|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 31 Mei 2012

Huang Nie Lang Bocah Bertelanjang Kaki

 

Pada zaman dahulu kala, ada seorang bocah laki-laki yang bernama Erlang Huang, yang merupakan murid di sekolah swasta Tuan Wang di Kabupaten Wuxi, China.

Bocah itu pada pakaiannya selalu dilapisi oleh lumpur berwarna kuning, sehingga warga desa setempat menamainya sebagai Huang Nie Lang.

Kabupaten Wuxi berbatasan dengan Danau Tai, dan memiliki pelabuhan yang dinamakan Pelabuhan Wuxi. Huang Nie Lang memiliki kebiasaan buruk, dia selalu ketiduran ketika hujan deras atau angin kencang melanda Danau Tai.

Ketika dia tertidur, tidak ada seorang pun yang dapat membangunkannya. Akan tetapi, ketika dia bangun, dia akan berkeringat. Gurunya Tuan Wang sangat terganggu dengan kebiasaan anehnya dan selalu mempertanyakan mengapa dia tertidur ketika sedang belajar.

Ketika ditanyai hal tersebut, Huang Nie Lang hanya diam ketika dikritik. Ketika suatu kali terjadi lagi, Tuan Wang bertanya dengan marah,”Apakah kamu ke sini untuk belajar?”

Bocah laki-laki tersebut dipaksa untuk menceritakan kebenaran, ”Tidak, Tuan. Saya tidak tertidur. Saya hanya keluar untuk menyelamatkan orang-orang yang berteriak minta tolong dari Danau Tai.” Mendengar jawaban yang disampaikan bocah tersebut, Tuan Wang berteriak marah.”Tidak masuk akal ! kamu tertidur di bangku kelas, bagaimana mungkin kamu bisa keluar menyelamatkan orang?.”

Bocah laki-laki tersebut menjawab,”Jika anda tidak percaya, anda dapat pergi ke Pelabuhan Wuxi untuk melihat, ada lima kapal yang tertambat di sana yang baru saja saya selamatkan.”

Maka Tuan Wang meminta salah seorang muridnya pergi melihat di pelabuhan dan murid tersebut bertemu dengan orang-orang yang naik kelima perahu tersebut dan menceritakan bagaimana mereka begitu beruntung karena ada seorang anak laki-laki yang dilapisi oleh lumpur kuning telah menyelamatkan mereka dari badai.

Murid tersebut menceritakan apa yang di dengarnya kepada tuan Wang, tetapi tuan Wang masih ragu. Tuan Wang kemudian menyembunyikan sebelah sepatunya ketika suatu kali dia tertidur lagi di dalam kelas.

Ketika bocah tersebut terbangun, dia sangat cemas dan berkata,”Siapa yang menyembunyikan sepatu saya? memerlukan waktu yang cukup lama bagi saya untuk mencari sepatu tersebut dan saya tidak dapat menemukannya. Akhirnya saya harus bergegas ke pelabuhan dengan hanya memakai sebelah sepatu. Karena jika saya terlambat, saya hanya dapat menyelamatkan delapan dari sepuluh kapal. Dua kapal tersebut bertabrakan dengan batu besar, saya akan menggunakan sepatu saya yang sebelah untuk menutup lubang di satu perahu dan perahu yang satunya lagi tenggelam,” kata bocah itu.

Apa yang dikatakan oleh bocah tersebut sangatlah sulit dipercaya oleh Tuan Wang, sehingga dia memutuskan untuk pergi ke pelabuhan melihat sendiri. Dengan terkejut, dia mendengar para pelaut di pelabuhan mengatakan,”Kita harus menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada Huang Nie Lang yang bukan hanya telah menyelamatkan perahu-perahu kita tetapi juga nyawa kita.”

Tuan Wang sangat menyesal tidak mempercayai perkataan bocah tersebut dan dia kembali ke sekolah. Tuang Wang kemudian berkata kepada Huang, ”Anakku, saya seharusnya tidak menyembunyikan sepatu kamu, sehingga perahu satunya lagi dapat terselamatkan.”

Tuan Wang kemudian mengeluarkan sebelah sepatu yang dia sembunyikan, tetapi Huang berkata, ”Sepatu ini sudah tidak berguna lagi, lain waktu saya akan menyelamatkan orang-orang dengan bertelanjang kaki.”

Sejak saat itu Tuan Wang menyadari bahwa Huang adalah bocah yang spesial, sehingga ketika dia tertidur di dalam kelas, Tuan Wang tidak akan mengganggunya lagi.

Tetapi suatu kali Huang tertidur ketika sedang belajar, Tuan Wang melihat dia mengeluarkan keringat yang sangat banyak sehingga beliau duduk di sampingnya dan menggunakan kipas untuk mengipasinya, tetapi dia heran bahwa semakin keras dia mengipasinya, Huang semakin berkeringat.

Tuan Wang berusaha untuk menyejukkan bocah tersebut, tetapi dia terkejut ketika melihat bahwa keringat bocah tersebut telah mengering dan tubuh bocah tersebut mengeluarkan darah dan akhirnya meninggal.

Tuan Wang sangat sedih dan menangis pilu dua hari dua malam. Kemudian dia bermimpi Huang datang kepadanya dengan bertelanjang kaki dan berkata,”Tuanku yang tersayang, anda berusaha untuk menolong saya tetapi anda tidak menyadari telah mencelakakan saya. Anda mengipasi saya dari arah yang berlawanan dengan arah saya untuk kembali.”

“Meskipun saya telah meninggal, tetapi jiwa saya akan tetap berada di Danau Tai, dan kapanpun ketika orang terjebak angin kencang di Danau Tai, ingatlah untuk menyebutkan ‘Huang Nie Lang bertelanjang kaki’ dan saya akan datang untuk menolong mereka,” ujar bocah itu.

Tuan Wang menangis pilu dan menyampaikan kata-kata tersebut kepada para pelaut. Para pelaut sangat sedih setelah mengetahui bahwa Huang telah meninggal dan mereka membangun kuil untuknya di tepi Danau Tai.

Tidak ada komentar:
Write komentar