Peribahasa "Zi Xiang Mao Dun ( 自相矛盾 )"atau Tombak dan Perisai yang saling bertentangan sendiri. Hal ini mempunyai makna bahwa pernyataan yang dibuat atau perbuatan
yang dilakukan seseorang mengandung unsur-unsur yang bertentangan satu
sama lain.
Biasanya digunakan untuk menyindir orang atau golongan yang pandai atau perbuatannya yang selalu bertentangan satu sama lain.
Pada zaman Negeri-Negeri Berperang ( tahun 475-221 Sebelum Masehi ), di negeri Chu, ada seorang penjual tombak dan perisai yang sangat suka membesar-besarkan kelebihan barang jualannya.
Pada suatu hari si penjual bangun lebih pagi, lalu pergi ke pasar untuk menjual lembing dan perisainya seperti biasa. Untuk menarik perhatian pembeli, dia langsung mengangkat perisainya sambil berteriak,
"Marilah beli perisaiku ini. Perisaiku ini keras sekali. Ia mampu menahan jenis lembing apa saja, berapa pun tajamnya!"
Kemudian, dia mengangkat tombaknya, sambil terus berteriak, "Marilah beli tombakku ini. Tombakku ini tajam sekali, sehingga ia mampu menembus apa saja jenis perisai, walau berapapun tebalnya!"
Setelah mendengar kata-kata si penjual itu, seorang pria yang ada di situ bertanya dengan heran,
"Menurut kata-kata kamu tadi, tombak kamu mampu menembus jenis perisai apa saja. Perisai kamu mampu menahan tombak apa saja. Bagaimana akibatnya jika menggunakan tombak kamu untuk menikam dan menembus perisai kamu?"
Mendengar pertanyaan tersebut, lidah si penjual itu pun menjadi kelu karena tidak tahu bagaimana menjawabnya. Dengan perasaan penuh malu, dia segera mengumpulkan tombak dan perisainya, lalu meninggalkan pasar itu.
Biasanya digunakan untuk menyindir orang atau golongan yang pandai atau perbuatannya yang selalu bertentangan satu sama lain.
Pada zaman Negeri-Negeri Berperang ( tahun 475-221 Sebelum Masehi ), di negeri Chu, ada seorang penjual tombak dan perisai yang sangat suka membesar-besarkan kelebihan barang jualannya.
Pada suatu hari si penjual bangun lebih pagi, lalu pergi ke pasar untuk menjual lembing dan perisainya seperti biasa. Untuk menarik perhatian pembeli, dia langsung mengangkat perisainya sambil berteriak,
"Marilah beli perisaiku ini. Perisaiku ini keras sekali. Ia mampu menahan jenis lembing apa saja, berapa pun tajamnya!"
Kemudian, dia mengangkat tombaknya, sambil terus berteriak, "Marilah beli tombakku ini. Tombakku ini tajam sekali, sehingga ia mampu menembus apa saja jenis perisai, walau berapapun tebalnya!"
Setelah mendengar kata-kata si penjual itu, seorang pria yang ada di situ bertanya dengan heran,
"Menurut kata-kata kamu tadi, tombak kamu mampu menembus jenis perisai apa saja. Perisai kamu mampu menahan tombak apa saja. Bagaimana akibatnya jika menggunakan tombak kamu untuk menikam dan menembus perisai kamu?"
Mendengar pertanyaan tersebut, lidah si penjual itu pun menjadi kelu karena tidak tahu bagaimana menjawabnya. Dengan perasaan penuh malu, dia segera mengumpulkan tombak dan perisainya, lalu meninggalkan pasar itu.
Tidak ada komentar:
Write komentar