Pada zaman sekarang, banyak orang yang sukses besar atau telah kaya raya, tetapi masih belum merasa puas dan cukup. Mereka telah menjadi manusia yang serakah dan tamak.
Kesadaran untuk merasa cukup, menjadi suatu hal yang baik dalam kehidupan ini. Orang yang merasa cukup akan hidup ini akan mampu bersyukur atas kebaikan Tuhan atas dirinya. Orang tidak perlu lagi mencari dan mencari untuk menumpuk kekayaan bagi dirinya sendiri.
Tahu cukup adalah Orang Kaya
- Dapat mengenal diri orang adalah Pandai
- Mampu mengenal diri sendiri adalah Pencerahan Batin
- Dapat mengalahkan orang lain adalah Kuat
- Mampu Mengalahkan diri sendiri adalah Perkasa
- Merasa diri sudah cukup adalah orang kaya
- Mau bekerja keras adalah orang yang punya cita-cita.
Seseorang yang tidak merasa cukup, bisa dikatakan masih miskin dan belum kaya. Karena semua yang mereka peroleh belum bisa memuaskan diri mereka. Sebaliknya, bila orang merasa cukup dan selalu mengucapkan syukur atas apa yang telah mereka dapatkan, mereka pantas disebut KAYA, tak berkekurangan. Maka Lao Zi mengatakan … “ Merasa diri sudah cukup adalah orang kaya”.
Seseorang yang tidak merasa cukup, bisa dikatakan masih miskin dan belum kaya. Karena semua yang mereka peroleh belum bisa memuaskan diri mereka. Sebaliknya, bila orang merasa cukup dan selalu mengucapkan syukur atas apa yang telah mereka dapatkan, mereka pantas disebut KAYA, tak berkekurangan. Maka Lao Zi mengatakan … “ Merasa diri sudah cukup adalah orang kaya”.
Orang yang dapat melihat kesalahan atau kekurangan orang lain adalah
orang Pandai. Sebaliknya, bila orang mampu melihat kelemahan atau
kekurangan diri sendiri, itu berarti … dia telah mencapai pencerahan
batin.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan,” Mengenal hati orang sulit, mengenal diri sendiri lebih sulit”
Melihat kesalahan atau kelemahan orang lain memang jauh lebih mudah,
daripada melihat kesalahan atau kelemahan diri sendiri. Kebanyakan orang
tidak mau melihat kesalahan diri sendiri.
Mereka merasa dirinya sebagai orang yang paling benar dan paling sempurna.
Mereka lebih suka mengorek atau menelanjangi kekurangan atau kesalahan orang lain.
Itulah yang dimaksud dengan “Gajah di pelupuk mata tidak tampak, jarum di seberang pulau tampak”
Lao Zi juga mengatakan bahwa orang yang bisa mengalahkan orang lain
adalah kuat. Sebaliknya, kalau mampu mengalahkan dirinya sendiri
adalah orang yang perkasa. Seorang jenderal bisa saja mengalahkan ribuan musuh di medan
peperangan, tetapi belum tentu mampu mengalahkan satu orang, yaitu
dirinya sendiri.
Tahu cukup tidak menjadi Hina
Ada 3 pertanyaan yang tidak dijawab oleh Lao zi sendiri. Semua diserahkan kepada pembaca.
1. Mana yang lebih disayang : Popularitas atau harga diri ??
2. Mana yang lebih penting : Kesehatan atau Harta benda ??
3. Mana yang lebih berbahaya : Mendapat atau Kehilangan ??
Ketiga Pertanyaan tersebut berangkat dari fakta, bahwa masih ada
banyak orang yang mati- matian mengejar popularitas dan kedudukan, tidak
segan-segan menyikut ke kanan dan ke kiri dan tidak malu menjual diri
dengan menjilat atasan.
Masih banyak orang yang bekerja keras dari pagi sampai malam, hanya
untuk mengejar dan menumpuk harta kekayaan hingga lupa makan dan
istirahat. Akhirnya setelah harta kekayaan terkumpul dan menjadi orang
kaya, pada akhirnya mereka justru menderita stroke, serangan jantung,
kanker dan sebagainya.
Manusia dilahirkan telanjang bulat dengan tidak membawa apa-apa dan
mati juga tanpa membawa apa-apa. Yang dibawa adalah karmanya, bukan
harta kekayaannya.
Selain itu, orang juga lebih gembira bila mendapat daripada
kehilangan. Umumnya, kalau sudah mendapat kedudukan atau kekayaan, orang
mengubah gaya hidupnya menjadi mewah berlebihan. Suaranya pun berubah menjadi lebih keras, tidak seperti biasanya.
Hal ini justru membahayakan dirinya. Pada Suatu hari, dia bisa saja mengalami kehilangan yang tidak terduga. Sesungguhnya orang bisa merasa kehilangan karena pernah mendapat.
Kalau orang sudah sukses memperoleh kedudukan dan namanya meroket
tinggi, sebaiknya dia tahu diri untuk berhenti dan tidak mengejar yang
lebih tinggi lagi.
Ada pepatah mengatakan,” Makin tinggi naeknya, makin sakit jatuhnya”. Maka orang yang tahu batas berhenti, akan bebas dari segala bahaya.
Tidak ada komentar:
Write komentar