Segala
kebahagiaan dan keberuntungan dalam kehidupan manusia semua terlahir
dari pahala seseorang. Melakukan hal baik dapat mendapatkan balasan
kebaikan.
Sebaliknya jika selalu berpikiran jahat demi keuntungan pribadi serta melakukan tindakan kejahatan, maka pada akhirnya pasti akan mendapatkan balasan kejahatan.
Sebaliknya jika selalu berpikiran jahat demi keuntungan pribadi serta melakukan tindakan kejahatan, maka pada akhirnya pasti akan mendapatkan balasan kejahatan.
Tidak
peduli Anda melakukan hal apapun, syarat utama yang perlu dimiliki untuk
mencapai kesuksesan adalah menjadi seseorang yang bajik, bermurah hati,
dan bermoral. Segala sesuatu yang berada dalam masyarakat manusia
semuanya dikendalikan oleh yang di Atas.
Sedangkan yang di Atas tidak
melihat seberapa besar kehebatan dan kemampuan Anda, juga tidak melihat
setinggi apa cita-cita Anda, Dia hanya melihat seberapa banyak pahala
yang Anda miliki.
Jika
seorang raja dapat memerintah dengan bijaksana, menghormati langit, dan
mencintai rakyatnya, maka negeri yang dipimpinnya akan makmur sejahtera
dan kuat.
Sebaliknya
jika raja tersebut tidak berkebajikan, maka bukan manusia yang akan
menggulingkan kekuasaannya, melainkan langit yang akan menumbangkannya,
tidak membiarkan dia menjadi bencana bagi negeri itu untuk mencelakai
rakyatnya. Ini adalah manifestasi dari perbuatan jahat yang mendapatkan
balasan jahat dan perbuatan baik akan mendapatkan balasan baik dari
seorang raja didalam suatu dinasti.
Prinsip
yang sama juga berlaku pada sebuah marga. Jika anggota keluarga sebuah
marga secara turun temurun sangat mementingkan kebajikan, maka anak cucu
keturunan marga tersebut juga akan mendapat perlindungan. Marga
tersebut akan menjadi sejahtera dan makmur. Jika keluarga tersebut
berangsur-angsur meninggalkan tradisi, melanggar moral, tidak
berdisiplin, dan melakukan hal-hal yang amoral, maka anggota keluarga
dari marga tersebut akan mengalami ketidak beruntungan dan kemerosotan.
Keluarga
manakah yang tidak ingin memiliki penerus? Siapakah yang ingin tidak
berketurunan? Kemakmuran dan ke-sejahteraan sebuah keluarga bukan
ditentukan oleh nasib, melainkan ditentukan oleh perilaku kebajikan diri
sendiri. Jika orang tersebut mengumpulkan banyak pahala dengan
melakukan kebaikan, bersikap murah hati, berlapang dada, dan
memperlakukan orang lain dengan baik, maka sudah pasti langit tidak akan
membiarkan orang tersebut tidak berketurunan.
Orang
tersebut akan menerima berkah dari langit dengan anak cucu yang makmur
dan sejahtera. Nasib tercipta oleh diri sendiri. Balasan sebab akibat
dari perbuatan diri sendiri akan dirasakan oleh diri sendiri juga. Jika
ingin mengubah nasib harus dimulai dari mengubah diri sendiri, bertobat
dan memulai hidup yang baru. Memupuk hati menuju kebaikan dapat mengubah
nasib diri sendiri.
Manusia
berencana Tuhan yang menentukan. Manusia mengatakan takdir tidak dapat
dihindari. Sebenarnya tidak semuanya adalah mutlak. Manusia sangat
labil, sifat kejahatan dan kebaikan berada bersamaan dalam diri manusia,
hanya melihat manusia memilih yang mana. Jika manusia memilih kebaikan
maka akan mendapatkan balasan kebaikan. Jika memilih kejahatan maka
akhirnya akan mendapatkan balasan kejahatan.
Hanya
saja manusia acapkali hanya melihat keuntungan sesaat yang berada di
depan mata dan tidak memikirkan akibat di kemudian hari. Apa yang
ditabur itulah yang akan dituai, menabur benih kejahatan mana mungkin
mendapatkan buah kebaikan? Sekilas pikiran yang timbul dari hati
manusia, segera akan diketahui oleh langit dan bumi.
Keluarga yang
mengumpulkan kebaikan pasti akan mendapatkan kemakmuran. Keluarga yang
mengumpulkan kejahatan pasti akan mendapatkan malapetaka. Langit sangat
adil, kebaikan maupun kejahatan semua akan mendapatkan balasan, perilaku
kebaikan atau kejahatan tidak dapat mengelabui yang di Atas.
Seseorang
yang melakukan kejahatan, dilihat secara permukaan orang tersebut
sedang mencelakai orang lain. Tetapi sebenarnya dia sedang mencelakai
diri sendiri. Ketika orang tersebut sedang membiarkan semua hasrat ego
diri sendiri tidak terkendali, saat itulah dia sedang memusnahkan
dirinya sendiri.
Manusia acapkali mengeluh pada Tuhan karena tidak
memperlakukan dirinya dengan adil ketika menerima balasan buah
kejahatan. Sebenarnya manusia tidak memahami bahwa semua balasan buah
kejahatan itu adalah karena dirinya sendiri.
Jika
ingin sukses di tengah masyarakat, seseorang harus menaruh perhatian
pada perilaku moral diri sendiri. Hanya yang memiliki moral dan mentaati
perintah-Nya baru akan mendapatkan perlindungan dari Yang Maha Kuasa.
Hanya manusia yang bermoral dan berbudi luhur baru dapat memikul
tanggung jawab besar yang diberikan Tuhan kepadanya.
Tidak ada komentar:
Write komentar