Liu Yan Chang menulis puisi makian |
Setelah membakar dupa dan bersembayang, Yan Chang mengambil ciam si (ramalan), namun siapa tahu jawabannya ternyata aneh semua.
Misalnya ketika ditanya "Yang mulia Dewi, apakah aku akan lulus ujian?", maka jawabannya, "Ya kamu akan lulus ujian masuk penghuni kebun binatang."
Membaca jawaban-jawaban ngawur itu, Liu Yan Chang pun geram. "Dasar Dewi tidak tahu diri, pejabat dunia yang korup saja bisa dibuat menurut asal diberi uang, tidak seperti kau yang sudah makan persembahan dupa dariku tapi malah mengerjaiku....Tunggu saja gue balas lu !" gumamnya seraya mengambil sebuah kuas besar untuk mencoret-coret dinding kelenteng dengan puisi umpatan yang memaki-maki Shan Sheng Mu.
Apa yang sebenarnya terjadi? Ternyata sang Dewi sedang pergi saat Liu bersembayang tadi, sehingga doanya dijawab secara asal-asalan oleh Ling Zhi, pelayan sang Dewi yang nakal dan senang menggoda tamu kelenteng. Sekembalinya ke kuil, San Sheng Mu terkejut melihat puisi umpatan itu dan langsung menanyakan apa yang telah terjadi pada Ling Zhi. Karena takut dimarahi, Ling Zhipun sengaja menutup-nutupi keisengannya dan mengatakan Liu sebagai pemuda sombong yang tidak tahu diri.
Shan Sheng Mu dan LingZhi menolong Liu Yan Chang |
Begitu melihat bayangan Liu, Shan Sheng Mu langsung menurunkan topan, petir dan hujan salju untuk menyiksanya hingga pingsan.
Shan Sheng Mu awalnya ingin meninggalkannya begitu saja, tapi setelah dipikir-pikir lagi dia penasaran juga seperti apa tampang pemuda kurang ajar yang berani menghinanya, sehingga sang Dewipun membalikan badan Yan Chang agar bisa melihat mukanya.
Diluar dugaan ternyata Liu Yan Chang sangat tampan dan sama sekali tidak kelihatan seperti pemuda berandalan, sehingga Shan Sheng Mupun jadi curiga dan menginterogasi Ling Zhi tentang apa yang sebenarnya terjadi, dengan takut-takut akhirnya Ling Zhi pun mengaku bahwa Liu menulis puisi umpatannya itu karena dikerjai olehnya.
"Dasar budak sialan! aku hampir saja membunuh pemuda ini gara-gara keisenganmu, ayo cepat sekarang kita harus menolong tuan muda ini agar kita jangan dipersalahkan langit, " bentaknya kesal. Shan Sheng Mu dan Ling Zi kemudian menyamar sebagai seorang gadis desa dan ibunya yang membawa Liu Yan Chang ke gubuknya untuk dirawat.
Hari demi hari minggu demi minggu, Shan Sheng Mu dan Liu YanChang selalu bersama siang dan malam hingga ahirnya timbulah benih-benih cinta diantara mereka. Tanpa mempedulikan aturan langit lagi, kedua insan itupun menikah dan dalam waktu singkat saja Shan Sheng Mu melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Liu Chen Xiang (sesuai nama mas kawain yang diberikan oleh Liu YanChang, yaitu sebuah cincin yang terbuat dari kayu Chen Xiang.
Sementara itu ditempat lain, anjing langit sedang asyik makan buah persik diatas gunung Hua Guo dan senaknya membuang bijinya kebawah....PLUK ! Biji itupun jatuh tepat dikepala seekor kera, tapi bukan kera biasa melainkan siraja kera Sun Go Kong !
"Dasar mata tiga goblok ! Apa tidak bisa kau ajari anjing budukmu itu supaya jangan membuang sampah sembarangan digunung kakek Sun mu ini heh?" bentak Sikera sakti jengkel kepada Dewa Er Lang yang merupakan majikan anjing langit.
"Oh maaf raja sejagat, kukira kau sedang pergi mengambil kitab suci keBarat, makanya sengaja kusuruh anjingku membuang biji persiknya disini supaya bila kau pulang nanti gunung ini sudah dipenuhi pohon-pohon persik yang ranum untuk kau makan. Eh iya, maaf, maaf, sekarang aku baru ingat, kau kan sudah diusir gurumu gara-gara dijebak siluman tengkorak putih itu ya hahaha."
Mendengar kata-kata yang mengejek itu Sun Go Kong tidak marah dan malah tertawa terbahak-bahak, "Hue he he mata tiga, aku salut dengamu yang suka sekali bergosip , sayangnya kau malah tidak tahu urusan keluargamu sendiri. Kuucapkan selamat ya karena sebenatar lagi adik ketigamu akan melahirkan putra seorang manusia biasa hue he he." Mendengar kata-kata kakek Sun, Dewa Er Lang murka sekali dan segera pergi ke Hua Shan untuk menemui adiknya itu.
Shan Sheng Mu gembira sekali melihat kedatangan kakaknya yang dikiranya hendak memberi ucapan selamat atas kelahiran putranya, siapa tahu sang kakak malah langsung mengayunkan tombak bermata tiganya untuk menebas bayi dalam gendongan Shan Sheng Mu.
Mengetahui maksud kedatangan kakaknya yang tidak baik, Shan Sheng Mu segera mengeluarkan senjata pamungkasnya yaitu sebuah lentera berbentuk teratai yang ditempa oleh Dewi Nu Wa sendiri. Dengan memebaca mantra muncullah sebuah sinar terang benderang dari lentera itu yang mengusir Er Lang Shen, anjing langit dan semua pengikutnya.
Dewa Er Lang menangkap adiknya |
Beruntung sesaat sebelum ditindih dibawah gunung, dia masih sempat memberikan Chen Xiang pada Ling Zhi untuk diserahkan pada Liu Yan Chang yang sedang mengikuti ujian diibukota.
Tiga belas tahun kemudian Chen Xiang sudah remaja dan bersekolah. Suatu hari Chen Xiang pulang dengan tubuh babak belur sehingga membuat murka ayahnya, "Dasar anak durhaka, susah payah ayahmu banting tulang untuk menyekolahanmu, tak tahunya kerjamu malah cuma bertengkar setiap hari."
"Bukan salahku ayah, tadi sigendut Ma kembali menggangguku, katanya aku ini anak haram dan ibuku itu pelacur atau cewek matre makanya meninggalkan ayah. Tentu saja aku tidak terima dan langsung memukulnya".
"Ah jangan kau dengarkan gunjingan teman-temanmu itu nak, bukankah dulu sudah kuberitahu bahwa ibumu adalah wanita yang sangat mulia dan terhormat, bahkan lebih mulia dari ibunya si Ma yang anak pejabat itu" ujar YanChang sambil menghela napas sedih
"Tapi kalau ibuku benar semulia itu, kenapa dia meninggalkan ayah, apakah dia tidak tahan dengan kehidupan kita yang miskin..."
Karena merasa tidak sanggup lagi menutup-nutupi rahasia dari putranya itu, Liu Yan Changpun ahirnya menceritakan seluruh kisah kasihnya dengan Shan Sheng Mu. Setelah mendengar nasib malang yang menimpa ibunya, Chenxiang jadi murung dan menangis sepanjang hari, hingga ahirnya dia memutuskan untuk diam-diam pergi ke gunung Hua Shan untuk menolong ibunya.
Bersambung ke bagian ke 2
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar