|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 02 Juni 2012

Pendeta Tao dan Serangga

 

Bukan di tempat yang tenang dan nyaman keinginan dan impian kita bisa tercapai, tetapi jika kita mempunyai sebuah kenyakinan dan hati yang tak tergoyah, terus bertahan dengan kenyakinan tersebut maka keinginan bisa tercapai.

Ketika bergaul dengan sesama manusia, harus selalu melihat kekurangan diri sendiri dan berusaha semaksimal mungkin merubah kebiasaan buruk tersebut, belajarlah dan usahakan hati ini bisa tetap tenang menghadapi hal apapun, maka semua hal akan bisa diselesaikan dengan mudah dan baik.
Ada seorang pendeta Tao yang sangat taat, pada tengah malam dia duduk pavilion sedang meditasi, disampingnya ada beberapa serangga sedang menjerit, suara mereka sangat bising.

Pendeta Tao ini lalu memikirkan bagaimana supaya dia tidak mendengar suara keributan tersebut, tetapi setelah mencoba berbagai cara dia gagal menjadi tenang, lalu dengan tidak sabaran dia membuka kedua matanya dan menghardik, ”Diam! Apakah kalian tidak melihat saya sedang bermeditasi?”

Sungguh heran, begitu dia menghardik dengan suara keras serangga-serangga ini tidak mengeluarkan suara lagi. Dia menjadi terkejut, tiba-tiba dia menyadari bahwa hatinya harus tenang dan tidak boleh marah.

Setelah hatinya tenang, timbul sebuah niat, “Mungkin, sekarang saya menyuruh serangga mengeluarkan suara, mungkin pikiran saya tidak akan dikacaukan lagi oleh suara jeritan mereka lagi.”

Dia memutuskan sesuai dengan niat pikirannya akan melakukannnya, lalu dengan perlahan-lahan dia berkata, “Menjeritlah kalian.” Tidak berapa lama kemudian, tanpa disadarinya serangga-serangga disekelilingnya dengan serentak menjerit lagi.

Tetapi dia tidak merasa bising lagi, malahan dia merasa hatinya tenang dan santai. Dia menyadari, jika didalam hatinya terus memikirkan jeritan serangga-serangga tersebut, berusaha dengan keras menyuruh hatinya tenang, malahan akan terjadi sebaliknya.

Tidak ada komentar:
Write komentar