehatinya dan berkata : " Antara pria dan wanita harus ada batasnya dan tidak boleh bertindak sembarangan, apabila tidak ada urusan jangan datang ke kamar saya, hal ini dapat menimbulkan salah paham yang mana dapat merusak nama baik kita.
Janda muda ini tidak peduli, malahan bertambah sering mendatangi kamarnya, sehingga membuat siau piau lebih tegas lagi menolak janda muda itu dan memberitahu adiknya dengan berkata : " Dipenginapan ini ada seorang janda muda yang serring menggoda saya, tapi say menolaknya dengan tegas. Kamu haruslah berhati-hati, jangan sekali-kali melakukan hal yang memalukan, sehingga merusak kebajikan leluhur kita." Tapi siau ci berpura-pura menyetujuinya.
Pada suatu hari, saat janda muda itu datang lagi untuk menggoda, siau ci mempergunakan kesempatan itu untuk memuaskan nafsu bejatnya. karena wajah kakak beradik itu bagaikan pinang di belah dua, sama dan serupa, maka janda itu sama sekali tidak menyadari bahwa yang tidur dengannya adalah siau ci bukan siau piau.
Pada saat pengumuman hasil ujian dipasang, ternyata siau piau berhasil lulus ujian dan siau ci tidak lulus ujian. Siau ci bukannya menyesal atas segala perbuatnnya amalh menipu janda muda itu algi dengan berkata : " Saya telah berhasil lulus ujian kecamatan dan tahun depan pada musim semi saya akan mengikuti ujian tingkat propinsi, apabila saya berhasdil lulus ujianm saya kan datang melamar dirimu. Janda muda itu amatlah percaya terhadap kata-kata dari siau ci dan memberi semua barang-barang yang berharga kepadanya.
Tahun berikutnya pada musim semi, siau piau ternyata dapat lulus ujian tingkat propinsi. Janda muda itu setelkah mendengar kabar gembira ini, lalu menunggu lamaran dari siau piau. namun hari demi hari terus berlalu, tiada kabar beritanya. Janda muda itu menjadi sedih, bahkan merasa marah dan benci. Hal ini membuatnya jatuh sakit dan meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia, belaiu menulis sepucuk surat kepada siau piau.
Disaat menerima surat itu, siau piau merasa amat terkejut dan dalam hatinya dia berpikir, mungkin ini semua adalah perbuatan adiknya. maka degnan membawa surat iotu, belaiu bertanya kepada siau ci tentang masalah janda itu. Siau ci tidak dapat berkata apa-apa algi selain mengakui perbuatnnya. Akhirnya nasib siau ci berakhir dengan menggenaskan. Putranya tewas dan dia sendiri juga menjadi buat dan menemui ajalnya dalam penderitaan. Sebaliknay siau piau hidup panjang umur dan sehat. Anak cucunya semua juga hidup dalam kemuliaan dan ketenaran.
Wang Ci Ce menghela nafas dan berkata :
" Lahir dengan wajah amat serupa,
Mendapatkan penddikan yang sama pula,
Hanya karena berzinah dengan seorang janda,
Akibatnya nasib mereka berlainan jadinya,
Pembalasan dari akibat berzinah demikian berbahaya."
Ada sebuah peribahasa mengatakan : " Hidup dan mati ditentukan oleh nasib", artinya keberuntungan atau kemalangan diatur oleh nasib, namun setelah melihat kisah ini, dapatlah diketahui bahwa nasib umat manusia ditentukan oleh pikiran dan perbuatan manusia itu sendiri.
Maka Po Yin Ci menulis sebuah sajak yang berbunyi :
" Ramalan nasib walaupun tepat, namun sulit dipastikan,
Kaya atu miskin timbul pada saat yang sama,
Baik atau jahat hanya timbul dari satu niat hati saja,
Yang mana akibatnya akan mendatangkan ribuan keberuntungan
atau ribuan kemalangan."
Tetapi apabila para janda tidak dapat menjaga diri dan terlibat hubungan asusila dengan oarang lain, maka mereka secara pasti akan merusak moral kebajikannya sendiri.
Dibawah ini merupakan cerita pembalasan yang cepat dari perbuatan berzinah, mari kita ikuti bersama.
Ada sepasang saudara kembar yang bermarga Kao, sang abang bernama Kao Siau Piau dan adiknya bernam Kao Siau Ci. Mereka berdua mempunyai wajah yang amat serupa dan bahkan mereka masuk ke sekolah, menikah dan mempunyai anak pada saat yang sama pula.
Sewaktu berumur 20 tahun, pernah sekali mereka berdua bersama-sama pergi mengikuti ujian kecamatan, lalu menginap di sebuah losmen. Di dalam losmen itu terdapat sebuah janda muda yang cantik jelita. Dikarenakan kesepian, maka begitu janda muda itu melihat Siau Piau yang amat tampan, timbullah niat untuk menikah lagi. Lalu janda muda ini langsung memasuki kamar Siau Piau dan mengutarakan maksudnya, namun siau piau menasehatinya dan berkata : " Antara pria dan wanita harus ada batasnya dan tidak boleh bertindak sembarangan, apabila tidak ada urusan jangan datang ke kamar saya, hal ini dapat menimbulkan salah paham yang mana dapat merusak nama baik kita.
Janda muda ini tidak peduli, malahan bertambah sering mendatangi kamarnya, sehingga membuat siau piau lebih tegas lagi menolak janda muda itu dan memberitahu adiknya dengan berkata : " Dipenginapan ini ada seorang janda muda yang serring menggoda saya, tapi say menolaknya dengan tegas. Kamu haruslah berhati-hati, jangan sekali-kali melakukan hal yang memalukan, sehingga merusak kebajikan leluhur kita." Tapi siau ci berpura-pura menyetujuinya.
Pada suatu hari, saat janda muda itu datang lagi untuk menggoda, siau ci mempergunakan kesempatan itu untuk memuaskan nafsu bejatnya. karena wajah kakak beradik itu bagaikan pinang di belah dua, sama dan serupa, maka janda itu sama sekali tidak menyadari bahwa yang tidur dengannya adalah siau ci bukan siau piau.
Pada saat pengumuman hasil ujian dipasang, ternyata siau piau berhasil lulus ujian dan siau ci tidak lulus ujian. Siau ci bukannya menyesal atas segala perbuatnnya amalh menipu janda muda itu algi dengan berkata : " Saya telah berhasil lulus ujian kecamatan dan tahun depan pada musim semi saya akan mengikuti ujian tingkat propinsi, apabila saya berhasdil lulus ujianm saya kan datang melamar dirimu. Janda muda itu amatlah percaya terhadap kata-kata dari siau ci dan memberi semua barang-barang yang berharga kepadanya.
Tahun berikutnya pada musim semi, siau piau ternyata dapat lulus ujian tingkat propinsi. Janda muda itu setelkah mendengar kabar gembira ini, lalu menunggu lamaran dari siau piau. namun hari demi hari terus berlalu, tiada kabar beritanya. Janda muda itu menjadi sedih, bahkan merasa marah dan benci. Hal ini membuatnya jatuh sakit dan meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia, belaiu menulis sepucuk surat kepada siau piau.
Disaat menerima surat itu, siau piau merasa amat terkejut dan dalam hatinya dia berpikir, mungkin ini semua adalah perbuatan adiknya. maka degnan membawa surat iotu, belaiu bertanya kepada siau ci tentang masalah janda itu. Siau ci tidak dapat berkata apa-apa algi selain mengakui perbuatnnya. Akhirnya nasib siau ci berakhir dengan menggenaskan. Putranya tewas dan dia sendiri juga menjadi buat dan menemui ajalnya dalam penderitaan. Sebaliknay siau piau hidup panjang umur dan sehat. Anak cucunya semua juga hidup dalam kemuliaan dan ketenaran.
Wang Ci Ce menghela nafas dan berkata :
" Lahir dengan wajah amat serupa,
Mendapatkan penddikan yang sama pula,
Hanya karena berzinah dengan seorang janda,
Akibatnya nasib mereka berlainan jadinya,
Pembalasan dari akibat berzinah demikian berbahaya."
Ada sebuah peribahasa mengatakan : " Hidup dan mati ditentukan oleh nasib", artinya keberuntungan atau kemalangan diatur oleh nasib, namun setelah melihat kisah ini, dapatlah diketahui bahwa nasib umat manusia ditentukan oleh pikiran dan perbuatan manusia itu sendiri.
Maka Po Yin Ci menulis sebuah sajak yang berbunyi :
" Ramalan nasib walaupun tepat, namun sulit dipastikan,
Kaya atu miskin timbul pada saat yang sama,
Baik atau jahat hanya timbul dari satu niat hati saja,
Yang mana akibatnya akan mendatangkan ribuan keberuntungan
atau ribuan kemalangan."
Tidak ada komentar:
Write komentar