|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 02 Juni 2012

Tahu Merasa Cukup

 


Pada zaman sekarang, banyak orang yang sukses besar atau telah kaya raya, tetapi masih belum merasa puas dan cukup. Mereka telah menjadi manusia yang serakah dan tamak.

Kesadaran untuk merasa cukup, menjadi suatu hal yang baik dalam kehidupan ini. Orang yang merasa cukup akan hidup ini akan mampu bersyukur atas kebaikan Tuhan atas dirinya. Orang tidak perlu lagi mencari dan mencari untuk menumpuk kekayaan bagi dirinya sendiri.
 
Tahu cukup adalah Orang Kaya

- Dapat mengenal diri orang adalah Pandai
- Mampu mengenal diri sendiri adalah Pencerahan Batin
- Dapat mengalahkan orang lain adalah Kuat
- Mampu Mengalahkan diri sendiri adalah Perkasa
- Merasa diri sudah cukup adalah orang kaya
- Mau bekerja keras adalah orang yang punya cita-cita.

Seseorang yang tidak merasa cukup, bisa dikatakan masih miskin dan belum kaya. Karena semua yang mereka peroleh belum bisa memuaskan diri mereka. Sebaliknya, bila orang merasa cukup dan selalu mengucapkan syukur atas apa yang telah mereka dapatkan, mereka pantas disebut KAYA, tak berkekurangan. Maka Lao Zi mengatakan … “ Merasa diri sudah cukup adalah orang kaya”.

Bila ada orang yang berusaha keras memperbaiki diri dan mau mengubah nasibnya, dia adalah orang yang punya cita-cita dan kemauan keras. Maka Lao Zi mengatakan,” Mau bekerja keras adalah orang yang punya cita-cita “.

Orang yang dapat melihat kesalahan atau kekurangan orang lain adalah orang Pandai. Sebaliknya, bila orang mampu melihat kelemahan atau kekurangan diri sendiri, itu berarti … dia telah mencapai pencerahan batin.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan,” Mengenal hati orang sulit, mengenal diri sendiri lebih sulit”

Melihat kesalahan atau kelemahan orang lain memang jauh lebih mudah, daripada melihat kesalahan atau kelemahan diri sendiri. Kebanyakan orang tidak mau melihat kesalahan diri sendiri.

Mereka merasa dirinya sebagai orang yang paling benar dan paling sempurna.
Mereka lebih suka mengorek atau menelanjangi kekurangan atau kesalahan orang lain.
Itulah yang dimaksud dengan “Gajah di pelupuk mata tidak tampak, jarum di seberang pulau tampak”

Lao Zi juga mengatakan bahwa orang yang bisa mengalahkan orang lain adalah kuat. Sebaliknya, kalau mampu mengalahkan dirinya sendiri adalah orang yang perkasa. Seorang jenderal bisa saja mengalahkan ribuan musuh di medan peperangan, tetapi belum tentu mampu mengalahkan satu orang, yaitu dirinya sendiri.

Tahu cukup tidak menjadi Hina

Ada 3 pertanyaan yang tidak dijawab oleh Lao zi sendiri. Semua diserahkan kepada pembaca.
1. Mana yang lebih disayang : Popularitas atau harga diri ??
2. Mana yang lebih penting : Kesehatan atau Harta benda ??
3. Mana yang lebih berbahaya : Mendapat atau Kehilangan ??

Ketiga Pertanyaan tersebut berangkat dari fakta, bahwa masih ada banyak orang yang mati- matian mengejar popularitas dan kedudukan, tidak segan-segan menyikut ke kanan dan ke kiri dan tidak malu menjual diri dengan menjilat atasan.

Masih banyak orang yang bekerja keras dari pagi sampai malam, hanya untuk mengejar dan menumpuk harta kekayaan hingga lupa makan dan istirahat. Akhirnya setelah harta kekayaan terkumpul dan menjadi orang kaya, pada akhirnya mereka justru menderita stroke, serangan jantung, kanker dan sebagainya.

Manusia dilahirkan telanjang bulat dengan tidak membawa apa-apa dan mati juga tanpa membawa apa-apa. Yang dibawa adalah karmanya, bukan harta kekayaannya.

Selain itu, orang juga lebih gembira bila mendapat daripada kehilangan. Umumnya, kalau sudah mendapat kedudukan atau kekayaan, orang mengubah gaya hidupnya menjadi mewah berlebihan. Suaranya pun berubah menjadi lebih keras, tidak seperti biasanya.

Hal ini justru membahayakan dirinya. Pada Suatu hari, dia bisa saja mengalami kehilangan yang tidak terduga. Sesungguhnya orang bisa merasa kehilangan karena pernah mendapat.

Kalau orang sudah sukses memperoleh kedudukan dan namanya meroket tinggi, sebaiknya dia tahu diri untuk berhenti dan tidak mengejar yang lebih tinggi lagi.

Ada pepatah mengatakan,” Makin tinggi naeknya, makin sakit jatuhnya”. Maka orang yang tahu batas berhenti, akan bebas dari segala bahaya.

Tidak ada komentar:
Write komentar