Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.
Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.
Bab 30 : KEBIJAKAN BERKELANA KE UTARA
Ayat 1 : Dapatkah Tao dimiliki ?
Kaisar Shun bertanya kepada Cheng : Dapatkah seseorang berhasil memperoleh Tao ?
Cheng berkata : Tubuh tuan sendiri bukanlah milik tuan, bagaimana mungkin tuan memiliki Tao ?
kaisar Shun bertanya : Bila tubuhku bukan milikku, lalu milik siapa ?
Cheng berkata : Tubuh tuan, hidup tuan, putra dan cucu tuan adalah hasil keserasian kekuatan alam. Bagaimana bisa dianggap milik tuan ?
Mengangap tubuh sebagai milik seseorang merupakan khayalan. Berusaha mencari dan memiliki Tao juga sebuah khayalan. Menganggap orang lain adalah miliknya adalah egois, manusia yang merasa istri / suaminya adalah punyanya yang dapat diapakan / diperlakuakn sesukannya adalah orang yang sangat egois. Manusia diberi pikiran, hati dan tubuh.
Daripada memiliki pikiran dan tubuhnya saja lebih baik memiliki hatinya. Kalau kita sudah tua dan tak bisa apa-apa kita akan ditinggalkannya. Bila ia terpengaruh orang lain dan tak menyukai kita lagi dan kita jatuh dalam kemiskinan kita akan ditinggalkannya juga. Tetapi bila hatinya kita miliki kita akan bisa hidup tenang dan bahagia, tanpa kita marahi / nasehati. Ia akan berbuat sebaik-baiknya, kita tak perlu mengatakan apa-apa / melarangnya, ia tahu mana yang kita sukai dan tidak sukai.
Ayat 2 : Tao Dalam Kotoran.
Dong Guo Zi berkata kepada Zhuang Zi : Apa yang kau sebut tao, dimana ia dapat di temui.
Zhuang Zi berkata : Tak ada dimanapun dan tak dapat di temui.
Dong Guo Zi berkata : Berilah contoh tentang dimana ia bisa di temukan.
Zhuang Zi berkata : Baik, ia ada di dalam semut ini.
Dong Guo Zi berkata : Apa ? Begitu rendahnya ?
Zhuang Zi berkata : Ia juga ada dalam rumput.
Dong Guo Zi berkata : Itu malah lebih rendah.
Zhuang Zi berkata : Ia juga berada dalam keramik ini.
Dong Guo Zi berkata : Masih tetap rendah.
Zhuang Zi berkata : Ia juga ada dalam kotoran dan air kencing.
Dong Guo Zi berkata : Tak ada lagi yang akan dikatakan ?
Zhuang Zi berkata : Pertanyaanmu meleset dari kenyatan Tao. Dari sudut pandang Tao, tak ada yang mulia / rendah diantara benda, semut, rumput, keramik dan kotoran semuannya sama dimata Tao. Tao tak berwujud dan ada dimana-mana.
Bila Tao menghasilkan benda di antara beenda-benda itu akan terdapat kelebihan dan kekurangan. Awal dan akhir, berkumpul / berpisah. Tao sendiri bagaimanapun tak memiliki sifat-sifat ini.
Ayat 3 : Tao Diluar Pengetahuan
Yang transparan menayakan tak terbatas tentang Tao dan berkata : Tahukah kau tentang Tao ?
Si tak terbatas berkata : Tak tahu.
Kemudian ia bertanya kepada si tak berbuat dan berkata : Tahukah kamu tentang Tao.
Si tak berbuat berkata : Tak tahu.
Yang transparan bertanya : Dengan cara apakah kau memberi tanda tentang adanya Tao ?
Si tak berbuat berkata : Ada beberapa tanda, Tao dapat memuliakan, dapat merendahkan, dapat mengikat dan dapat meresap.
Si transparan tak mengerti, ia bertanya kepada tanpa awal dan berkata : Tak terbatas tak mengetahui Tao, sedangkan tak berbuat tahu. Siapakah yang benar / yang salah ?
Tanpa awal berkata : Tak mengetahui adalah dalam mengetahui adalah dangkal.
Si transparan berkata : Ah. Tao itu tak dapat didengar oleh telingga, tak terlihat oleh mata dan tak dapat dijelaskan dengan kata-kata Tao terdapat dibalik semua ilmu.
Dalam Tao tak ada yang perlu dipertanyakan dan dalam pertanyaan tak ada yang harus di jawab.
Bertanya tentang hal yang tak mungkin dijawab adalah sia-sia, memberi jawaban pada yang tak bisa dijawab akan mengurangi inti. Sama halnya dengan bertanya pada orang yang tak mau ditanyai, itu sama saja sia-sia.
Bertanya kepada orang lain, tapi sudah tahu apa jawabannya itu juga sia-sia.
Bertanya kepada orang lain, tetapi orang itu menjawab dengan maksud yang tersembunyi itu adalah membingungkan.
Bertanya kepada orang lain, tetapi jawabannya tak serius dan suka bermain-main itu tak bisa dipercaya.
Bertanya kepada orang lain, tetapi ia tak menjawab itu juga tak akan menemukan jawabannya.
Bertanya kepada orang lain, tetapi jawabannya tak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh matanya ini adalah jebakan.
Pertanyaan Yang bukan urusannya dan tak ada kaitannya olehnya, itu pertanyaan menyelidik.
Pertanyaan Yang penuh jebakan / mengharapkan orang lain yang ditanyai berpikir lain, itu pertanyaan yang membuat orang tersesat / bermimpi.
Pertanyaan yang tak seharusnya ditanyakan dan bukan waktunya, itu pertanyaan yang penuh jebakan.
Pertanyaan yang berputar-putar dan tak mungkin di jawab, itu pertanyaan untuk mencari kesalahan / kelemahan orang lain.
Pertanyaan yang ditanyakan berulang-ulang dengan 1000 metode yang berlainan, itu sama ia ingin memaksakan kehendak.
Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan itu, sama saja ia ingin mengalihkan pembicaraan.
Pertanyaan yang ditanyakan orang lain padahal ia yang ingin bertanya, itu pertanyaan yang tak perlu dijawab.
Jawaban yang tak sesuai pertanyaan ini adalah cara menjebak.
Jawaban yang mempunyai banyak arti itu membingungkan.
Jawaban yang berbelit-belit dan tak berkata sebenarnya itu sama dengan ia lagi menyembunyikan sesuatu.
Jawaban yang tak sesuai kenyataan dan bukti, itu sama saja ia tak mau dimengerti.
Jawaban yang mengalihkan pertanyaan, itu sama saja ia tak mau kalah / tak mau menjawab / tak mau diperhatikan.
Jawaban yang tak terjawab / dia hanya diam saja, itu sama saja ia tak mau ditanyai.
Jawaban yang sesuai pertanyaan yang ditanyakan meskipun ia tahu pertanyaan itu mempunyai maksud yang lain, itu jawaban yang mengunci dan menghilangkan maksud yang tersembunyi.
Jawaban yang sesuai pertanyaan dengan bukti dan kenyataan, itu jawaban yang tak dapat di sangkal.
Jadi salah siapa bila orang yang ditanya dan yang bertanya dapat menilai sifat seseorang ? Maka dari itu hati-hatilah pada orang yang mengenalimu dari waktu yang sangat lama. Kamu tak akan dapat menyangkal dan ia mempunyai bukti. Maka dari itu janganlah suka mengadu / berdebat. Bila kamu bertemu orang yang mengenal, mengendalikan, mengoreksi dan memperbaruhi dirinya sendiri terus-menerus ia akan sulit ditandingi.
Ia bagaikan Bulan yang memantulkan sinar matahari. Ia dapat mengambil dan mempelajari ilmu / pengalaman seseorang tanpa diketahui orang tersebut mempelajari kelemahan dan kekuatan, kegunaan dan ketidak gunaan, tetapi semua itu tak dapat mempengaruhi jati dirinya sendiri seperti magnet bumi yang menarik semua benda diatas bumi, tanpa mempengaruhi bentuk asli maknet tersebut. Jadi bila ia diserang dan ditekan orang, orang yang menekan itu seperti melawan dirinya sendiri. Itulah hasil dari mengenal, mengendalikan, mengkoreksi dan memperbaruhi diri sendiri terus-menerus. Bukan untuk kejahatan karena ini akan membuat apa yang telah dipelajarinya akan melawan dirinya sendiri.
Ayat 4 : Membuat Pedang Dengan Mudah
Pembuat pedang untuk menteri perang telah mencapai usia 80 tahun, tapi kemampuannya tak berkurang. Menteri perang bertanya kepada pembuat pedang : Apakah ini keahlian ? Ataukah ini Tao ?
Pembuat pedang berkata : Ini adalah Tao.
Pembuat pedang bercerita : Ketika saya berusia 20 tahun, saya sangat suka menempa pedang. Saya tak melihat yang lain, saya tak memperhatikan apa-apa kecuali pedang. Sampai-sampai saya mampu berkerja tanpa memikirkan apa yang sedang saya kerjakan. Bila diberi waktu orang memiliki kemampuan dalam setiap seni, apalagi orang yang selalu mengerjakannya ?
Bila seseorang dapat melihat kebenaran tentang sifat aslinya dan dapat melakukan hal yang di sukainya dengan sepenuh hatinya, maka orang itu akan memperoleh kemuliaan tertinggi. Jadi bila kita melupakan teori / rencana yang di tetapkan kita dapat mendapatkan hasil yang sesuai rencana. Tanpa memikirkan apa-apa dan menjalankan / melakukan secara teratur, maka apa yang kita lakukan pasti berhasil.
Ada pepatah yang mengatakan : Buku dan guru mengajarkan teori awal. Keahlian dihasilkan dari latihan dan pengalaman. Jadi tanpa guru / buku kita tak mengetahui cara awal dan terlalu memengang teguh buku / ajaran gurunya kita tak mendapat keahlian.
Jadi bila kita melakukan sesuatu jangan belum-belum berpikir akan gagal / akan berhasil / ragu-ragu, jalani dahulu dan baru mengeroksi.
Ayat 5 : Batas Pengetahuan
Zhuang Zi berkata :
Orang yang ingin belajar harus mempelajari hal yang tak dapat dipelajarinya.
Seorang Pelaku yang sebenarnya, melakukan apa yang tak dapat dilakukannya.
Pendebat yang sebenarnya memperdebatkan hal yang terjadi di belakangnya.
Peneliti yang sebenarnya menyelidiki hal yang tak diketahuinya.
Bila ia tak berbuat seperti itu, maka sifat aslinya akan hilang.
Kegunaan alam adalah untuk tak menghentikan perubahan. Bila seorang selalu melakukan hal-hal yang telah diketahui dan dialaminya dia tak ubahnya dengan orang mati dan tak ingin belajar. Jadi orang yang merasa dirinya paling ...... adalah orang yang paling bodoh. Bila orang yang hanya melakukan hal yang sama setiap saat dan tak ingin melakukan / mencoba cara / hal yang lain itu sama saja ia sudah mati / tak berkembang.
Tak mau mengorbankan egonya demi kebahagiannya sendiri / memaksakan kehendak dengan teorinya yang tak masuk akal. Itu saja ia menuju jalan kematian / jalan buntu. Melakukan hal yang sama dan menolak perubahan yang akan terjadi dan serta tak melakukan apa yang harus dilakukan, itu sama saja menuju kehancuran.
Merasa dirinya benardan harus dituruti apa kemaunanya, padahal dirinya tahu kalau tak akan berhasil, ia akan hidup dalam mimpi dan akan menyesal. Keras kepala dan tak mau melakukan / mencoba padahal ia ingin mencoba dan melakukan, tetapi demi egonya ia tak jadi mencobannya, ia akan menyesal seumur hidup. Terus-menerus melakukan hal yang berbeda tetapi seperti urutan peristiwa yang diulang-ulang dengan harapan bisa mengulangi peristiwa / mempermainkan orang lain / memaksakan kehendaknya, itu adalah perbuatan sia-sia.
Ayat 6 : Kebajikan Sejati
Bila seorang menginjak kaki orang lain, ia akan minta maaf.
Bila Seorang yang menginjak kaki kakaknya, ia akan berusaha menyenangkan.
Bila seorang yang menginjak kaki orang tuanya, ia tak perlu minta maaf kepadanya.
Ini bukan disengaja dan bukan mencari perhatian. Tetapi bila dilakukan dengan sengaja kamu akan dimarahi, diperingati dan diberi pelajaran.
Bila ada kesatuan sejati, tak ada perbedaan antara diri sendiri dengan yang lain, bukan berbuat semaunnya sehingga tak mempunyai tata-krama dan bergaul seenaknya.
Bila ada kebajikan sejati, tak ada jarak antara orang tua dan keturunannya, bukan terus tak ada aturan tetapi tak maunya sendiri / bersikap dewasa dan dapat membedakan dimana ia berada.
Bila ada kepercayaan sejati, tak perlu barang berharga sebagai jaminan, bukan menyalah gunakan kepercayaan dan menuduh yang bukan-bukan serta menekan orang lain.
Bila ada kebajikan sejati, tak perlu berisasat dan menyusun jebakan, bukan kebajikan yang ditonjol-tonjolkan tetapi ketulusan dan tak saling menekan.
Saling menyayangi dan mencintai tak perlu adanya strategi / tipuan, cukup dengan ketulusan dan saling menerima / saling mewngerti kekurangan dan kelebihan masing-masing itu sudah cukup. Hidup hanyalah satu kali dan mencari pasangan yang sesuai untuk sisa hidup ini kenapa kita harus menyusun rencana dan setrategi. Kalau ini hanya untuk main-main, bagaimana kamu bisa mengerti tentang kebahagian berumah-tangga ?
Bila kamu suka bermain-main dan membuat orang tuamu / saudaramu marah / sedih atas tingkah lakumu, maka kamu jangan harap ada orang yang baik dan tulus menjadi pasanganmu. Kenapa begitu ? Karena dengan sikapmu, maka orang akan menilaimu buruk dan orang lain meremehkanmu. Ada yang berpikir yang membesarkanmu saja kamu lawan, apalagi yang tak membesarkanmu. Dan ada yang berpikir, orang seperti ini bila ia jatuh cinta akan mudah ditipu dan dimanfaatkan. Bila ia dituruti / dibuat merasa dirinya hebat, maka ia akan memberikan semua yang diminta, ia seperti mesin uang saja ?
Maka bila kamu melakukan itu orang yang baik dan tulus akan mundur dan pergi, orang yang jahat dan licik akan memanfaatkan dan mendekat. Pilih sendiri yang kamu mau ?
Ada pepatah yang mengatakan : Jika dimuka umum / di depan orang lain jadilah orang yang penurut dan sabar kepada orang tuamu. Agar kamu dapat menjaga nama keluargamu dan dirimu sendiri. Kalau hanya ada keluargamu sendiri kamu akan marah / berbeda pendapat itu sudah biasa. Jadi jangan berbuat memalukan didepan umum dalam kondisi apapun, meskipun kamu dimarahi orang tuamu diam saja dan tak membela orang yang tak ada kaitannya. Itulah mencegah ke kurang ajaran orang lain / orang jahat masuk.
Bila kamu melakukan hal yang terbalik diatas maka suami / istrimu akan meremehkan orang tuamu dan dirimu sendiri.
Bila kamu disia-siakan oleh suami / istrimu kemana kamu akan pergi dan siapa yang akan membelamu bila kamu terus-menerus menyalahkan / memarahi / melawan / putus hubungan dengan orang tuamu dan saudaramu ? Siapakah yang salah dalam hal ini ?
Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 31
Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.
Bab 30 : KEBIJAKAN BERKELANA KE UTARA
Ayat 1 : Dapatkah Tao dimiliki ?
Kaisar Shun bertanya kepada Cheng : Dapatkah seseorang berhasil memperoleh Tao ?
Cheng berkata : Tubuh tuan sendiri bukanlah milik tuan, bagaimana mungkin tuan memiliki Tao ?
kaisar Shun bertanya : Bila tubuhku bukan milikku, lalu milik siapa ?
Cheng berkata : Tubuh tuan, hidup tuan, putra dan cucu tuan adalah hasil keserasian kekuatan alam. Bagaimana bisa dianggap milik tuan ?
Mengangap tubuh sebagai milik seseorang merupakan khayalan. Berusaha mencari dan memiliki Tao juga sebuah khayalan. Menganggap orang lain adalah miliknya adalah egois, manusia yang merasa istri / suaminya adalah punyanya yang dapat diapakan / diperlakuakn sesukannya adalah orang yang sangat egois. Manusia diberi pikiran, hati dan tubuh.
Daripada memiliki pikiran dan tubuhnya saja lebih baik memiliki hatinya. Kalau kita sudah tua dan tak bisa apa-apa kita akan ditinggalkannya. Bila ia terpengaruh orang lain dan tak menyukai kita lagi dan kita jatuh dalam kemiskinan kita akan ditinggalkannya juga. Tetapi bila hatinya kita miliki kita akan bisa hidup tenang dan bahagia, tanpa kita marahi / nasehati. Ia akan berbuat sebaik-baiknya, kita tak perlu mengatakan apa-apa / melarangnya, ia tahu mana yang kita sukai dan tidak sukai.
Ayat 2 : Tao Dalam Kotoran.
Dong Guo Zi berkata kepada Zhuang Zi : Apa yang kau sebut tao, dimana ia dapat di temui.
Zhuang Zi berkata : Tak ada dimanapun dan tak dapat di temui.
Dong Guo Zi berkata : Berilah contoh tentang dimana ia bisa di temukan.
Zhuang Zi berkata : Baik, ia ada di dalam semut ini.
Dong Guo Zi berkata : Apa ? Begitu rendahnya ?
Zhuang Zi berkata : Ia juga ada dalam rumput.
Dong Guo Zi berkata : Itu malah lebih rendah.
Zhuang Zi berkata : Ia juga berada dalam keramik ini.
Dong Guo Zi berkata : Masih tetap rendah.
Zhuang Zi berkata : Ia juga ada dalam kotoran dan air kencing.
Dong Guo Zi berkata : Tak ada lagi yang akan dikatakan ?
Zhuang Zi berkata : Pertanyaanmu meleset dari kenyatan Tao. Dari sudut pandang Tao, tak ada yang mulia / rendah diantara benda, semut, rumput, keramik dan kotoran semuannya sama dimata Tao. Tao tak berwujud dan ada dimana-mana.
Bila Tao menghasilkan benda di antara beenda-benda itu akan terdapat kelebihan dan kekurangan. Awal dan akhir, berkumpul / berpisah. Tao sendiri bagaimanapun tak memiliki sifat-sifat ini.
Ayat 3 : Tao Diluar Pengetahuan
Yang transparan menayakan tak terbatas tentang Tao dan berkata : Tahukah kau tentang Tao ?
Si tak terbatas berkata : Tak tahu.
Kemudian ia bertanya kepada si tak berbuat dan berkata : Tahukah kamu tentang Tao.
Si tak berbuat berkata : Tak tahu.
Yang transparan bertanya : Dengan cara apakah kau memberi tanda tentang adanya Tao ?
Si tak berbuat berkata : Ada beberapa tanda, Tao dapat memuliakan, dapat merendahkan, dapat mengikat dan dapat meresap.
Si transparan tak mengerti, ia bertanya kepada tanpa awal dan berkata : Tak terbatas tak mengetahui Tao, sedangkan tak berbuat tahu. Siapakah yang benar / yang salah ?
Tanpa awal berkata : Tak mengetahui adalah dalam mengetahui adalah dangkal.
Si transparan berkata : Ah. Tao itu tak dapat didengar oleh telingga, tak terlihat oleh mata dan tak dapat dijelaskan dengan kata-kata Tao terdapat dibalik semua ilmu.
Dalam Tao tak ada yang perlu dipertanyakan dan dalam pertanyaan tak ada yang harus di jawab.
Bertanya tentang hal yang tak mungkin dijawab adalah sia-sia, memberi jawaban pada yang tak bisa dijawab akan mengurangi inti. Sama halnya dengan bertanya pada orang yang tak mau ditanyai, itu sama saja sia-sia.
Bertanya kepada orang lain, tapi sudah tahu apa jawabannya itu juga sia-sia.
Bertanya kepada orang lain, tetapi orang itu menjawab dengan maksud yang tersembunyi itu adalah membingungkan.
Bertanya kepada orang lain, tetapi jawabannya tak serius dan suka bermain-main itu tak bisa dipercaya.
Bertanya kepada orang lain, tetapi ia tak menjawab itu juga tak akan menemukan jawabannya.
Bertanya kepada orang lain, tetapi jawabannya tak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh matanya ini adalah jebakan.
Pertanyaan Yang bukan urusannya dan tak ada kaitannya olehnya, itu pertanyaan menyelidik.
Pertanyaan Yang penuh jebakan / mengharapkan orang lain yang ditanyai berpikir lain, itu pertanyaan yang membuat orang tersesat / bermimpi.
Pertanyaan yang tak seharusnya ditanyakan dan bukan waktunya, itu pertanyaan yang penuh jebakan.
Pertanyaan yang berputar-putar dan tak mungkin di jawab, itu pertanyaan untuk mencari kesalahan / kelemahan orang lain.
Pertanyaan yang ditanyakan berulang-ulang dengan 1000 metode yang berlainan, itu sama ia ingin memaksakan kehendak.
Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan itu, sama saja ia ingin mengalihkan pembicaraan.
Pertanyaan yang ditanyakan orang lain padahal ia yang ingin bertanya, itu pertanyaan yang tak perlu dijawab.
Jawaban yang tak sesuai pertanyaan ini adalah cara menjebak.
Jawaban yang mempunyai banyak arti itu membingungkan.
Jawaban yang berbelit-belit dan tak berkata sebenarnya itu sama dengan ia lagi menyembunyikan sesuatu.
Jawaban yang tak sesuai kenyataan dan bukti, itu sama saja ia tak mau dimengerti.
Jawaban yang mengalihkan pertanyaan, itu sama saja ia tak mau kalah / tak mau menjawab / tak mau diperhatikan.
Jawaban yang tak terjawab / dia hanya diam saja, itu sama saja ia tak mau ditanyai.
Jawaban yang sesuai pertanyaan yang ditanyakan meskipun ia tahu pertanyaan itu mempunyai maksud yang lain, itu jawaban yang mengunci dan menghilangkan maksud yang tersembunyi.
Jawaban yang sesuai pertanyaan dengan bukti dan kenyataan, itu jawaban yang tak dapat di sangkal.
Jadi salah siapa bila orang yang ditanya dan yang bertanya dapat menilai sifat seseorang ? Maka dari itu hati-hatilah pada orang yang mengenalimu dari waktu yang sangat lama. Kamu tak akan dapat menyangkal dan ia mempunyai bukti. Maka dari itu janganlah suka mengadu / berdebat. Bila kamu bertemu orang yang mengenal, mengendalikan, mengoreksi dan memperbaruhi dirinya sendiri terus-menerus ia akan sulit ditandingi.
Ia bagaikan Bulan yang memantulkan sinar matahari. Ia dapat mengambil dan mempelajari ilmu / pengalaman seseorang tanpa diketahui orang tersebut mempelajari kelemahan dan kekuatan, kegunaan dan ketidak gunaan, tetapi semua itu tak dapat mempengaruhi jati dirinya sendiri seperti magnet bumi yang menarik semua benda diatas bumi, tanpa mempengaruhi bentuk asli maknet tersebut. Jadi bila ia diserang dan ditekan orang, orang yang menekan itu seperti melawan dirinya sendiri. Itulah hasil dari mengenal, mengendalikan, mengkoreksi dan memperbaruhi diri sendiri terus-menerus. Bukan untuk kejahatan karena ini akan membuat apa yang telah dipelajarinya akan melawan dirinya sendiri.
Ayat 4 : Membuat Pedang Dengan Mudah
Pembuat pedang untuk menteri perang telah mencapai usia 80 tahun, tapi kemampuannya tak berkurang. Menteri perang bertanya kepada pembuat pedang : Apakah ini keahlian ? Ataukah ini Tao ?
Pembuat pedang berkata : Ini adalah Tao.
Pembuat pedang bercerita : Ketika saya berusia 20 tahun, saya sangat suka menempa pedang. Saya tak melihat yang lain, saya tak memperhatikan apa-apa kecuali pedang. Sampai-sampai saya mampu berkerja tanpa memikirkan apa yang sedang saya kerjakan. Bila diberi waktu orang memiliki kemampuan dalam setiap seni, apalagi orang yang selalu mengerjakannya ?
Bila seseorang dapat melihat kebenaran tentang sifat aslinya dan dapat melakukan hal yang di sukainya dengan sepenuh hatinya, maka orang itu akan memperoleh kemuliaan tertinggi. Jadi bila kita melupakan teori / rencana yang di tetapkan kita dapat mendapatkan hasil yang sesuai rencana. Tanpa memikirkan apa-apa dan menjalankan / melakukan secara teratur, maka apa yang kita lakukan pasti berhasil.
Ada pepatah yang mengatakan : Buku dan guru mengajarkan teori awal. Keahlian dihasilkan dari latihan dan pengalaman. Jadi tanpa guru / buku kita tak mengetahui cara awal dan terlalu memengang teguh buku / ajaran gurunya kita tak mendapat keahlian.
Jadi bila kita melakukan sesuatu jangan belum-belum berpikir akan gagal / akan berhasil / ragu-ragu, jalani dahulu dan baru mengeroksi.
Ayat 5 : Batas Pengetahuan
Zhuang Zi berkata :
Orang yang ingin belajar harus mempelajari hal yang tak dapat dipelajarinya.
Seorang Pelaku yang sebenarnya, melakukan apa yang tak dapat dilakukannya.
Pendebat yang sebenarnya memperdebatkan hal yang terjadi di belakangnya.
Peneliti yang sebenarnya menyelidiki hal yang tak diketahuinya.
Bila ia tak berbuat seperti itu, maka sifat aslinya akan hilang.
Kegunaan alam adalah untuk tak menghentikan perubahan. Bila seorang selalu melakukan hal-hal yang telah diketahui dan dialaminya dia tak ubahnya dengan orang mati dan tak ingin belajar. Jadi orang yang merasa dirinya paling ...... adalah orang yang paling bodoh. Bila orang yang hanya melakukan hal yang sama setiap saat dan tak ingin melakukan / mencoba cara / hal yang lain itu sama saja ia sudah mati / tak berkembang.
Tak mau mengorbankan egonya demi kebahagiannya sendiri / memaksakan kehendak dengan teorinya yang tak masuk akal. Itu saja ia menuju jalan kematian / jalan buntu. Melakukan hal yang sama dan menolak perubahan yang akan terjadi dan serta tak melakukan apa yang harus dilakukan, itu sama saja menuju kehancuran.
Merasa dirinya benardan harus dituruti apa kemaunanya, padahal dirinya tahu kalau tak akan berhasil, ia akan hidup dalam mimpi dan akan menyesal. Keras kepala dan tak mau melakukan / mencoba padahal ia ingin mencoba dan melakukan, tetapi demi egonya ia tak jadi mencobannya, ia akan menyesal seumur hidup. Terus-menerus melakukan hal yang berbeda tetapi seperti urutan peristiwa yang diulang-ulang dengan harapan bisa mengulangi peristiwa / mempermainkan orang lain / memaksakan kehendaknya, itu adalah perbuatan sia-sia.
Ayat 6 : Kebajikan Sejati
Bila seorang menginjak kaki orang lain, ia akan minta maaf.
Bila Seorang yang menginjak kaki kakaknya, ia akan berusaha menyenangkan.
Bila seorang yang menginjak kaki orang tuanya, ia tak perlu minta maaf kepadanya.
Ini bukan disengaja dan bukan mencari perhatian. Tetapi bila dilakukan dengan sengaja kamu akan dimarahi, diperingati dan diberi pelajaran.
Bila ada kesatuan sejati, tak ada perbedaan antara diri sendiri dengan yang lain, bukan berbuat semaunnya sehingga tak mempunyai tata-krama dan bergaul seenaknya.
Bila ada kebajikan sejati, tak ada jarak antara orang tua dan keturunannya, bukan terus tak ada aturan tetapi tak maunya sendiri / bersikap dewasa dan dapat membedakan dimana ia berada.
Bila ada kepercayaan sejati, tak perlu barang berharga sebagai jaminan, bukan menyalah gunakan kepercayaan dan menuduh yang bukan-bukan serta menekan orang lain.
Bila ada kebajikan sejati, tak perlu berisasat dan menyusun jebakan, bukan kebajikan yang ditonjol-tonjolkan tetapi ketulusan dan tak saling menekan.
Saling menyayangi dan mencintai tak perlu adanya strategi / tipuan, cukup dengan ketulusan dan saling menerima / saling mewngerti kekurangan dan kelebihan masing-masing itu sudah cukup. Hidup hanyalah satu kali dan mencari pasangan yang sesuai untuk sisa hidup ini kenapa kita harus menyusun rencana dan setrategi. Kalau ini hanya untuk main-main, bagaimana kamu bisa mengerti tentang kebahagian berumah-tangga ?
Bila kamu suka bermain-main dan membuat orang tuamu / saudaramu marah / sedih atas tingkah lakumu, maka kamu jangan harap ada orang yang baik dan tulus menjadi pasanganmu. Kenapa begitu ? Karena dengan sikapmu, maka orang akan menilaimu buruk dan orang lain meremehkanmu. Ada yang berpikir yang membesarkanmu saja kamu lawan, apalagi yang tak membesarkanmu. Dan ada yang berpikir, orang seperti ini bila ia jatuh cinta akan mudah ditipu dan dimanfaatkan. Bila ia dituruti / dibuat merasa dirinya hebat, maka ia akan memberikan semua yang diminta, ia seperti mesin uang saja ?
Maka bila kamu melakukan itu orang yang baik dan tulus akan mundur dan pergi, orang yang jahat dan licik akan memanfaatkan dan mendekat. Pilih sendiri yang kamu mau ?
Ada pepatah yang mengatakan : Jika dimuka umum / di depan orang lain jadilah orang yang penurut dan sabar kepada orang tuamu. Agar kamu dapat menjaga nama keluargamu dan dirimu sendiri. Kalau hanya ada keluargamu sendiri kamu akan marah / berbeda pendapat itu sudah biasa. Jadi jangan berbuat memalukan didepan umum dalam kondisi apapun, meskipun kamu dimarahi orang tuamu diam saja dan tak membela orang yang tak ada kaitannya. Itulah mencegah ke kurang ajaran orang lain / orang jahat masuk.
Bila kamu melakukan hal yang terbalik diatas maka suami / istrimu akan meremehkan orang tuamu dan dirimu sendiri.
Bila kamu disia-siakan oleh suami / istrimu kemana kamu akan pergi dan siapa yang akan membelamu bila kamu terus-menerus menyalahkan / memarahi / melawan / putus hubungan dengan orang tuamu dan saudaramu ? Siapakah yang salah dalam hal ini ?
Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 31
Tidak ada komentar:
Write komentar