Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.
Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.
Bab 29 : TIAN ZI FANG
Ayat 1 : Hanya Satu Orang Yang Terpelajar di Lu
Zhuang Zi bertemu dengan pangeran Ai dari Lu. Pangeran Ai berkata kepada Zhuang Zi : Orang-orang dinegara ku adalah ilmuan terpelajar. Sangat sedikit orang Tao seperti tuan.
Zhuang Zi berkata : Di Lu sangat sedikit orang terpelajar.
Pangeran Ai berkata : Tapi di Lu banyak orang berpakaian ilmuwan.
Zhuang zi berkata :
Saya pernah mendengar bahwa orang yang memakai topi bundar adalah orang yang mengetahui sifat-sifat langit. Orang yang memakai sepatu persegi mengetahui ilmu bumi dan orang yang suka berjalan-jalan dengan memakai perhiasan dapat memadamkan perselisihan.
Tapi orang yang sempurna kepandaiannya, tak akan memakai pakaian seperti itu dan orang yang berpakaian seperti itu bukan orang yang berilmu. Mengapa tak dikeluarkan saja peraturan. orang yang tak terpelajar tapi memakai pakaian orang terpelajar akan dihukum untuk mengetahui berapa jumlah orang yang terpelajar.
Pangeran Ai setuju dan mengeluarkan peraturan tersebut. Setelah 5 hari hanya seorang yang memakai jubah terpelajar, ia berdiri di muka pintu gerbang rumah pangeran. Pangeran Ai menanyai tentang peristiwa di negeri itu ia pun terbukti benar-benar terpelajar.
Zhuang Zi berkata : Bila ternyata hanya ada satu orang yang terpelajar di seluruh Lu dapatkah itu dianggap banyak ?
Hal yang terpenting dalam kehidupan ini adalah menjadi manusia murni. Sayangnya banyak orang yang mengejar bentuk luarnya. Orang kebanyakan berpura-pura dan berpenampilan serta bergaya bicara bak pelajar padahal ia hanya ingin mencari kesempatan. Hati-hatilah dengan orang yang seperti itu dan jangan menjadi orang yang seperti itu, karena kalau kamu menjadi orang lain hanya untuk mencari keuntungan saja maka kamu akan ketahuan juga.
Ayat 2 : Kerendahan Hati Bai Li Xi
Pemikiran tentang hina dan rendah tak pernah masuk dipikiran Bai Li Xi, karena itu ketika ia menjadi penjaga ternak, semua ternaknya sehat sekali.
Pangeran Mu dari Qin datang dan setelah mengetahui bahwa Bai tak memperdulikan kedudukannya yang sangat rendah itu. Ia diangkat menjadi menteri dengan tugas sebagai bendahara negara menteri utama. Bai tak pernah memikirkan kemuliaan dan keagungan dan menunjukan dirinya sebagai pengelola yang mampu.
Meskipun orang berkedudukan tinggi dalam pekerjaannya, bila ia tak memikirkan diri sendiri. Bila orang tak mengagungkan status / mencari keuntungan / kemuliaan, bisakah ia gagal menjadi pengelola yang baik ?
Ayat 3 : Pembuat Peta Yang Benar
Penguasa Yuan dari song ingin membuat peta, lalu ia memangil semua juru gambar. Setelah menerima petunjuk mereka memberi hormat, lalu berdiri siap dengan kuas mereka.
Tetapi ada seoarang yang datang terlambat dengan acuh tak acuh dan santai, ia maju ke muka. Setelah menerima petunjuk dan memberi hormat, ia langsung pergi menuju ke bangsal kerjanya.
Di kamar si juru gambar membuka pakaian dan dengan telanjang dada ia duduk di lantai. Betapa kurang ajarnya ! Pikir seorang pengawas. Sang pengawas melaporkan hal itu kepada penguasa Yuan dari Song . Penguasa Song berkata : Hebat sekali ! Dialah juru gambar yang aku cari.
Bila orang tak memikirkan keagungan dan kepentingan sendiri, ia dapat dianggap sebagai manusia yang sempurna. Bila si juru gambar merasa dirinya benar, ia akan menghasilkan pekerjaan yang benar-benar hidup. Jadi jangan menilai orang dari penampilannya, ujilah dan hargailah kemampuannya.
Ayat 4 : Pemanah Yang Bijaksana
Lie Zi sedang mempertunjukan kemahirannya memanah kepada Bo Hun Wu Ren. Dengan sebuah mangkuk berisi air yang diletakannya pada sikunya, ia melepaskan panahnya. Ia berhasil menembakkan beberapa anak panah berturut-turut dengan kecepatan yang luar biasa. Ketika anak panahnya lepas, anak panah yang lain telah terpasang pada busurnya dan setelah yang satu dilepas yang lain telah siap di busurnya. Sementara itu ia berdiri seperti patung dan tak menumpahkan setetes airpun dari mangkuk.
Bo Hun Wu ren berkata : Itulah tembakan seorang pemanah, tapi bukan dari orang yang memanah tanpa memikirkan tembakannya. Ayo ikut aku.
Lie Zi diajak kepuncak gunung dengan tanah yang bisa bergoyang. Bo Hun Wu Ren berkata : Dapatkah kau menembak dengan tenang disini ? Tetapi Lei Zi tak mampu melakukan apa-apa.
Bo Hun Wu Ren berkata : Manusia Tao dapat meloncat kelangit biru / menyelam kedalam air yang kuning / meluncur ke ujung jagat raya tanpa perubahan. Semangat / nafas tuan hanya ada diatas gunung dan sangat menggigit. pikiran tuan jauh dari Tao.
Memanah dengan sengaja memang teknik yang bagus, tapi memanah dengan tak memikirkan panahan adalah kepandaian Tao. Bila seseorang mencapai tingkat tak memikirkan dirinya dan anak panahnya, ia hanya bersatu dengan Tao. Itulah puncak seni memanah.
Ayat 5 : Tak Terpengaruh Oleh Keberhasilan / Kegagalan
Jian Wu bertanya kepada Sun Shu Ao : Tuan talah tiga kali menjadi menteri dan tak terlihat gembira, tuan telah tiga kali dipecat dari kedudukan itu dan tak memperlihatkan kesedihan, mengapa tuan tak terpengaruh ?
Sun Shu Ao berkata : Ketika kedudukan itu saya peroleh, saya berpikir itu harus saya tolak. Ketika diberhentikan saya tak dapat menahannya. Memperoleh / melepaskannya tak sekehendak hati saya, jadi saya tak merasakan kesedihan apa-apa.
Lenih-lebih saya tak tahu apakah kehormatan itu ditujukan kepada kedudukan saya / kepada saya. Bila itu untuk kedudukan saya, hal itu tak berarti apa-apa bagi saya dan bila kehormatan itu bagi saya tak ada hubungannya dengan jabatan saya. Daripada merenungkan ketidak-pastian ini dan melihat ke semua arah, mengapa saya memusingkan diri dengan kecemasan biasa karena kemuliaan / penghinaan ?
Orang bijak tak bergerak oleh kata-kata, tak terpengaruh oleh godaan, tak takut dirampas dan bahkan hidup dan matipun tak menyusahkannya. Alangkah kecilnya nilai kehormatan dan noda di dunia ini, ia tak memperdulikan penilaian orang lain dan ia mempunyai penilaian sendiri yang sesuai aturan.
Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 30
Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.
Bab 29 : TIAN ZI FANG
Ayat 1 : Hanya Satu Orang Yang Terpelajar di Lu
Zhuang Zi bertemu dengan pangeran Ai dari Lu. Pangeran Ai berkata kepada Zhuang Zi : Orang-orang dinegara ku adalah ilmuan terpelajar. Sangat sedikit orang Tao seperti tuan.
Zhuang Zi berkata : Di Lu sangat sedikit orang terpelajar.
Pangeran Ai berkata : Tapi di Lu banyak orang berpakaian ilmuwan.
Zhuang zi berkata :
Saya pernah mendengar bahwa orang yang memakai topi bundar adalah orang yang mengetahui sifat-sifat langit. Orang yang memakai sepatu persegi mengetahui ilmu bumi dan orang yang suka berjalan-jalan dengan memakai perhiasan dapat memadamkan perselisihan.
Tapi orang yang sempurna kepandaiannya, tak akan memakai pakaian seperti itu dan orang yang berpakaian seperti itu bukan orang yang berilmu. Mengapa tak dikeluarkan saja peraturan. orang yang tak terpelajar tapi memakai pakaian orang terpelajar akan dihukum untuk mengetahui berapa jumlah orang yang terpelajar.
Pangeran Ai setuju dan mengeluarkan peraturan tersebut. Setelah 5 hari hanya seorang yang memakai jubah terpelajar, ia berdiri di muka pintu gerbang rumah pangeran. Pangeran Ai menanyai tentang peristiwa di negeri itu ia pun terbukti benar-benar terpelajar.
Zhuang Zi berkata : Bila ternyata hanya ada satu orang yang terpelajar di seluruh Lu dapatkah itu dianggap banyak ?
Hal yang terpenting dalam kehidupan ini adalah menjadi manusia murni. Sayangnya banyak orang yang mengejar bentuk luarnya. Orang kebanyakan berpura-pura dan berpenampilan serta bergaya bicara bak pelajar padahal ia hanya ingin mencari kesempatan. Hati-hatilah dengan orang yang seperti itu dan jangan menjadi orang yang seperti itu, karena kalau kamu menjadi orang lain hanya untuk mencari keuntungan saja maka kamu akan ketahuan juga.
Ayat 2 : Kerendahan Hati Bai Li Xi
Pemikiran tentang hina dan rendah tak pernah masuk dipikiran Bai Li Xi, karena itu ketika ia menjadi penjaga ternak, semua ternaknya sehat sekali.
Pangeran Mu dari Qin datang dan setelah mengetahui bahwa Bai tak memperdulikan kedudukannya yang sangat rendah itu. Ia diangkat menjadi menteri dengan tugas sebagai bendahara negara menteri utama. Bai tak pernah memikirkan kemuliaan dan keagungan dan menunjukan dirinya sebagai pengelola yang mampu.
Meskipun orang berkedudukan tinggi dalam pekerjaannya, bila ia tak memikirkan diri sendiri. Bila orang tak mengagungkan status / mencari keuntungan / kemuliaan, bisakah ia gagal menjadi pengelola yang baik ?
Ayat 3 : Pembuat Peta Yang Benar
Penguasa Yuan dari song ingin membuat peta, lalu ia memangil semua juru gambar. Setelah menerima petunjuk mereka memberi hormat, lalu berdiri siap dengan kuas mereka.
Tetapi ada seoarang yang datang terlambat dengan acuh tak acuh dan santai, ia maju ke muka. Setelah menerima petunjuk dan memberi hormat, ia langsung pergi menuju ke bangsal kerjanya.
Di kamar si juru gambar membuka pakaian dan dengan telanjang dada ia duduk di lantai. Betapa kurang ajarnya ! Pikir seorang pengawas. Sang pengawas melaporkan hal itu kepada penguasa Yuan dari Song . Penguasa Song berkata : Hebat sekali ! Dialah juru gambar yang aku cari.
Bila orang tak memikirkan keagungan dan kepentingan sendiri, ia dapat dianggap sebagai manusia yang sempurna. Bila si juru gambar merasa dirinya benar, ia akan menghasilkan pekerjaan yang benar-benar hidup. Jadi jangan menilai orang dari penampilannya, ujilah dan hargailah kemampuannya.
Ayat 4 : Pemanah Yang Bijaksana
Lie Zi sedang mempertunjukan kemahirannya memanah kepada Bo Hun Wu Ren. Dengan sebuah mangkuk berisi air yang diletakannya pada sikunya, ia melepaskan panahnya. Ia berhasil menembakkan beberapa anak panah berturut-turut dengan kecepatan yang luar biasa. Ketika anak panahnya lepas, anak panah yang lain telah terpasang pada busurnya dan setelah yang satu dilepas yang lain telah siap di busurnya. Sementara itu ia berdiri seperti patung dan tak menumpahkan setetes airpun dari mangkuk.
Bo Hun Wu ren berkata : Itulah tembakan seorang pemanah, tapi bukan dari orang yang memanah tanpa memikirkan tembakannya. Ayo ikut aku.
Lie Zi diajak kepuncak gunung dengan tanah yang bisa bergoyang. Bo Hun Wu Ren berkata : Dapatkah kau menembak dengan tenang disini ? Tetapi Lei Zi tak mampu melakukan apa-apa.
Bo Hun Wu Ren berkata : Manusia Tao dapat meloncat kelangit biru / menyelam kedalam air yang kuning / meluncur ke ujung jagat raya tanpa perubahan. Semangat / nafas tuan hanya ada diatas gunung dan sangat menggigit. pikiran tuan jauh dari Tao.
Memanah dengan sengaja memang teknik yang bagus, tapi memanah dengan tak memikirkan panahan adalah kepandaian Tao. Bila seseorang mencapai tingkat tak memikirkan dirinya dan anak panahnya, ia hanya bersatu dengan Tao. Itulah puncak seni memanah.
Ayat 5 : Tak Terpengaruh Oleh Keberhasilan / Kegagalan
Jian Wu bertanya kepada Sun Shu Ao : Tuan talah tiga kali menjadi menteri dan tak terlihat gembira, tuan telah tiga kali dipecat dari kedudukan itu dan tak memperlihatkan kesedihan, mengapa tuan tak terpengaruh ?
Sun Shu Ao berkata : Ketika kedudukan itu saya peroleh, saya berpikir itu harus saya tolak. Ketika diberhentikan saya tak dapat menahannya. Memperoleh / melepaskannya tak sekehendak hati saya, jadi saya tak merasakan kesedihan apa-apa.
Lenih-lebih saya tak tahu apakah kehormatan itu ditujukan kepada kedudukan saya / kepada saya. Bila itu untuk kedudukan saya, hal itu tak berarti apa-apa bagi saya dan bila kehormatan itu bagi saya tak ada hubungannya dengan jabatan saya. Daripada merenungkan ketidak-pastian ini dan melihat ke semua arah, mengapa saya memusingkan diri dengan kecemasan biasa karena kemuliaan / penghinaan ?
Orang bijak tak bergerak oleh kata-kata, tak terpengaruh oleh godaan, tak takut dirampas dan bahkan hidup dan matipun tak menyusahkannya. Alangkah kecilnya nilai kehormatan dan noda di dunia ini, ia tak memperdulikan penilaian orang lain dan ia mempunyai penilaian sendiri yang sesuai aturan.
Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 30
Tidak ada komentar:
Write komentar