Ketika kita memikirkan sebuah rencana, maka harus dipikirkan
segala sesuatunya secara matang. Hanya dengan memiliki hati dan pikiran yang bijak, maka sebelum kita melakukan segala sesuatu kita akan dapat mengurangi resiko buruk yang akan terjadi dengan memikirkan keadaan sekarang dan keadaan masa depan.
Jika tidak, maka sesuatu rencana yang betapa baik pun, mungkin hanya akan menjadi sebuah impian saja.
Pada suatu hari, ketika Raja Zhi sedang rapat dengan para menteri, dia berkata kepada para menteri, “Negera kita dikelilingi oleh beberapa negara yang kuat, setiap tahun kita harus merubah taktik dan memperkuat militer kita, sekarang saya mempunyai sebuah rencana yang luar biasa, yang dapat menyelesaikan masalah ini.”
Jika tidak, maka sesuatu rencana yang betapa baik pun, mungkin hanya akan menjadi sebuah impian saja.
Pada suatu hari, ketika Raja Zhi sedang rapat dengan para menteri, dia berkata kepada para menteri, “Negera kita dikelilingi oleh beberapa negara yang kuat, setiap tahun kita harus merubah taktik dan memperkuat militer kita, sekarang saya mempunyai sebuah rencana yang luar biasa, yang dapat menyelesaikan masalah ini.”
Seorang menteri yang bernama Aiche bertanya,”Apa rencana paduka?” Raja Zhi berkata, “Saya akan mendirikan sebuah tembok raksasa yang
mengelilingi seluruh perbatasan negara kita, sehingga negara yang lain
terpisah dengan negara kita. Maka tidak ada satu negarapun yang bisa
menyerang negara kita lagi. Coba kalian pikirkan bukankah ini sebuah ide
yang cemerlang dan tak ternilai harganya?”
Aiche berkata, “Paduka, ini adalah sebuah proyek besar, apakah rakyat bisa menanggung akibatnya?” Raja Chi berkata, “Saya tahu, jika membangun tembok itu banyak rakyat
yang akan menderita, tetapi untuk jangka panjang hal ini dapat
mengurangi peperangan yang dapat menimbulkan petaka dan penderitaan
rakyat yang lebih besar. Bukankah hal ini menguntungkan?”
Setelah terdiam beberapa saat, Aiche dengan serius dan jujur berkata
kepada raja Zhi, ”Kemarin pagi, ketika terjadi badai salju dan ketika
saya akan pergi ke istana, saya melihat di jalanan ada seorang yang
berpakaian compang camping dan robek sana-sini terbaring ditengah jalan. Kelihatannya dia sudah akan membeku karena kedinginan, tetapi matanya
terus memandang ke langit melagukan pujian kepada Dewa.
Saya sangat heran, lalu bertanya kepada orang tersebut kenapa dia berbuat demikian? Oang itu menjawab, “Dewa mengkaruniakan badai salju ini sangat menakjubkan, dapat diduga panen gandum tahun depan pasti akan sangat sempurna. Orang-orang akan dapat mengisi perutnya dengan kenyang. Tetapi, bagi saya tahun depan itu terlalu jauh, sekarang saya sudah hampir mati kedinginan!.
Saya sangat heran, lalu bertanya kepada orang tersebut kenapa dia berbuat demikian? Oang itu menjawab, “Dewa mengkaruniakan badai salju ini sangat menakjubkan, dapat diduga panen gandum tahun depan pasti akan sangat sempurna. Orang-orang akan dapat mengisi perutnya dengan kenyang. Tetapi, bagi saya tahun depan itu terlalu jauh, sekarang saya sudah hampir mati kedinginan!.
Paduka, hamba beranggapan hal seperti yang paduka katakan untuk mendirikan tembok raksasa, kehidupan rakyat sekarang sudah cukup
menderita, siapa lagi yang bisa memikirkan kemakmuran masa depan? Apakah
mereka bisa menunggu sampai tembok raksasa ini selesai dibangun dan
siapakah yang bisa menikmati kemakmuran itu?” Raja Zhi terdiam setelah mendengar perkataan Aiche.
Tidak ada komentar:
Write komentar