|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 01 Juni 2012

Menyadari Pentingnya Berkah Kebaikan ( Fu Bao )

 

Untuk memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupan di dunia ini, setiap orang harus memiliki Fu Bao. Fu Bao (berkah kebaikan) mempunyai peran yang lebih menentukan dari pada usaha keras.  

Seorang yang benar-benar kaya, itu karena ia memiliki Fu Bao.
 Sebaliknya orang yang tidak memiliki Fu (keberuntungan) bila ia hanya mengandalkan usaha kerja keras untuk mengumpulkan kekayaan, maka sering kali setelah terkumpul sejumlah kekayaan yang diperolehnya itu tidak akan dapat bertahan lama. 


Bagaikan air, ia akan mengalir ke luar lagi dengan cepat seiring dengan kebutuhan dan berbagai masalah mendesak yang ditemuinya (untuk pengobatan keluarga, tertimpa bencana, dan sebagainya ). Juga ada kemungkinan dirinya sendiri mengalami gangguan kesehatan, sehingga tidak memiliki Fu ( keberuntungan) untuk dapat menikmati uang yang diperolehnya. 


Di sekitar kita, kita juga sering melihat ada banyak orang kaya. Ada orang kaya yang bahkan tidak murah hati, juga ada yang tanpa memerlukan usaha keras seperti orang lain pada umumnya, tetapi uang (keberuntungan) yang didapatkannya bagaikan arus air yang tak bisa dibendung.

Pernikahan yang benar-benar bahagia, bukan hanya tergantung pada jodoh yang teliti, tetapi dia juga harus memiliki takdir perjodohan yang baik. Di dunia ini umumnya manusia mendambakan dan mengharapkan memiliki pernikahan yang bahagia, tetapi sebagian dari mereka walaupun telah mencurahkan segenap upaya, dan telah memperjuangkan untuk seumur hidupnya, namun tetap sulit mendapatkan kebahagiaan karena dirinya dan pasangannya bukan berada  pada satu level. 


Bagi orang yang memiliki perjodohan yang baik, dengan sangat mudah akan meninggalkan keharuman dimana-mana. Hampir tidak memerlukan usaha apa pun, kebahagiaan sudah berada di depan matanya yang mana sungguh membuat orang lain menjadi iri hati.


Di dunia ini juga banyak orang yang mengejar ketenaran dan kekuasaan. Mereka telah berusaha sekuat tenaga hingga babak belur, mencurahkan segenap jiwa raganya sampai nafas terakhir, tetapi tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pada  akhirnya mereka hanya bisa menyadari bahwa  ternyata “politik itu kotor”.


Tetapi ada sebagian orang yang memiliki derajat tinggi, acap kali mereka bisa membinasakan musuh politiknya dengan sangat santai, atau selalu ada dewa penolong di saat mereka sedang mengalami bahaya dan kesulitan dan akhirnya mereka bisa terhindar dari bahaya dan menemui titik terang untuk bangkit dan menanjak lagi.


Dari banyaknya kenyataan yang kita temui, kita tidak bisa tidak mengakui bahwa bagian dari kehidupan ini tidak terlepasa dari karma kehidupan yang lalu. Dengan memiliki pengertian dan kesadaran ini, maka bisa kita katakan bahwa seseorang telah melihat jelas hakekat kehidupan tentang kekayaan dan kemiskinan serta kegagalan dan keberhasilan seseorang.


Jika seseorang tidak mengerti akan kenyataan bahwa ada bagian kehidupan yang tidak bisa di kelola maka seumur hidupnya seseorang itu akan senantiasa berorientasi pada pengejaran nama, keuntungan dan kekuasaan hingga akhir hayatnya orang tersebut tidak akan mendapatkan saat-saat yang bahagia dan selamat.


Dalam kehidupan ini hal-hal yang tidak bisa dikelola ini sangat banyak sekali, setidaknya seperti yang pernah diungkapkan oleh Sang Buddha bahwa “Tubuh memiliki delapan kesengsaraan” yaitu : hidup, tua, sakit, mati, ego, iri dengki, jengkel dan kerisauan hati.

Kita tidak bisa memilih zaman, lingkungan, masyarakat dan keluarga untuk tempat kita bereinkarnasi nantinya, maka sebagian besar dari kita menjadi sengsara semenjak terlahirkan kembali. 


Bisa saja kita atau keluarga kita terlahir atau pindah ke tempat-tempat yang tidak kita harapkan. Bagi mereka yang terlahir di daerah yang terkena bencana, atau di daerah di mana peperangan sedang terjadi atau di daerah yang minus makanan atau di daerah dengan pemerintahan yang bengis dan otoriter, maka mungkin mereka akan berpikir lebih baik mati dari pada hidup, atau ada yang berkata, lebih baik tidak dilahirkan dari pada terlahir dan menderita.


Kita semua sangat takut untuk menjadi tua, masih terkenang akan kecantikan dan kelincahan kita di masa muda. Akan tetapi tidak perduli Anda telah menghabiskan berapa banyak tenaga untuk menjaga keremajaan itu, dengan setiap hari mengaca di depan cermin kita akan mendapatkan bahwa kita mengalami penuaan, pandangan menjadi kabur, rambut menjadi putih, gigi mulai rapuh dan tulang otot mulai kendur.


Kita mendapatkan banyak orang yang kemarin masih segar bugar, dan duduk untuk minum bersama, hari ini ada yang telah jatuh sakit. Kita mengenal banyak teman yang pada malam sebelumnya masih bersenda gurau dengan kita, tetapi keesokan paginya telah meninggal dunia.


Bagi orang yang sangat kita cintai dan kita sayangi, tidak peduli dulu atau sekarang, yang pasti pada akhirnya akan berpisah juga dengan kita di kemudian hari. Bagi mereka yang saling berhutang, selamanya akan berbelit dan pasti bertemu lagi di tempat yang sama, tidak akan terlepas dan tidak akan bisa menghindar.


Kita pernah membuat banyak sekali perencanaan dalam hidup, membuat pedoman dalam kehidupan, tetapi acapkali pada saat-saat yang paling penting akan muncul perubahan-perubahan yang tidak bisa diselesaikan.


Walaupun kita lagi bersantai di hari yang sangat cerah, di dalam lubuk hati juga bisa muncul kejengkelan lama dan kekuatiran baru yang teraduk menjadi satu. Bila kesengsaraan dan kegembiraan diletakkan di kedua sisi, dan kejengkelan diletakkan di tengah-tengah, maka selamanya tidak akan ada waktu santai.


Di dalam kehidupan ini terdapat banyak sekali situasi keadaan yang tidak bisa dikelola, kenyataan ini sangatlah menyedihkan dalam kehidupan ini. Untunglah, tidak bisa dikelola bukan berarti tidak bisa dipikirkan, tidak bisa diperhatikan, dan tidak bisa disadari. Jika seseorang bisa mengerti akan hal ini, boleh dikata bahwa kecerdasan orang tersebut telah terbuka secara mendasar.


Di dalam sejarah panjang dalam bereinkarnasi, jiwa manusia merupakan proses yang sangat pendek. Senang, marah, sedih, gembira, cinta, benci dan nafsu dalam tujuh perasaan merupakan buih-buih dalam proses itu. Bila buih-buih itu tersinari oleh matahari, dia juga bisa merefleksikan warna yang menarik. Bagaimanapun juga dia itu berputar, berubah, muncul dan musnah.


Siapa yang bisa membuat buih itu tetap tinggal? Siapa yang bisa mengelola aliran sungai? Siapa bisa mengelola kecantikan yang indah bagaikan sinar mentari? Siapa yang bisa mengelola kesedihan yang merisaukan bagaikan mendung dan hujan?


Jika bisa menikmati cantik dalam kecantikan, menyadari sengsara dalam kesengsaraan, dan meneliti risau dalam kerisauan, serta di dalam setiap proses kehidupan, setiap episode dalam hidup ini selalu mempertahankan perasaan hati yang teguh, berlapang dada serta menjaga kewibawaan maka cukuplah sudah.

Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, "Orang yang mampu memberikan perhatian pada orang lain dan mendapatkan perhatian dari orang lain adalah orang yang memiliki berkah luar biasa."
 
能關心別人
被人關心的人
即是福中之福人。
~摘錄自證嚴上人靜思語~

Tidak ada komentar:
Write komentar