Ketika manusia sedang mengalami keterpurukan dalam hidupnya, maka manusia akan mengutuk dan berkeluh kesah. Daripada
mengutuk, bukankah lebih baik kita intropeksi pada diri kita sendiri apa yang telah kita lakukan.
Dengan demikian bukan saja dalam hati kita tidak akan terpendam hawa amarah, tetapi ketika kita hati kita tidak jadi marah, kita juga akan merasakan betapa anggun sikap kita ini.
Dengan demikian bukan saja dalam hati kita tidak akan terpendam hawa amarah, tetapi ketika kita hati kita tidak jadi marah, kita juga akan merasakan betapa anggun sikap kita ini.
Selain
itu ketika kita bisa dengan berkepala dingin menghadapi suatu masalah,
seringkali masalah itu bisa berubah dengan sendirinya menjadi lancar,
mungkin itulah yang dikatakan dengan “sesuatu dapat berubah menjadi
keberuntungan adalah seiring dengan adanya perubahan hati!”
Alangkah malangnya saya ini, dimasa muda yang sedang berprestasi mengalami perlakuan yang tidak adil. Tempat itu layaknya sama seperti neraka, sempit hingga sulit untuk membalikkan badan, sama sekali bukan tempat tinggal manusia.
Ketika orang ini sudah berumur lebih dari 70 tahun,dia dirundung kemiskinan dan penyakit, yang akhirnya membuat dia tidur di ranjang tidak bisa bangun. Saat akan meninggal, pastur datang di-samping ranjangnya, Anak yang malang sebelum Anda tiba di surga, mengakulah dosa-dosa yang telah Anda perbuat di dunia fana ini!
Perkataan pastur itu belum selesai, dia yang berada di atas ranjang
sudah berteriak histeris, Saya tidak perlu pengakuan dosa, yang saya
butuhkan adalah kutukan, mengutuk mereka yang menyebabkan saya
dirundung oleh kemalangan.
Mengutuk kemalangan tidak bisa membawakan kebahagiaan. Mereka yang sudah terbiasa akan mengutuk dan mengeluh ketika mereka menghadapi kesengsaraan dan kemalangan. Sangat sedikit orang yang bisa berpikir dengan tenang, bahwa kesengsaraan dan penderitaan itu datang karena akibat dari perbuatan kita sendiri.
Mengutuk kemalangan tidak bisa membawakan kebahagiaan. Mereka yang sudah terbiasa akan mengutuk dan mengeluh ketika mereka menghadapi kesengsaraan dan kemalangan. Sangat sedikit orang yang bisa berpikir dengan tenang, bahwa kesengsaraan dan penderitaan itu datang karena akibat dari perbuatan kita sendiri.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar