Konon,
pada zaman Dinasti Tang, yaitu abad ke-7 sampai ke-10 Masehi, ada
seorang pemuda yang bernama Chunyu Fen yang sangat suka minum arak.
Chunyu Fen menceritakan mimpinya itu kepada teman-temannya yang ada di situ.
Dengan rasa penasaran dan keingintahuan, mereka bersama-sama pergi
ke bawah pohon ash itu untuk menemukan "Negara Dahuai'an" yang muncul
dalam mimpi Chunyu Fen itu. Namun yang mereka temui di pohon itu hanyalah sebuah sarang semut saja.
Hal
ini juga memberikan kita satu pengajaran bahwa kekayaan, pangkat dan
kekuasaan hanyalah mimpi kosong semata. Jangan terlalu mementingkan hal
tersebut.
Pada satu hari, ketika hari jadinya, Chunyu Fen telah menyediakan
jamuan untuk merayakan teman-temannya di bawah pohon ash di depan
rumahnya.
Pada hari itu, dia minum sangat banyak hingga menjadi mabuk dan terus terlelap di bawah pohon tersebut.
Pada hari itu, dia minum sangat banyak hingga menjadi mabuk dan terus terlelap di bawah pohon tersebut.
Dalam tidurnya, Chunyu Fen bermimpi, konon dirinya telah dibawa oleh
dua orang petugas yang memakai pakaian berwarna ungu, ke dalam suatu
lubang besar yang tersembunyi di bawah pohon ash itu dan kemudian tiba
di sebuah negara yang bernama Negeri Dahuai'an.
Perdana
Menteri negara itu sudah menunggu di luar istana raja untuk menyambut
Chunyu Fen. Ketika diketahuinya bahwa raja negara tersebut ingin
mengawinkan Puteri Jinzhi dengannya, Chunyu Fen merasa sangat heran.
Mau tak mau, dia langsung dibawa masuk ke kamar pengantin dalam istana
itu. Setelah menikah dengan puteri itu, Chunyu Fen ditugaskan sebagai
Kepala Kabupaten Nanke.
Oleh
karena kebijakannya yang berkelanjutan untuk mengatasi kesulitan rakyat
serta membangun Kabupaten tersebut, dia menjadi seorang pegawai yang
amat dihormati dan disayangi oleh rakyat. Dia dikaruniai lima orang
anak lelaki dan dua orang anak perempuan. Kehidupannya bersama
anak-anaknya, serta Puteri Jinzhi juga sangat bahagia.
Namun, tiba-tiba, pada suatu hari, negara Tanluo telah melakukan
serangan mendadak terhadap Negara Dahuai'an. Pasukan militer yang
dipimpin oleh Chunyu Fen mengalami kekalahan yang sangat parah. Tidak
lama setelah itu, Puteri Jinzhi pula meninggal dunia akibat diserang
penyakit.
Menghadapi
bencana yang terus menerus menimpanya, Chunyu Fen yang sudah
kehilangan wibawa itu memutuskan untuk meletakkan jabatannya. Dengan
hati yang penuh duka dan kecewa, dia pun pulang ke kampung halamannya.
Setelah hendak masuk ke dalam rumahnya, dia terkejut saat melihat
dirinya sedang tidur lelap di bawah pohon ash di depan rumahnya.
Dia merasa sangat takut sehingga terjaga dari mimpinya. Ketika melihat pembantu rumahnya sedang membersihkan halaman dan teman-temannya yang ada di situ sedang mengobrol dengan gembira, barulah dia merasa tenteram kembali.
Dia merasa sangat takut sehingga terjaga dari mimpinya. Ketika melihat pembantu rumahnya sedang membersihkan halaman dan teman-temannya yang ada di situ sedang mengobrol dengan gembira, barulah dia merasa tenteram kembali.
Kisah dibalik Peribahasa Cina, "Nan Ke Yi Meng ( 南柯一梦 )" ini mempunyai arti, bermimpi di siang hari
atau mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin dapat direalisasikan.
Tidak ada komentar:
Write komentar