Pada periode musim gugur, Hanjing adalah
menteri dari negara Jin sedangkan Shuxiang adalah tabib. Pada suatu
hari Hanjing mengeluh kepada Shuxiang, “
Saya adalah seorang menteri yang hanya nama saja, tetapi tidak mempunyai pendapatan yang seperti seorang menteri, lebih miskin dari tabib biasa seperti dirimu.”
Dia sebenarnya ingin menarik rasa simpatik dari Shuxiang, tetapi tidak disangka Shuziang malahan mengangkat tangannya berjabatan dengannya serta mengucapkan selamat kepadanya.
Lalu dia berlutut di hadapan Shuxiang untuk mengucapkan terima kasih atas
nasehatnya, “Saya hanya khawatir harta yang saya miliki, ini adalah hal
yang bisa menghancurkan saya dan bangsa saya. Saya sangat menghargai
nasehatmu bahkan leluhur dan keturunanku juga harus berterima atas
nasehatmu ini!” (Erabaru)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Saya adalah seorang menteri yang hanya nama saja, tetapi tidak mempunyai pendapatan yang seperti seorang menteri, lebih miskin dari tabib biasa seperti dirimu.”
Dia sebenarnya ingin menarik rasa simpatik dari Shuxiang, tetapi tidak disangka Shuziang malahan mengangkat tangannya berjabatan dengannya serta mengucapkan selamat kepadanya.
Hanjing tidak mengerti maksudnya, “Saya sudah demikian miskin, engkau
tidak bersimpati kepada saya, malahan mengucapkan selamat kepada saya,
apa sih maksudmu?”
Shuxiang tidak langsung menjawab pertanyaan Hanjing, dia menceritakan 2
tokoh sejarah yaitu Luan Shu yang miskin dan berbudi luhur serta Hao
Zhifu yang kaya tetapi tidak bermoral.
Luan Shu dahulu juga adalah seorang menteri,menurut peraturan dia akan
mendapat jatah sawah 500 ha, tetapi dia sama sekali tidak menerima
bahkan 100 ha saja tidak diterima, dia sangat miskin sampai untuk
bersembahyang saja tidak bisa membayar uang dupa. Tetapi dia justru
bukan karena miskin lalu menjadi jahat, bahkan dia semakin memperhatikan
karakter moralnya, karena karakter moralnya yang baik selalu
menyebarkan kebaikan dan membantu rakyat akhirnya dia sangat dihormati
dan disayangi oleh seluruh rakyat.
Sedangkan Hao Zhifu kebalikannya, dia juga adalah salah satu dari
menteri, harta kekayaan milik keluarganya melebihi separuh dari total
kekayaan seluruh negara, tetapi orangnya sombong, licik, tamak, dan selalu
tidak puas dengan kekayaannya. Dia juga selalu merasa kekuasaannya tidak cukup besar,
bahkan mempergunakan kedudukannya sebagai menteri untuk mengorek lebih banyak lagi
kekayaan dari negara dan rakyat untuk berfoya-foya. Akhirnya dia mati
menggenaskan, dicaci maki dan dibenci oleh negara dan rakyat.
Shuxiang setelah selesai bercerita, lalu berkata lagi kepada Hanjing,
“Sekarang engkau miskin bagaikan Luan Shu, tetapi engkau pasti bisa
meniru perbuatan dan kebajikan serta memperhatikan karakter moral, oleh
sebab itu saya mengucapkan selamat kepadamu.
Jika kita tidak
memperhatikan karakter moral kita, hanya memikirkan dan khawatir kepada
harta kita, maka engkau akan sama dengan Hao Zhifu, sudah tentu saya
tidak akan mengucapkan selamat kepadamu!”
Hanjing segera tersadarkan setelah mendapat nasehat, dia segera menyadari bahwa
karakter moral yang tinggi lebih penting daripada kekayaan, seharusnya
dia tidak usah khawatir karena miskin, tetapi harus seperti Luan Shu
walaupun miskin tetapi berbudi luhur, ini adalah kekayaan yang tak
terhingga untuk masa depan.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar