|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 26 Mei 2012

Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 23 - 24

 

   

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum, semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 23 : INTI SARI MAKANAN

Ayat 1 : Makanan Bagi Semuanya

Zhuang Zi berkata :

Kehidupan manusia mempunyai batas, tapi ilmu pengetahuan tanpa batas. Menggunakan kehidupan yang terbatas untuk mengejar ilmu pengetahuan yang tak terbatas adalah perkerjaan yang berbahaya.

Mengetahui hal ini tapi terus mengejar ilmu dengan harapan akan memperbaiki kehidupan, bahkan lebih berbahaya lagi.

Orang harus hidup diluar ilmu, tak perlu mengejar-ngejarnya sehingga menjadi budak ilmu. Peran ilmu hanyalah untuk memberi tahu tentang hidup dalam keuntungan. Setelah mempelajari hal ini barulah kita dapat bertindak. Tak ada gunanya mengejar ilmu pengetahuan yang kosong / tak berguna.

Ayat 2 : Manusia Berkaki Satu

Ketika Gong Wen Xian pertama kali melihat panglima Tentara hanya mengunakan satu kaki, ia sangat terkejut. Setelah merenungkannya, akhirnya Gong mengerti dan berkata : Karena kehendak alam, ia lahir dengan satu kaki bukan karena dipotong. Ini merupakan gejala alam yang wajar.

Bila semua orang berkaki satu, orang yang berkaki dua akan menjadi aneh. Kenyataannya selama suatu benda dijelmakan oleh alam, apakah ia berkaki satu / berkaki banyak seperti kelabang tetap merupakan hal yang wajar.

Bentuk apapun yang kuterima dari alam, akan kugunakan bentuk itu untuk berfungsi. Bila aku datang dari air aku akan tinggal dalam air. Bila datang dari panas aku akan hidup. Bila orang dapat hidup dalam air dan tak merasa kedingin / hidup dalam panas tak merasa panas. Artinya manusia dapat tinggal di mana saja tanpa halangan.

Ayat 3 : Ratapan Qin Sin

Ketika Lao Zi meninggal, Qin Shi datang pada waktu penguburannya, ia mengucapkan tiga seruan, kemudian berlalu. Murid Lao Zi bertanya : Bukankah tuan teman Guru ? Pantaskah tuan meratapinya seperti itu.

Qin Shi berkata : Bagi saya cukup meratapinya sedikit saja. Lao Zi datang karena memang waktunya ia berbuat demikian, ia pergi karena ia mengikuti kehendak alam. Hidup pada waktunya dan pergi dengan kehendaknya. Jadi saya tak perlu berduka cita karena itu. Ketika pengikut Lao Zi mendengar ini, mereka menghentikan ratapannya.

Ketika Lao Zi meninggal hanya jasadnya yang hilang, bukan inti kehidupannya. Qin Shi mengerti akan hal ini sehingga tak merasakan duka cita.

Bab 24 : URUSAN MANUSIA

Ayat 1 : Yan Hui Berpuasa Dan Berpikir

Penguasa muda Wen sangat lalim, karena itu Yan Hui memohon kepada Kong Hu Cu dan berkata : Guru, ijinkan saya pergi mengubah pikiran Raja Wen.

Kong Hu Cu berkata : Kau boleh pergi. Tapi bila engkau bermaksud akan merubah kelakuannya, aku khawatir kau akan mendapatkan kesulitan. Pertama-tama kau harus berpuasa selama beberapa hari.

Yan Hui bertanya : Saya tak minum anggur dan makanan mewah sama sekali, dapatkah hal ini dianggap sebagai puasa ?

Kong Hu cu berkata : Itu puasa untuk pengorbanan, bukan puasa pikiran.

Yan Hui bertanya : Apakah puasa pikiran itu ?

Kong Hu Cu berkata : Pertama-tama biarkan pikiranmu tenang agar tak ada pikiran timbul. Kekosongan adalah puasa pikiran. Bila kau membuka diri terhadap segala yang terlihat dan terdengar, bahkan dewa-dewa dan roh-roh akan datang kepadamu, apalagi manusia.

Bila ada maksud perasaan tentang untung rugi muncul. Bila orang bertindak bukan karena nama, jasa / maksud tertentu barulah ia akan dapat merubah cara berpikir orang lain.

Ayat 2 : Orang Yang Pikirannya Terganggu

Zi Gao kepala daerah She, mengikuti suatu misi ke negara Qi dan bertemu dengan Kong Hu Cu, lalu bertanya : Misi saya ini sangat berat. Bila tak berhasil majikan saya akan marah. Bila berhasil saya tetap akan gelisah. Berhasil / tidak, saya tetap menderita akibatnya. Apa yang harus saya lakukan ?

Kong Hu Cu berkata : Bagaimana perasaan tuan sekarang ?

Zi Gao berkata : Hati saya terbakar dan saya ingin menelan es untuk memadamkannya.

Kong Hu Cu berkata : Tenangkan pikiranmu. Dalam urusan dunia, Ada dua perinsip yang harus diperhatikan. Pertama Nasib dan yang lainnya Tugas. Ketaatan seorang anak kepada orang tuanya adalah nasib. Ketaatan seorang abdi kepada majikannya adalah tugas. Peganglah kedua prinsip ini, bila keadaan yang nyata, lupakan keadaan dirimu sendiri dan semuannya akan menjadi baik.

Janganlah mencoba mengubah keadaan / tujuan untuk mendapatkan hasil tertentu. Bertindaklah sesuai dengan situasi yang ada. Itu sudah cukup dan menyelesaikan masalah.

Ayat 3 : Orang Gila Dari Chu

Orang gila dari Chu, Jie Yu bertemu dengan Kong Hu cu di negara Chu. Melihat usaha Kong Hu Cu yang sia-sia memperbaiki masyarakat ia berkata : Oh , Phoenix ! Oh , PhoEnik. Mengapa kau jatuh ! Bila Tao ada di dunia ini, kebajikan akan memberinya hasil yang sempurna. Bila Tao tak ada, kebijakan akan melindungi dirinya sendiri dan menunggu waktunya. Pada waktu seperti ini lebih baik menghindari kesulitan.

Lupakanlah ! Lupakanlah ! Pada waktu seperti itu jangan mencoba mengusir kegelapan dari pikiran orang dengan kebajikanmu yang cermerlang. Duri ! Duri ! Jangan lukai aku bila aku berjalan aku mencari jalan baru.

Orang bijak tahu kapan harus maju dan kapan harus mundur. Orang harus mengerti kebutuhan dari suatu keadaan. Jangan terlalu memaksakan pendapatmu kepada orang lain / merasa dirimu yang paling baik / benar dan orang lain salah itu akan membawa bencana. Biarkan saja apa maunya dan tak perlu dituruti apa yang tak pantas. Hindarilah secepat mungkin sebelum menjadi masalah bagimu sendiri.

Ayat 4 : Bentuk dan Jiwa

Kong Hu cu berkata kepada adipati Ai dari Lu :

Ketika saya mengikuti misi ke negeri Chu, saya melihat beberapa anak babi sedang menyusu kepada induknya. Tiba-tiba induk babi itu berguling dan mati, anak-anak babi itu meninggalkan induknya dan lari berserabutan.

Yang dicintai anak babi pada induknya, bukanlah bentukny, tapi kehidupan yang dapat menggerakkan bentuknya.

Hidup / mati tak mengubah bentuk induk babi itu, tapi ada perbedaan dalam kegunaannya. Karena itu yang menjadi ciri seseorang, bukanlah bentuknya tapi isi hatinya. Tetapi ada orang yang seharusnya memperlihatkan hatinya malah menyembunyikan hatinya, demi egonya dan teman-temannya ia akan tak mau menunjukan isi hatinya, maka orang macam apa yang melakukan hal seperti itu ? Yang tak dapat dimengerti / tak mau dimegerti ?

Ayat 5 : Dapatkah Manusia Hidup Tanpa Keinginan ?
 

Hui Zi bertanya kepada Zhuang Zi : Dapatkah seseorang benar-benar hidup tanpa keinginan ? Tapi bila orang tak mempunyai keinginan, bagaimana ia dapat disebut manusia ?

Zhuang Zi berkata : Tao memberikan penampilan kepadannya dan langit memberinya tubuh. Mengapa ia tak dapat di sebut sebagai manusia ?

Hui Zi bertanya : Karena ia disebut manusia, bagimana mungkin ia tak mempunyai keinginan ?

Zhuang zi berkata : Bukan itu yang saya maksudkan dengan keinginan. Yang saya maksudkan dengan tak mempunyai keinginan adalah tak mempunyai kesukaan dan kebencian yang meresahkan dirinya. Patuh pada yang alami dan tak menggunakan kecerdasan manusia untuk mengubah benda.

Dalam dunia manusia terdapat perasaan suka dan benci. Tapi dalam dunia alami, perasaan itu tak ada. Yang alami adalah umum dan yang umum itu abadi.

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 25 

Tidak ada komentar:
Write komentar