Tseng Kuo Fan ( 曾国藩 ) tidak dilahirkan sebagai seorang yang pintar, tetapi dia
sangat rajin. Pada suatu malam, ketika dia sedang belajar dan menghafal
pelajaran di luar rumah Tseng Kuo Fan ada seorang pencuri. Pencuri ini
bersembunyi di atap rumahnya, biasanya dia menunggu penghuni rumah
mematikan lampu maka dia akan masuk kedalam rumah mencuri.
Tetapi sekali ini pencuri menunggu sangat lama, lampu di dalam rumah
masih belum dimatikan. Masih terdengar didalam rumah ada suara orang sedang
menghafal. Berulang-ulang menghafal pelajaran yang itu-itu saja, tetapi
suara orang tersebut masih tersendat-sendat dan belum dapat menghafal dengan
baik.
Pencuri yang berada diatap rumah sudah menunggu berjam-jam, kepalanya sudah
mulai pusing mata sudah berkunang-kunang, di dalam hatinya sudah sangat
marah. Akhirnya dengan tidak sabaran dia turun dari atap rumah, berdiri
dihadapan Tseng Kuofan dan memakinya, “Engkau sungguh bodoh, bagaimana
bisa sekolah? Saya mendengar engkau menghafal 3 kali, seharusnya sudah bisa
menghafar di luar kepala, tetapi engkau telah menghafalnya berjam-jam masih
tidak lancar, sungguh bodoh.”
Setelah berkata demikian masih di hadapan Tseng Kuo Fan dia menghafal
pelajaran yang dihafal Tseng dengan lancar. Setelah itu dia pun berjalan
pergi dengan sombong.
Tseng Kuo Fan merasa sangat terkejut dan malu, dia merasa terkejut
karena daya ingat pencuri ini sangat bagus. Dia merasa malu karena dia tidak
bisa dibandingkan dengan seorang pencuri, lalu dia memutuskan mulai saat
itu dia akan sangat rajin belajar.
Setelah beberapa tahun kemudian, Tseng Kuo Fan akhirnya bisa mendapatkan
gelar dan menjadi hakim. Kemudian dia ditugaskan menjadi hakim di
daerah. Tidak berapa lama kemudian, di daerahnya tertangkap seorang
pencuri.
Ketika dihadapan pengadilan, Tseng Kuo Fan duduk dikursi hakim
sedangkan pencuri tersebut berlutut di hadapannya. Ketika dia memandang
pencuri tersebut, dia merasa mengenal pencuri tersebut. Setelah berpikir
sejenak, dia teringat bertahun-tahun yang lalu disuatu malam pencuri
ini masuk kerumahnya dan memakinya sebagai seorang yang bodoh.
Lalu dengan tertawa dia berkata kepada pencuri tersebut, ”Hai pencuri, dahulu karena kepintaranmu saya merasa sangat malu, tetapi kenapa engkau
yang demikian cerdas sampai hari ini masih menjadi pencuri?”
Pada akhirnya Tseng Kuo Fan menjadi orang terkenal di dalam sejarah,
sedangkan pencuri yang pernah memakinya selamanya tetap menjadi pencuri.
( hui )
Tidak ada komentar:
Write komentar